Saat ini sedang terjadi baku hantam di jalanan bebas yang lenggang dari kendaraan. Sepertinya kerusuhan antar geng motor tak akan ada habisnya, begitulah yang terjadi sekarang. Mereka adalah sekelompok geng motor yang berbeda yang sedang memperebutkan wilayah kekuasaan. Hal seperti ini sudah tak asing lagi bagi masyarakat kota besar, begitulah yang dirasakan Moriz si ketua geng motor yang baru berusia 17 tahun.
"Riz awas!"
Moriz menoleh ke belakang ketika teriakan itu menggema hingga ketelinganya. Raja, lelaki itu kini tumbang dengan banyak bercak darah di kepala, lantas semua orang langsung berlari mendekat begitupun dengan Moriz yang tak kalah kalutnya.
"Ja bangun Ja!" teriak Banyu bersimpuh di depan Raja yang sudah tak sadarkan diri karena terkena pukulan botol beling di kepalanya.
"Lo ga boleh mati anjing! Bangun Ja! Raja!" teriak Banyu terus mengguncang tubuh sahabatnya.
Kedua tangan Moriz terkepal di sisi tubuhnya, matanya yang setajam elang menoleh bisu pada sesosok lelaki yang kini tengah menyeringai puas dalam keadaan Raja.
"Bangsat lo anjing!" maki Moriz menarik kedua kerah baju lelaki yang menjadi pelaku dan ia membalasnya dengan melayangkan pukulan tepat di wajahnya.
Bugh!
Bugh!"Lo harus tanggung jawab! Lo harus mati bangsat!"
Tak henti-hentinya Moriz memukul lelaki itu dengan sisa tenaganya yang terkuras sebelum kemudian teriakan panik Samuel mengguncang jiwanya.
"Riz kita ga ada waktu, cepet bawa Raja ke rumah sakit!" katanya dengan menarik Moriz yang sedang mengatur nafas.
Mengabaikan musuhnya yang kini kesenangan, Moriz berlari ke arah Raja dan membawa lelaki itu ke rumah sakit dengan dibantu yang lain.
***
Semua orang sedang dalam masa kesdihan, berdoa dengan menyatukan tangan berharap mendapat kabar baik orang yang sedang diperiksa kesehatannya setelah mendapat kecelakaan.
Moriz, lelaki itu tak henti-hentinya menyalahkan diri sendiri setelah tragedi menimpa teman dekatnya karena menolongnya. Raja namanya, nama yang kini diramalkan menjadi doa terbaik begitupun dengan apa yang Moriz lakukan.
Jika saja Raja tak datang menyelamatkan dirinya dengan menyamar menjadi Moriz mungkin keadaannya akan lain. Tapi sialnya hati lelaki itu terlalu baik, bahkan tak memikirkan perasaan orang lain yang kini mengkhawatirkannya.
Pandangan Moriz jatuh pada mama Raja yang tak berhenti menangis, begitupun juga kekasih lelaki itu. Moza Melody, gadis itu nampak putus asa berderai air mata namun lagi-lagi ia hanya bisa menghela nafas tak bisa melakukan apapun selain menunggu informasi dari dokter.
Cklek
"Dokter!" mama Raja langsung berdiri begitu seorang dokter keluar dari ruangan yang digunakan Raja di dalam sana.
"Gimana keadaan anak saya dok?"
Semua orang diam bergeming menunggu jawabab sang dokter yang nampak ragu mengucapkan informasi. Seolah hal itu adalah hal menakutkan untuk diucapkan.
"Maaf kami sudah berusaha sebisa mungkin, tapi pasien saat ini dinyatakan koma karena terkena benturan keras."
Tangis semua orang pecah, begitupun dengan Moza yang berusaha menutup wajahnya dengan kedua tangan. Teman-teman Moriz menunduk pilu begitu sang dokter selesai menjelaskan keadaan Raja, pria baik yang sayangnya ujian kini menimpanya.
"Raja koma Riz," lirih Banyu yang menangis, setengah tubuhnya merosot di tembok.
Moriz menelan salivanya, mata elangnya menyorot tajam teman-temannya menutupi dalam kesedihannya yang tak mau ia tunjukkan ke semua orang.
"Raja pasti baik-baik aja." ucapnya dengan suara rendah.
"Za," panggil Samuel memeluk gadis itu, semua orang diam melihat Moza yang tak berhenti menangis dalam pelukan lelaki itu.
"Jangan nangis Za, semua orang percaya Raja baik-baik aja. Lo juga harus yakin."
Gadis bermata bulat itu tak mengucapkan sepatah katapun, diamnya membisu, tangannya meremas jaket Samuel merasa sedih dengan keadaan kekasihnya.
"Kenapa harus Raja, gue ga bisa. Gue masih butuh dia." lirih gadis itu memilukan, sama memilukannya dengan tangis orangtua Raja yang saling berpelukan menguatkan.
"Kita doa bareng-bareng ya Za, gue yakin Raja bakal balik sama kita. Tapi jangan nangis, kita ga mau liat lo kaya gini." ucap Raka membuat Moza melepaskan pelukannya dengan Samuel.
"Bener, gue yakin Raja bakal balik. Kita jangan nyerah." kata Kenan berusaha tegar dan menepuk-nepuk pundak Banyu yang lebih ekspresif sehingga mampu menunjukkan kesedihannya.
Tapi sampai kapan mereka akan dibuat menunggu? Mereka masih butuh Raja, butuh sosok lelaki penyabar yang selalu jadi jalan penengah teman-temannya. Dan juga sosok yang akan selalu dirindukan Moza.
***
Halo semuanya, sukses terus ya! Aku bawain cerita baru dengan judul MORIZ; HELLO MOZA
Cerita kesekian yang aku usahin selesai cepat, terus dukung cerita² aku ya semua. Trimakasih!!
Start: 04 Mei 2024
22.00 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
MORIZ: Hello Moza
Teen FictionNyaman itu jebakan Ini tentang Moriz si ketua geng motor Wolves, yang begitu galak dan menyeramkan. Semua orang mengenalnya sebagai lelaki tak memiliki kebaikan, namun semua itu sekejab hilang ketika ia memiliki rasa tanggung jawab untuk melindungi...