6. Penasaran itu Muncul?

29 6 20
                                    

Selamat Membaca 🌻🌻🌻________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca 🌻🌻🌻
________

Setelah sholat Isya Zea selalu memikirkan alasan Alzam yang menyembunyikan tentang status dirinya yang menjadi duta kampus. Alhasil saat Zea memandangi wajah Alzam selalu saja muncul rasa penasaran tersebut.

Agar perasaan itu tidak memuncak Zea memutuskan untuk membaca buku di kamar sebagai pelariannya.

"Aduhhh, kok aku jadi kepikiran omongan mereka berdua mulu sihh" Rengek Zea pada dirinya sendiri.

"Gimana mau belajar coba kalau dari tadi aku baca buku tapi nggak ngerti juga maksudnya, GOBLOK Banget!!"

"Fiks sih kali ini gue harus bilang ke kak Alzam soal kenapa dia sembunyikan tentang dirinya yang menjadi duta kampus daripada gue penasaran nggak jelas gini yang ada ntar asam lambung gue naik!" Ujar Zea dengan keteguhan hatinya.

Rasa penasaran terus menghantuinya dan ingin sekali mendengar penjelasan langsung dari suaminya itu.

Sedangkan di kamar sebelah, Alzam justru sedang memainkan sebuah gitar yang menjadi hobinya sejak dulu.

"Kurang enak nih, gue harus coba lagi lirik ini!" Gumamnya sembari memfokuskan petikan nada.

BRAAAKKK

Suara Pintu Terbuka begitu keras hingga Alzam terkejut ditengah konsentrasinya.

Zea datang sembari berdiri di depannya dengan wajah serius dan penuh penasaran.

"Kenapa? serius banget?" Tanya Alzam heran.

"Apa alasan Kakak enggak pernah kasih tau kalau sebenarnya KAKAK adalah duta kampus di kampus gue??" Tanya Zea dengan tatapan tajam.

"Stalkingin aku yah?" Tanya balik Alzam yang berusaha mencairkan suasana.

"GeEr!!! Aku stalkingin Kakak. HELLOO nggak yah. Yang ada Kakak kan yang cari tau soal gue. IYAH KAN?" Tanya lagi Zea sedikit kesal.

"Nggak, mungkin emang udah jalan Allah untuk takdirkan kita bersama!" Jawab asal Alzam dengan tersenyum.

"Apaan sih itu bukan jawaban. Cepat apa alasannya?" Rengek Zea yang bertanya lagi semakin kesal dengan diliputi penasaran.

"Kamu mau tau?" Tanya lagi Alzam.

"Iyah" jawab Zea singkat.

"Serius atau cuman tahu aja?" Tanya lagi Alzam.

"ASTAGHFIRULLAH, plis yah kak jangan bikin darah gue naik cuman pen tau alasannya... OKEEE!" Jawab Zea yang sudah menelungkupkan kedua tangannya di dada.

Alzam yang tadinya serius mencoba mendekati Zea dengan mempersempit jarak keduanya. Jarak dekat itu membuat Alzam leluasa memandang wajah cantik istrinya yang sedang marah. Zea yang merasa di dekati oleh Alzam merasa terpojokkan dan tak bisa berkutik saat Alzam terus mempersingkat jarak keduanya.

"Kakak, mau ngapain?" Tanya Zea yang sedikit gugup.

Pertanyaan Zea justru dihiraukan oleh Alzam yang sudah mendaratkan tangan kanannya ke dinding dan terus memandang wajah Zea.

"Kakak, jangan macem-macem yah!" Ancam Zea.

"Aku hanya ingin lihat wajah istri aku yang cantik ini kalau lagi marah nambah lucu"

"Rasanya pengen aku peluk, dan ...."

"Dan apa???"

"Dan aku jelasin!"

"Jadi, kenapa aku nggak jelaskan ke kamu waktu awal itu karena bahwasanya aku ingin mengatakan kebenaran ini setelah kita mau berangkat ke kampus yaitu besok. Tapi karena kamu udah tau ... aku minta maaf yah baru sekarang jelasinnya!" Jelas Alzam dengan tatapan lembut.

Zea yang terdiam melihat wajah Alzam dengan tatapan kesal.

"Oke gue maafin tapi jauhin dulu muka Kakak, mempersempit oksigen masuk ke hidung gue tau!" Sahut Zea.

"Udah gitu aja!" Ujar Alzam yang tak menyangka akan syarat yang diajukan oleh Zea itu mudah sekali dia lakukan.

"Iyah!" Jawab lagi Zea.

"Okeee, deh. Tapi ..... Kamu lucu kalau lagi marah kayak tadi sampai-sampai telingaku denger lho jantung kamu yang dag-dig-dug gitu!" Goda Alzam membisikkannya tepat di telinga Zea.

Zea yang mendengar itu langsung melebarkan kedua matanya dengan terkejut.

"Kak Alzam ihhhhh, Ngeselinnn!!" teriak Zea langsung masuk ke kamarnya.

Alzam yang mendengar teriakan Zea hanya ditanggapi dengan senyuman puas setelah menggoda istrinya yang kesal tadi dan melihat sedikit kegugupan di mata Zea.

________

Di sebuah taman pelangi dekat dengan kantin menjadi tempat tiga sahabat itu kembali bertemu dan bertukar kisah setelah sekian tak masuk kampus akibat waktu liburan semester.

"Ya ampun, emang yah kalau auranya pengantin baru itu kelihatan bangett!" Sindir Sarah sembari melirik Zea yang duduk di sampingnya.

"Apaan sih, nggak usah sindir-sindir gitu" sahut Zea.

"Dan jangan keras-keras ngomongnya kalau yang lain tau gimana, kan bisa panjang banget ceritanya!" Sambung Zea dengan memelankan suaranya.

"Yaudah sih Zea, kalau mereka tau juga nggak papa lagian hubungan lho itu sama kak Alzam kan Sah dan resmi di negara ataupun agama. Apalagi coba yang harus dipermasalahkan?" Tanya Rena.

"Iyah gue tau itu, tapi untuk saat ini jangan dulu deh apalagi kan
Pamornya kak Alzam itu naik banget hampir semuanya kenal dan fans dia banyak, gue cuma belum siap aja dengan pertanyaan mereka nantinya!" Jelas Zea sembari menatap kedua sehabatnya.

"Okeee deh, siappp Bu DUTA" sahut Rena dengan mengangkat tangan kanannya di pelipis mata.

____________
Gimanaa Zeaaa ditatap gitu sama paksu 🤭🤭

Janlup komen, vote and follow 😉

Gimana nih tanggapan kalian???

Gimana nih tanggapan kalian???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang