Bab 1 : Keberuntungan?

607 33 0
                                    

Halo, sebelumnya salam kenal yahh..

oh yah dari aku mau kasih tahu, untuk cerita ini terinspirasi dari drama korea "BOYS BEFORE FLOWERS" dengan cerita yang dikemas baru oleh aku, walaupun inti cerita tetap sama. sebelumnya aku tahu, drama korea "BOYS BEFORE FLOWERS" diadaptasi daei manga Jepang Hana Yori Dango, sehingga aku sebutin juga disini.

semoga suka ceritanya dan dapat feelnya yahh, lebih baik sambil dengan ost "BOYS BEFORE FLOWERS" juga yaa hehe.

•••

Apakah semua ini memang keburuntungan atau kesialan bagi seorang Pria muda yang sedang terduduk lesu di pinggiran sebuah supermarket yang tak terlalu ramai itu?

Hawa malam hari memang bukanlah hal yang cocok bagi seorang Pria muda yang masih bersekolah SHS tersebut. Dingin dan sunyi. Dengan langit yang mulai berganti warna menjadi hitam pekat tersebut, menandakan bahwa mungkin hujan deras akan terjadi tak beberapa lama dari sekarang, tetap tidak membuat Pria muda tersebut bergerak meninggalkan duduknya.

Kedua hazel coklat tua tersebut hanya memandang beberapa orang yang berlalu lalang di depannya. Sepi dan sunyi. Walaupun sekarang jam masih belum menunjuk tengah malam, namun tetap saja daerah tempat ia melepas kebingungannya ini selalu tidak ramai seperti beberapa tempat yang tidak jauh dari tempat ini.

Pria muda itu bahkan sempat berfikir, bagaimana supermarket yang berada di belakangnya ini tetap bertahan dan bahkan tidak gulung tikar dengan keadaan tempat yang tidak strategis untuk berdagang menurutnya.

Hembusan nafas kasar ia keluarkan. Sudah saatnya ia pulang. Pria muda tersebut perlahan mendirikan tubuhnya dari kursi yang ia duduki cukup lama itu. Kira-kira 3 jam ia terduduk lesu disana, memikirkan apa yang harus ia sampaikan pada kedua orang tuanya.

Tanpa sengaja kartu pelajarnya terjatuh, dengan lembut ia mengambilnya yang terjatuh tidak jauh dari langkahan kedua kakinya.

Sebuah foto tampan terlihat disana. Dengan rambut hitam yang sangat cocok dengan tekstur wajah pria tampan tersebut. Mata hazel coklat tua dan senyuman tampan terlihat jelas di foto tersebut. Disampingnya tertulis sebuah nama, dengan marga Na, Na Jaemin.

Pria muda tersebut tersenyum menatap foto tampan yang terdapat di kartu pelajar tersebut, ia tersenyum hanya dengan menatap fotonya sendiri. Jaemin kemudian menaruh kartu pelajar tersebut di dalam tas pundaknya. Tak menaruhnya kembali di saku celananya karena ketika ia kembali menghilangkan benda penting untuk sekolahnya maka tamatlah riwayatnya.

Kedua jenjang kaki tersebut kembali berjalan menuju rumahnya yang cukup jauh dari tempat supermarket tersebut dengan santai dan tenang.

Ingatkan seorang Jaemin bahwa santai adalah prinsip hidupnya.

●●●

Matahari kembali terbit dari sebelah timur, cahaya kuningnya mulai merambat masuk di sebuah gorden berwarna putih tulang tersebut. Sebuah tangan dari seorang pria manis menarik gorden tersebut agar terbuka sehingga membuat seseorang yang masih berada di alam mimpi tersebut terganggu tidurnya.

"Buna, masih jam berapa sekarang?" suara serak bangun tidur Jaemin keluarkan untuk menyapa bunanya tersebut.

"Cepat bangun sekarang. Kau akan terlambat, bukankah saat ini dirimu ada ujian di sekolahmu?" ucap pria manis yang bernama winwin tersebut.

"Yaaa... buna tahu?" tanya Jaemin yang mulai bangun dan duduk menatap Winwin.

"Buna tahu. Mengapa tidak mengatakan pada Buna atau Ayah kalau dari kemarin kau sudah ujian di sekolah? Kau bingung dengan biayanya?" ujar Winwin kepada putra pertamanya itu.

Boys Between FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang