Hanya cukup

61 6 0
                                    

sejujurnya naruto di buat kesulitan ketika harus dihadapkan dengan pertanyaan yang selalu sama, saat dimana orang-orang bertanya mengenai akhir dari hubungannya.

"kenapa? bukankah kalian baik, lalu kenapa memutuskan untuk berpisah kemudian?"

satu senyum simpul terjalin dengan jawaban yang akan selalu sama pula "ya memang sudah waktunya untuk berakhir, masanya untuk berpisah telah tiba" yang pada kenyataannya, dia sendiripun tak mengerti mengapa mereka berakhir.

itu adalah waktu dimana masa-masa kebingungannya, Naruto hilang arah. Masa dimana ia mempertanyakan semua yang terjadi, mencoba melalui hari sebaik mungkin di mata orang-orang. Lalu apa? Naruto hanya perlu belajar untuk menerima semuanya, menerima perpisahan yang telah terjadi, menerima rasa kehilangannya dan belajar. Belajar untuk berdamai dengan keadaan.

Naruto sampai pada waktunya, merayakan kesendirian.

Dari semua itu, Naruto mendapatkan jawaban dari pertanyaan mengenai kenapa tersebut, dan itu bukan lagi kalimat yang sama.

"Mungkin, memang sudah harus berakhir. Sudah saatnya kata Kami, berubah menjadi aku dan dia. Mungkin, caranya ingin dicintai berbeda dengan caraku mencintai"

lalu kemudian satu pertanyaan kembali muncul.

"kenapa mungkin? itu terdengar kau masih belum yakin"

"ah.."  senyum terpatri di bibirnya "Mungkin.."

lalu apa? tak ada.

Naruto tak melanjutkan kalimatnya, tak menjawab lagi pertanyaan tersebut.

"harapan terbaik untuknya dan bahagia barunya, pun denganku dan kesendirianku"

Satu harapannya, ketika patahnya telah sembuh sempurna ia bisa menemukan rumah yang cukup teduh, cukup menerima. Ya tak perlu lebih, hanya cukup.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Break UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang