Chapter 1

60 8 1
                                    

Agares tak tahu kenapa ia bisa berakhir di sebuah rumah bersama seorang gadis yang baru ia temui. Sungguh, ia begitu kaget saat pertama kali melihat gadis itu.

Wajah dan aura yang dimiliki Helena begitu membuatnya tenang, ia seperti kembali ke tempat seharusnya saat merasakan sentuhan hangat dari telapak tangan Helena. Ia tak pernah merasakan sehangat itu bahkan di istana bulan sekalipun. Hal itu mengingatkannya kepada mendiang ibunya, Selena.

"Sepertinya aku harus membawanya ke istana bulan."

Helena kembali dari dapur, ia mengambil handuk dan kompresan.

"Agares, keringkan rambutmu dulu. Aku akan mengambil pakaian milik saudaraku supaya bisa kamu kenakan."

Agares hanya mengangguk, lalu kembali sendiri lagi.

Ia baru menyadari, kenapa ia seperti mencium darah dari klan bulan meski samar namun masih familiar baginya.

'apa itu suruhan paman aslan untuk mengikutiku, ya?' batinnya.

Helena kembali dengan hoodie milik sepupunya.

"Astaga, ku pikir kamu sudah mengeringkan rambutmu!" Helena segera menghampiri Agares lalu dengan cekatan dikeringkannya rambut tersebut.

Agares langsung menyadari bahwa bau darah campuran itu berasal dari Helena itu sendiri, segera ia terawang tubuh milik gadis itu dan betapa kagetnya ia saat menyadari bahwa pedang pusaka Acturus dan buku kuno yang selama ini menjadi harta pusaka yang dicari cari klannya dan klan bintang malah tersegel di dalam tubuh milik Helena.

"Oh iya, Kamu tinggal dimana sih? Kok aku baru lihat kamu ya?" Pertanyaan Helena sontak membuat pemikiran yang timbul di kepala Agares segera menghilang.

"Aku tinggal di atas sana."

Helena bingung, apakah mungkin yang dimaksudnya itu jauh dari tempatnya ya?

"Uhm ... baiklah sudah selesai. Sekarang pakai hoodie ini supaya kamu merasa hangat."

Helena segera berbalik badan untuk menunggu Agares mengganti pakaiannya.

"Sudah selesai."

Helena berbalik lalu duduk di samping Agares. Mereka berdua bercerita layaknya dua orang yang sudah kenal lama. Namun, di sela sela obrolan itu tiba tiba ada panggilan darurat dari klan bulan yang membuat Agares harus segera ke Istana.

"Maaf aku harus pergi, aku sudah membuat janji." Begitulah alasannya.

"Kalau begitu ini ambillah, beberapa makanan ringan yang bisa kamu konsumsi disana. Ambil yaa aku tidak terima penolakan." Helena mengambil telapak tangan Agares kemudian menyampirkan sekantong plastik makanan.

Agares tersenyum tipis, lalu mengangguk. Helena mengantarnya hingga kepintu.

.

.

.

.

.

.

Aula Istana Bulan

Perjamuan diadakan, disana telah berkumpul para pemimpin klan, mentri, jendral, berserta orang orang penting dari setiap klan di alam para dewa, semuanya terlihat menikmati perjamuan tersebut.

Namun, ada yang kurang.

"Tuan Agares kemana?" Tanya seorang menteri dari klan Matahari.

"Mohon tunggu sebentar lagi, tuan Agares sedang ada urusan sebentar." Jawab penasihat Klan.

Tak lama setelah mengatakan hal itu, Agares kemudian datang. kehadirannya diselingi dengan aura hitam pekat khas pembunuh, area di sekitar aula terasa dingin dan mencekam.

Agares duduk di atas titahnya, menatap dingin kepada para tamu tamu yang hadir.

Seorang dewa mencelutuk dan menjentikkan jarinya, suasananya kembali mencair.

"Kau selalu membuat orang sekitarmu membeku, saudaraku." Kata Isaac, salah satu dewa dari klan Matahari.  

"Hmm. terima kasih, Isaac." Jawabnya

"Baiklah bisa kita mulai acaranya? Aku juga ingin memberitahu kalian mengenai beberapa hal yang sudah aku temukan di bumi." Kata Balmon, dewa yang menempati hierarki tertinggi di alam dewa, pemimpin klan Bintang.

Agares mengangguk lalu mempersilakan para tamunya untuk menikmati perjamuan ini.

---

AGARES || Markren [GS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang