Three

274 33 1
                                    

Happy reading all


"Mari. Sudah waktunya kita memainkan permainan [Hantu menangkap manusia]" ucap Ego saat dia akhirnya selesai menjelaskan sistem nomor urut sebagai peringkat.

"Batas waktunya 136 detik" setelah Ego mengatakan itu, sebuah bola tiba-tiba jatuh entah dari mana.

"Orang yang terkena bola adalah [Hantu]. Yang masih menjadi [Hantu] saat waktunya habis, lock off"

'Hah?!'

"Selain itu, dilarang menyentuh bola menggunakan tangan" tepat setelah dia mengatakan itu, Ego menghilang dari layar dan di gantikan dengan hitungan batas waktu dan keterangan yang menyatakan Igarashi sebagai [Hantu]-nya.

"Ini mana bisa di sebut sepak bola" ucap seorang pemuda berwajah garang.

"Aku peringkat terakhir, karena itu aku menjadi [Hantu] yang pertama" Igarashi berjalan mendekati bola.

"Aku akan berjuang habis-habisan!" Tekad Igarasi.

"Siapapun yang tereliminasi, tidak boleh dendam" ucap lelaki botak itu saat dia menatap orang-orang di sekitarnya.

"Tunggu, apa kau percaya dengan omong kosongnya?" Tanya seorang pemuda pada Igarashi.

"Bagaimana jika seandainya itu sungguhan?" Igarashi balik bertanya dengan suara yang lebih tinggi sebelum akhirnya dia menghela nafas dan kembali berbicara.

"Aku mau mencoba berjuang. Jika kalah, aku harus menjadi biksu di biasa untuk selamanya"

'Orang yang tereliminasi di sini, tidak  bisa menjadi anggota tim perwakilan Jepang untuk selamanya' batin Isagi.

"Horaaa!" Igarashi mulai mengiring bola, orang-orang yang melihat itu sontak saja berusaha menghindar.

Ada empat orang yang terpojo di pojok ruangan, dua di antaranya adalah Isagi dan Kira, melihat hal itu Igarashi langsung mendekati mereka.

"Tinggu, jangan kemari" namun Igarashi tak mendengarkan dan terus mendekat.

"Maaf, Isagi!" Seru Igarashi, dia tampaknya sudah mengincar Isagi, dia menendang bola dengan kencang kearah Isagi, tapi sayangnya Isagi berhasil menghindar.

"Sial!" Umpat Igarashi saat tendangannya gagal mengenai incarannya.

"Permainan ini sungguh dungu. Aku bergabung untuk menentang bedebah itu" ucap Kira dengan kata 'bedebah' yang mengacu pada Ego.

Beralih pada Igarashi, bocah biksu itu menendang bola, namun lagi-lagi bola itu gagal mengenai sasaran.

"Sial, tidak bisa menenai mereka. Gawat!" Seru Igarashi dengan kesal saat dia mengejar bola menggelinding menjauh darinya.

Bola itu akhirnya berhenti, berhenti tepat di dekat seorang pemuda yang asyik tertidur. Melihat pemuda itu Igarasi terkekeh senang, dia memiliki sasaran yang mudah, pikirnya.

"Habislah kau!" Ucap Igarashi saat dia akan menendang bola sebelum tanpa di duga-duga, pemuda yang tertidur itu bangun dan langsung menendang wajah Igarashi dengan kuat hingga membuat Igarashi terhuyung kebelakang dan hidungnya mengeluarkan darah.

"Oi! Ini termasuk pelanggaran bukan?" Tanya Igarashi tak terima sambil menutupi hidungnya.

"Barusan, katanya hanya 'dialarang menyentuh bola dengan tangan', bukan?" Tanya pemuda yang tak lain adalah Bachira Meguru, sambil menggosok matanya.

'Siapa dia?' Batin Isagi saat dia menatap Bachira dengan penuh tanda tanya.

Seseorang tiba-tiba memegang pundak Bachira dan membuat sang empu sontak menoleh untuk melihat siapa yang memegang pundaknya, itu adalah Kunigami Rensuke, pemuda bersurai oranye yang pakaiannya tanpa sengaja terbang ke wajah Isagi di bab sebelumnya.

"Aku benci cara curang seperti ini. Bermainlah dengan sportif" ucap Kunigami pada Bachira.

"Kau ini anak teladan ya?" Bachira membalas, Kunigami hanya dia sebelum Buak! Sebuah bola menghantam wajahnya.

Ya, Igarashilah yang menendang bola itu, dia memanfaatkan kesempatan saat Kunigami lengah untuk mengincar Kunigami dan dia berhasil.

"Bagus, ada kesempatan! Namusan!" Seru Igarashi kegirangan.

"Berengsek!" Kunigami menggeram marah, dia jelas marah karena orang yang dia bela malah menusuknya dari belakang.

"Awas kau kepala kastanye, akan kuhabisi kau!" Kunigami dengan sekuat tenaga menendang bola kearah Igarashi, melihat itu Igarashi segera menarik Isagi yang ada di dekatnya untuk menjadi perisainya.

Buak!

Kalian pasti mengira Isagi akan terkena bola sesuian dengan animenya bukan? Tapi nyatanya tidak, kenapa? Karena Shouta menghadang bola itu menggunakan kakinya dan sekarang Shoutalah yang menjadi [Hantu].

"S-sou!?" Isagi tampak terkejut sekaligus berterimakasih karena Souta telah melindunginya dari bola itu, namun di sisi lain dia juga merasa bersalah, pertama Shouta harus menjadi [Hantu] karena melindunginya dan kedua, kaki Shouta sepertinya sedikit terluka karena menahan bola yang di tendang Kunigami.

"Aku tidak apa-apa Yo-chan, ini hanya goresan kecil" Shouta berkata pada Isagi, dia dengan mudah menebak rasa bersalah Isagi pada dirinya, karena semua itu terlihat jelas pada ekspresi di wajah Isagi.

"Tapi kakimu--"

"Nanti saja bicaranya Yo-chan..." Shouta memotong ucapa Isagi, dia melihat waktu yang terus berjalan di layar.

"Karena sekarang adalah saatnya aku bermain" ucapnya saat seringai terlukis di wajah manisnya bersamaan dengan dia yang menjilat bibirnya dengan nakal.

Mata Shouta terus bergulir mencari sasaran yang tepat, kenapa dia tidak langsung menembak orang-orang yang ada di dekatnya saja? Itu karena Shouta lebih suka jika berhadapan dengan orang yang menurutnya kuat, dia tipe orang yang menyukai tantangan.

"Ke~te~mu~!" Seringai Shouta semakin melebar saat dia melihat seseorang yang cocok untuk menjadi targetnya. Dia dengan cepat melesat kearah targetnya.

"Hee~ jadi akulah yang kau pilih?" Orang itu menyeringai kegirangan.

"Kamu, boleh juga" orang itu menjeda ucapannya sejenak sebelum kembali melanjutkan.

"Benar, jika ingin mengalahkan seseorang, maka haruslah orang yang kuat" orang yang tak lain adalah Bachira itu melesat dan merebut bola dari Shouta.

Shouta yang terkejut sontak melihat kearah Bachira dan mendapati seringai mengerikan tercetak di wajah pemuda itu.

'Apa-apaan itu?! Dia pasti gila!'

Shouta terus memperhatikan Bachira saat pemuda itu berlari mengiring bola dan mendekati Kira.

'Jangan katakan dia mengincar orang itu?'

Sesuai dugaan Shouta, Bachira memang mengincar Kira, dia menendang bola kearah Kira, tapi sialnya targetnya berhasil menghindar, namun Bachira tak kehilangan akal, dia berusaha menendang Kira walau pemuda itu berhasil menghindar.

Setelah berhasil menghindari tendangan Bachira, Kira berlari menjauhi pemuda itu, sementara Bachira, pemuda itu kembali menendang bola, kemudian bola itu mengenai Kira? Tidak, bola itu melesat tepat di atas Kira, Kira sendiri sudah kegirangan karena mengira tendangan Bachira meleset, namun sebenarnya tidak, bola itu di tendang bukan untuk mengenai Kira melainkan untuk di oper pada seseorang, dan orang itu adalah Isagi.

Kira langsung menghentikan langkahnya saat melihat Isagi yang berada di depannya, sorot mata pemuda itu sangat berbeda.

"Harus memilih orang yang terkuat" gumam pemuda itu sebelum Buak! Dia menendang bola dengan kencang dan tepat mengenai wajah Kira.

'Yo-chan...?'

Semua orang di ruangan itu membeku di tempat untuk beberapa saat. Kira menatap Isagi dengan tatapan tak percaya, begitu juga dengan Shouta namun beberapa saat kemudian raut wajah Shouta berubah menjadi seringai lebar.

Tbc....

Blue Lock x Male ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang