Terpana senyuman mata bulan sabit

17 1 0
                                    

Saat dikamar...

Sambil mendengarkan lagu "That's Hilarious" by Charlie puth,aku mengistirahatkan diri.Namun,melihat keadaan kamar yang sedikit berantakan.Aku mulai berbenah agar pikiranku semakin rileks.Aku menyusun beberapa buku bacaan ke dalam rak,memasukkan beberapa alat tulis ke dalam kotak dan menata alat lukisku yang juga ikut berantakan.

"Hm,cat airku udah mulai habis"(dengan raut wajah sedih aku menatap cat air yang sudah habis)

Saat membersihkan kamar,tiba-tiba amma melihatku dari celah pintu kamar yang sedikit terbuka dan ia berkata...

"Tumben bersih-bersih?ini kan bukan hari libur?"(ucap amma dengan heran)

"Lagi pengen aja ma,ini juga udah berantakan bikin pikiran makin kusut"

"Lagi kenapa sii,keliatan beda hari ini?"

"Gapapa,cuma abis liat cat air yang habis"(ucapku dengan mata yang mulai berkaca-kaca)

Amma yang sudah paham dengan perkataanku mulai menenangkanku...

"Mumpung amma lagi ga ada kesibukan,gimana kalo kita pergi beli alat lukis kamu yang udah mulai habis?"

"Engga ma,nanti aku beli sendiri aja.Cuma ya beda rasanya"

"Beda kenapa?karna biasanya yang beliin alat lukisnya appa ya?Gapapa ya nak,appa udah tenang disana kamu bisa kok ajak amma buat pergi beli alat lukisnya kalau gamau pergi sendirian"(ucap amma sambil menepuk bahuku)

"Aku capek harus berpura-pura ma,terlihat kuat dan harus lakuin apapun sendirian padahal aku butuh teman untuk temani aku kemana pun.Cuma aku harus buktiin kalau aku bisa sendiri tanpa appa,aku harus bisa terbiasa tanpa appa.(ujarku dengan tangisan dan muka yang memerah).

"Yasudah.kamu lapar?makan dulu, itu amma udah masak.Amma mau keluar dulu ada barang yang mau dibeli".

***

Setelah beberapa saat kemudian aku berkeluh kesah dengan amma,tiba-tiba perutku berbunyi...

Aku berjalan ke dapur dan melihat banyak makanan yang dimasak amma,tidak berpikir panjang aku langsung mengambil piring dan segelas air.Terlihat ada sayur bayam merah dan ikan goreng, aku tidak suka dengan sayur tapi aku pasti mengambil kuahnya.
"Ga salah sih kalo appa lebih suka makan dirumah dari pada beli makan diluar,masakan amma aja seenak ini"(ujarku sambil menyuap makanan).

Selang beberapa menit akhirnya aku selesai makan,aku merasa sangat kekenyangan dan duduk sebentar di meja makan sampai rasa kenyangku hilang.Memang kalau soal makanan amma juaranya,dan ia lebih suka masak dengan resepnya sendiri itu yang membuat masakannya istimewa dan hanya orang rumah saja yang dapat merasakannya.

Sambil menunggu rasa kenyangku hilang,tiba-tiba aku terpikir laki-laki yang aku jumpai.

"Dipta Arsen Fransa,anak mana dia?wajahnya keliatan asing tapi sikapnya seperti orang yang asli dari sini,bahkan dengan santainya dia memberiku hadiah seperti cangkang kerang waktu itu padahal kita belum saling kenal"

Aku kebingunan dan bertanya-tanya,siapa dia.Dengan sikap awalnya yang aneh menjadi tidak terlalu menjengkelkan,aku mulai penasaran dan ingin mengulik informasi tentangnya.Tapi,aku harus tetap berhati-hati dengan orang yang baru aku kenal.Bisa saja ia menggunakan trik yang tidak biasa agar aku mudah untuk didekati.

SandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang