Kedua mata Raiel terbuka perlahan, ia terbangun, mendapati Satria yang masih tertidur dengan posisi menyamping menghadap dirinya.
tampan, sayangnya brengsek.
"ya, memang perkataanmu tidak pernah bisa kupercayai kecuali kamu mengaku selingkuh." monolog Raiel, pagi-pagi buta sudah merasa sedih mengingat semalam Satria tidak pulang tepat waktu alias melewati jam makan malam, membuat masakannya terbuang sia-sia.
tidak mau berlarut lebih, Raiel segera beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum membangunkan Satria yang rupanya belum juga bangun meskipun Raiel menghabiskan waktu lumayan lama di dalam kamar mandi.
"Bash, kamu ngga berangkat ke kantor? jam setengah tujuh lho.." pelan-pelan Raiel menepuk bahu Satria, "bangun ya? aku tinggal ke bawah dulu buat masak sarapan, baju kantor sama atribut kamu udah aku siapin juga."
"rumah."
"hah?" Raiel yang hendak berbalik meninggalkan sisi ranjang tempat Satria tertidur pun tidak jadi, "apanya yang rumah?"
"saya di rumah hari ini."
Raiel mengernyit bingung, "kamu kenapa di rumah hari ini? memang kantor libur?"
"tidak." perlahan Satria meregangkan tubuhnya sebelum duduk, "saya kerja dari rumah."
"tumben?" delik Raiel curiga, "kamu nggak ada masalah kantor kan?"
"tidak."
"terus kenapa kerja dari rumah?" tanya Raiel curiga.
"memang tidak boleh?" balas Satria bertanya sebelum beranjak dari ranjang dan langsung berlalu memasuki kamar mandi setelah mengambil pakaian ganti khas rumahannya.
Raiel menggeleng heran, "aneh."
sincere
Raiel's sincerity made Satria regret it"cabut Satria dari daftar petinggi perusahaan, Pah."
Sersan menggeleng tanda menolak perkataan putra sulungnya, "papa tidak bisa segampang itu mencabut nama Satria, Jendral."
"kenapa? padahal Satria sudah semena-mena, Pah!" desak Jendral.
"Satria berpotensi dalam perusahaan kitaㅡ"
"berpotensi apa? menghancurkan? benar? reputasi keluarga Bashkala dan perusahaan akan rusak, apa papa tidak takut saham perusahaan turun dan rekan kita memutuskan kontrak dengan perusahaan kita setelah berita tentang perselingkuhan Satria menyebar?" cerca Letnan yang sejak tadi menyimak perdebatan diantara papa dan kakak sulungnya, "ditambah informasi yang kita dapatkan dari Juansa dan kak Tyonath kemarin yang bertemu dengan selingkuhan Satria bahkan merekam apa yang dikatakan perempuan itu."
"Letnan, papa tau maksud kalian berdua.."
"kalau begitu cabut hak warisan Satria sekarang, Pah," desak Jendral, "jangan biarkan dia mendapatkan warisan atau harta lebih banyak dari keluarga Bashkala selama dia masih berhubungan dengan selingkuhannya itu."
sincere
Raiel's sincerity made Satria regret itSesuai dengan apa yang dikatakannya setengah jam lalu, tepat setelah selesai sarapan Satria duduk santai di ruang tengah dengan beberapa berkas dan laptop yang menyala berada di atas meja.
lain halnya dengan Raiel yang baru saja selesai membereskan cucian piring kotor dan sisa menu sarapan pagi ini, submissive itu sesaat berdiri diantara pilar yang memisahkan area dapur dengan ruang tengah, ia memperhatikan dominannya yang duduk di sofa ruang tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Historia Corta« discontinued » Raiel tulus, tak pernah memaksa Satria untuk membalas perasaannya. Tapi, bagaimana jika pada akhirnya nanti, saat Satria mulai membalasㅡjustru Raiel mulai memudarkan perasaannya terhadap Satria?