CSGA 6

4 1 2
                                    

Happy Reading

Malam ini di kediaman kyai idrus tepat nya di ponpes al hafidz kini tengah kedatangan tamu yang berupa keluarga dari halif sendiri.

Tampak mereka semua sangat saling melempar senyum karena nyaman dengan pembicaraan mereka saat ini. Begitu pun dengan ummi syaila.

Kini dia kemakan pikiran nya sendiri keluarga halif tak seperti yang dia bayangkan dan ekspetasikan apalagi aisyah. Ummi syaila terlihat sangat nyaman berbicara dengan wanita tersebut.

Ketika kedua orang tua dari kedua orang yang bersangkutan sangat menikmati dan saling berbicara satu sama lain, maka berbeda dengan aligha dan zahra.

Aligha lelaki itu kini tengah menunduk dalam. Diri nya memang terlihat diam. Namun percaya lah dalam pikiran nya aligha terus membatin menduga duga.

"Perempuan itu, bukan kah? Dia..." aligha teringat dengan pertemuan dia dengan gadis di hadapan nya pada saat diri nya akan pulang ke indonesia.

"Sebenarnya ada hubungan apa gadis ini dengan nazwa. Kenapa dia memanggil pak halif dengan sebutan ayah. Apa gadis ini adik nazwa? Kalaupun iya tapi kenapa ibu mereka berbeda." Sejenak aligha terdiam seraya berpikir hingga sesaat kemudian mata nya membola aligha refleks menegakkan badan nya.

"Astagfirullah,  tidak mungkin kan pak alif ..." Aligha segera menepis pikiran buruk yang berserang di kepala nya.

Tak beda jauh dengan zahra. Bahkan jantung nya saat ini berdetak lebih kencang dari biasa nya, zahra mengatur nafas nya mencoba meredupkan detakan jantung nya yang seperti berdisko.

"Ekhmm"

Deheman kyai idrus membuat aligha dan zahra menatap pria paruh baya tersebut.

"Zahra, saya mau bertanya!"

Jantung zahra tambah berdegup kencang kala mendengar suara kyai idrus yang seperti akan menelan nya padahal itu memang kebiasaan kyai idrus. Karena jiwa kepemimpinan sangat melekat di jiwa nya.

Kyai idrus tersenyum tipis melihat zahra yang terlihat gelisah dengan pelipis yang basah akan keringat "apa kamu ikhlas menerima perjodohan, antara kamu dan putra saya. Aligha?" Ujaran kyai idrus membuat semua orang yang berada di sana memusatkan pandangan mereka ke zahra seorang yang mana hal itu membuat zahra gugup dan malu di satu waktu.

"Zahra?" Panggil ummi syaila karena zahra yang tak kunjung menjawab

"A-aa na'am afwan, ibu" jawab zahra dengan tak enak.

"Jadi bagaimana zahra?" Ulang kyai idrus.

Menarik nafas perlahan "huftt. Bismillah hirrahmaa nirrahiim naam kyai zahra tidak keberatan sama sekali dengan perjodohan ini. Selain sebagai bentuk berbakti dan menghormati ayah sama bunda zahra juga yakin bahwa laki laki yang di pilihkan mereka juga pasti yang terbaik. Jadi alhamdulillah zahra menerima perjodohan antara zahra dengan putra kyai."

Jawaban yang keluar dari mulut zahra membuat semua orang terharu. Begitu pun dengan seorang lelaki yang sedari tadi bibir nya tak henti mengucapkan kalimat masya Allah karena kagum dengan cara bicara zahra. Gadis eh ralat calon istri nya.

"Alhamdulillah" ucap semuanya serempak termasuk ummi syaila.

Kini dia sadar bahwa belum tentu yang di luar terlihat jelek maka belum tentu di dalam nya akan seperti luar nya.

🍓🍓🍓

Setelah kepulangan keluarga halif dari pekarangan ponpes al hafidz kini aligha. Pemuda itu tengah melamun tepat di balkon kamar yang memperlihatkan indah dan luas nya pesantren al hafidz ini

"Ya allah jika memang ini sudah menjadi takdir hamba. Maka permudahkanlah dan berkahilah segala apa yang hamba lakukan di jalan mu"

Aligha menghela nafas lelah. Mata nya terlihat sayu aligha terus melihat memperhatikan pesantren abi nya sampai dia berdiri dan masuk ke kamar nya.

Lelaki itu berhenti di sofa setelah mengambil sebuah buku yang berjudul ilmu fiqih.

Begitu lah aligha jika dia sedang ada masalah maka yang di jadi kan pelampiasan adalah dengan cara belajar. Menambah ilmu, memperluas ilmu dan mengulang apa yang telah dirinya pelajari.

"Bismillah hirrahmanirrahiim"

Meninggal kan aligha yang tengah belajar untuk melampiaskan kelelahan nya zahra. Gadis itu kini sama hal nya dengan aligha yang tengah memikirkan segala hal yang berserang di kepala nya

"Ya allah jika memang gus aligha jodoh zahra maka dekat kan lah tapi jika memang dia bukan jodoh zahra maka buat lah menjauh tanpa ada nya pertengkaran atau pun sebuah masalah lagi"

Monolog nya seraya mencium al-qur'an di tangan nya.

Memang setelah datang dari ponpes al hafdz. Zahra langsung pamit kepada kedua orang tua nya untuk ke kamar dan melaksanakan shalat isya' karena memang mereka pergi ke ponpes al hafidz ba'da maghrib tadi.

"innamal a'malu binniyat. Jangan takut gagal sesungguh nya semua itu tergantung niat!"

TBC

Assalamu'alaikum temen² online ku🖤
Apa kabar sehat kan

Sorry yaa sudah ga pernah up
Pbl pbl (pendek banget loh)
Sorry ya kalau part 6 kali ini ga terlalu panjang
Tankyou see you love you.

Heheh jan lupa di follow seng seng ku 🍓🖤
Salam author 'salsa Am.'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Suci Gus AlighaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang