Siapa yang tak terpana melihat lelaki tampan bernama Tio Wihendra di sekolah SMA Dirgantara itu. Berbadan atletis dengan kulit bersihnya yang berwarna kekuningan dan wajahnya yang rupawan tentu mampu menggaet wanita dengan berbagai macam karakter yang bisa dia pilih.
Apalagi seorang Dira. Sejak pertemuan pertama mereka di kelas sepuluh tepat ketika dua tahun yang lalu, pesona Tio membuat jantung gadis cantik satu itu tidak aman.
Mereka ditempatkan di satu kelas yang sama, kelas X IPS II. Ketika Dira tau kalau Tio mengikuti ekskul basket di sekolah mereka, tidak pernah satu pertandingan pun Dira lewatkan untuk tidak menonton aksi crush nya satu ini.
Tio sebenarnya awal-awal bertemu dengan sosok Dira pun sempat memuji kecantikannya. Diawal interaksi antara mereka, terlihat Dira masih jaim-jaim seperti wanita kalem pada umumnya. Tapi ketika ia mulai merasa sudah terbiasa berbicara dengan Tio, Ia perlahan menunjukkan sikap manja dan absurdnya yang ternyata sikap gadis itu malah membuat Tio ilfeel dan risih.
Ketika dirasa Tio mulai menjauh, Dira pun punya cara lain agar bisa berdekatan terus dengan pria idamannya. Ia akhirnya ikut bergabung di ekskul basket putri SMA Dirgantara demi menggaet sang pujaan hati.
Dira yang memang mempunyai postur tubuh cukup tinggi itu jelas saja cocok ketika bergabung dengan ekskul yang paling banyak diminati anak murid di sekolah ini.
Lebih beruntungnya lagi Dira memiliki kesempatan dan ditunjuk oleh coach Yakub untuk menjadi captain tim basket putri setelah melihat kedisiplinannya dalam berlatih juga kemampuan shoting jarak jauhnya dan kelincahannya dalam permainan.
Sepanjang masa kepemimpinannya sebagai captain, Dira sudah membawa team nya hampir memenangkan seluruh pertandingan yang mereka lalui. Bahkan telah membawa sekolah mereka dua kali memenangkan perlombaan DBL (Developmental Basketball League) Jakarta series, perlombaan basket untuk tingkat SMA.
Dengan kesempatannya dalam mengikuti ekskul basket ini, sudah tak bisa dihitung berapa banyak ia memuluskan rencananya untuk mendekati Tio. Namun tetap saja, si Tio yang sudah mengetahui tabiat aslinya Dira tak pernah satu kalipun sengaja untuk mau menjatuhkan hatinya kepada wanita cantik itu. Keadaan sebaliknya malah lelaki tampan satu itu semakin berusaha untuk menjauh darinya.
"Tio.. nih minum dulu isotoniknya, pasti kamu capek banget kan, duh sampe basah kuyub begini bajumu" Dira menghampiri lelaki yang baru saja selesai latihan basketnya, kemudian menyodorkan minuman isotonik untuk mengembalikan energinya lagi. Bahkan tangan wanita itu tanpa permisi mengelap keringat di dahi Tio dengan tisu yang berada di tangan kanannya.
Tio tercekat. Dia belum siap dengan pergerakan super mendadak dan tak terprediksi dari lawan jenis yang berada di hadapannya kini. Ia mundur selangkah dan meraih tangan gadis itu agar tak lagi mengelap keringatnya dan menjauhkan tubuhnya.
"Apaan sih lo, udah deh gak enak gue dilihatin orang-orang"
"Ish galak banget deh jadi cowok, aku tuh cuma mau ngelap keringat kamu, lihat tuh banjir banget keningmu"
Tio menatap tajam ke arah Dira
"Denger yah cewek aneh, gue gak mau deket-deket sama lo. Harus berapa kali lagi gue peringatin? stop ngasih perhatian sama Gue!. Lu gak lupa kan sama kata-kata gue kalo cewek tuh lebih pantas dikejar bukan mengejar lelaki! Paham lo!"Tio yang sebelumnya sudah menggenggam minuman yang telah diberikan oleh Dira pun bergegas membalikkan badan dan melangkah pergi menjauh dari gadis di hadapannya. Setelah jarak beberapa meter, Tio membalikkan badan dan berteriak
"Btw thanks ya minumannya, cewek aneh"Dira yang awalnya merasa sedih akibat kata-kata penekanan yang diucapkan lelaki itu, kini ia tampak sedikit sumringah ketika mendengar ucapan terimakasih terlontar dari mulut lelaki idamannya.