5. Sholat berjamaah

132 27 80
                                    

Yuk lanjut part-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuk lanjut part-nya ....

Langsung baca aja yaww bestieee....

_______

04.00 pagi, handphone Zea berdering menandakan alarm berbunyi.

"Hemm, udah mau subuh. Lebih baik aku bangun dan siap-siap untuk menyiapkan sarapan untuk ka Alzam" ujar Zea dengan memejamkan matanya sebentar untuk mengumpulkan energi.

Di kamar sebelah Alzam sedang mandi dan bersiap untuk sholat subuh dan menjalankan aktivitasnya kembali seperti mengaji sembari menunggu adzan berkumandang.

Di kamar sebelah Alzam sedang mandi dan bersiap untuk sholat subuh dan menjalankan aktivitasnya kembali seperti mengaji sembari menunggu adzan berkumandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Alzam ingin menaruh sajadah di lantai tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari luar kamarnya.

Tok

Tok

Tok

Alzam beranjak ke arah pintu untuk membukanya dan terkejut akan kehadiran Zea yang sudah berada di depan pintu dengan memakai mukenah beserta sajadah di tangan kanannya.

"Pagi kak!" Ujar Zea dengan senyuman manis.

"Pagi juga, ada apa? Mau ..." ujar Alzam dengan senyuman manis namun terlihat heran dan saat dirinya ingin ingin menanyakan sesuatu malah terpotong oleh ucapan Zea.

"Mau sholat bareng" sahut Zea dengan cepat.

Alzam yang mendengar ucapan Zea membuat hatinya sedikit senang.

"Hmm, Iyah silakan masuk" ujar Alzam mempersilahkan Zea untuk masuk ke dalam kamarnya dan memulai sholat subuh berjamaah.

Sholat subuh berjamaah ini menjadi sholat berjamaah yang pertama kali dilakukan oleh merek berdua setelah menikah dua hari yang lalu. Entah, ada sesuatu apa yang merasuk ke dalam pikiran Zea. Meskipun, Zea terkadang baik dan menyebalkan untuk dirinya tapi Alzam tetap menyukai itu.

"Assalamualaikum warahmatullahi" ucap Alzam di salam terakhir sholatnya dan di ikuti oleh Zea sebagai makmumnya.

Beberapa menit mereka berdoa, Zea memberanikan diri dengan mengulurkan tangannya untuk mencium punggung tangan suami yang di depannya itu.

AlzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang