01. KESAN PERTAMA

4.9K 148 3
                                        

     Kali ini hujannya lebih lebat, lebih lekat dan akan terus kembali. Seperti rasa asa ini yang diberi sengaja hanya untuk lelaki yang sengaja Tuhan pertemukan dengan ketidaksengajaan.

Lewati waktu yang tidak tahu akan berakhir kapan, semoga akhir itu akan ada pelangi yang kunantikan.

-Save the people

Gadis dengan banda biru di rambutnya terurai setelah menulis curahan hatinya pada buku diary. Kemudian ia tutup buku dengan pita biru itu dan menatap intens pada lelaki yang berbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan bunyi monitor yang terkadang membuat dirinya ingin menggantikan posisi.

"Moza, kamu berkunjung lagi?"

Senyum lebar dengan lesung di bawah bibirnya menjadi pemanis ketika seorang dokter menyapa nampak sudah sangat dekat dengannya.

"Iya, besok aku udah mulai sekolah jadi mau izin sekalian sama Daniel."

Dokter muda dengan kacamata bening bertengger di hidungnya tersenyum dan mengangguk.

"Ga perlu kawatir, Daniel udah mulai kasih kode perkembangan. Kemarin jarinya bergerak, kalau kamu terus berfikir positif sambil berdoa saya yakin Daniel bakal cepet sadar."

Moza, gadis itu kembali tersenyum dan mengangguk. "Makasih pak dokter, karena udah sore aku harus pulang sebelum papa tau aku ke sini lagi."

"Hati-hati Moza."

Langkah riang dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya. Moza, si gadis berbandana itu nampak begitu bahagia bahkan menyapa orang-orang yang ia lewati sekalipun tidak ia kenal.

Tiba di rumah bernuansa cat putih dengan dua satpam menjaga di depan pagar, Moza sampai di kediamannya sedikit terlambat karena macet. Jantungnya pun berdetak cepat ketika menyadari di halaman rumah terparkir sebuah mobil milik ayahnya, yanh menjadi tanda bahwa pria itu telah kembali dari tempat kerjanya.

"Dari mana aja kamu?"

Moza sedikit kaget ketika tiba-tiba saja Abimanyu, sang papa muncul dari tempat yang tak ia kira.

"Kamu ga liat ini jam berapa?"

Jika Abimanyu sudah menunjukkan ketidaksukaan pada hal yang ia langgar, Moza selalu punya cara untuk meluluhkannya kembali.

"Maaf pah, Moza habis jenguk mama ke makam. Aku kangen sama mama." bohongnya.

Menghela nafas, Abimanyu tidak ada pilihan ketika puteri semata wayangnya menunjukkan wajah melasnya.

"Oke, ga apa-apa. Tapi jangan diulangi lagi." peringatnya yang diangguki Moza. "Tadi papa beliin chicken wings, sana kamu makan."

Moza tersenyum lebar mendengar Abimanyu membelikan salah satu makanan kesukaanya.

"Tapi jangan lupa minum obatnya."

Obat lagi, Moza menekuk wajah nampak bosan ketika diingatkan untuk tidak melupakan kewajibannya meminum obat. Bukan untuk seminggu tapi seumur hidup, Moza harap penyakitnya cepat hilang agar ia bisa hidup normal dan menjalani hari-harinya yang bebas agar hidup lebih lama bersama sang papa.

MORIZ: Hello MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang