──頹'🌙: : Terkadang kami...
✃- - - - - - - - - - -
Bisakah (Name) menampar pipi kakak tampannya itu? Nanami bersaudara ini sudah berjanji untuk pulang sebelum jam tujuh malam karena mereka akan makan malam bersama dalam rangka ulang tahun ke delapan belas (Name). Tapi lihatlah sekarang buktinya, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam tapi kakak tampannya itu sama sekali tidak memberinya kabar.Sial, seharusnya (Name) tidak berharap lebih dengan status kakaknya sebagai penyihir grade satu itu. Dengan segala misi yang dikerjakan kakaknya (Name) yakin bahwa waktu istirahat kakaknya itu juga berkurang drastis. Sial sekali lagi, seharusnya memang benar kakaknya itu tidak perlu lagi menjadi penyihir jujutsu.
(Name) hampir menghancurkan lemari kaca yang berisi beragam piala dan sertifikat miliknya, jika ia tidak mendengar suara Kento dipintu depan. (Name) segera menghampiri sang kakak yang menenteng paperbag hitam dengan pita emas ditalinya. "Otanjoubi Imouto!!" Kento tersenyum lembut dan mengecup pipi sang adik.
Tetap tidak melupakan amarahnya dan terlena oleh perilaku sang kakak, (Name) langsung mencubit pinggang Kento membuat Kento meringis kecil. Sial sakit sekali.
"Kenapa tidak memberi kabar baka Aniki!" (Name) semakin menguatkan cubitannya sambil menatap marah campur khawatir ke arah kakaknya ini. Jujur saja (Name) tidak bisa melupakan kejadian dimana kakaknya ini pulang dengan pinggang terluka, ia sudah memasukkan kedalam wishlist untuk membalaskan perilaku mahitod kepada kakak cool nan tampannya ini.
"Nii-chan mencarikan mu kado (Name), susah sekali menemukannya di daerah Tokyo ini jadi Nii-chan harus ke Sapporo, (Name)." Kento menjelaskan sambil mencoba melepaskan cubitan (Name) dari pinggangnya. Ia yakin besok akan memar dari rasa sakitnya.
"Kenapaaa tidak memberi kabaaarrr?!" Name mengulangi pertanyaannya dengan nada kesal yang terdengar jelas. "Handphone Nii-chan mati (Name)." Berhasil melepaskan cubitan (Name), Kento mengeluarkan handphonenya yang memang dalam keadaan mati akibat kehabisan baterai.
Setelah berhasil meredakan emosinya, (Name) mengambil paperbag dari tangan kakaknya dan mendorong sang kakak ke arah kamar mandi. "Air hangatnya sudah kusiapkan, Nii-chan tinggal mandi saja. Baju gantinya akan ku letakkan di depan pintu nanti." (Name) sudah memastikan tidak ada luka berarti ditubuh kakaknya, jadi ia bisa langsung menyuruh sang kakak mandi.
Selagi menunggu Kento mandi, (Name) membuka paperbag dari kakaknya itu. Ia terkejut dengan hadiah dari sang kakak. Pantas saja Kento susah mendapatkan benda ini di Tokyo. Sebuah oleh-oleh khas Hokkaido, kue dengan isian coklat putih dilapisi biskuit coklat hitam yang sedikit pahit. Biskuit yang (Name) inginkan sejak minggu lalu. Melihat jumlah yang dibelikan Kento membuat (Name) yakin bahwa ia akan 'gumoh' dengan biskuit ini.
Aish, (Name) jadi merasa bersalah sudah mencubit kakaknya jika seperti ini. Kento selalu saja mengingat keinginan (Name) yang ia ucapkan dengan tidak sengaja. Contohnya saat tahun baru kemarin, ia keceplosan bilang ingin jalan jalan ke Eropa dan ya Kento menurutinya dengan 2 minggu penuh mereka berkeliling benua Eropa.
Tersenyum kecil sambil memakan satu biskuitnya, (Name) mengambil salep untuk mengurangi nyeri dan memar. Kemudian ia menyiapkan baju ganti untuk Kento.
-
Saat ini Nanami bersaudara tengah menikmati makan -terlalu- malam mereka dengan tenang, setelah mengobati bekas cubitan dan meminta maaf tentu saja, mereka akhirnya bisa menikmati makanan yang hampir semuanya adalah kesukaan Kento. Ini adalah ulang tahun (Name), tapi makanan yang tersaji adalah kesukaannya.
"Tidak salah pesan makanan (Name)?" Tanya Kento memecahkan keheningan. (Name) menaikkan salah satu alisnya bingung. "Tidak-?" Jawab (Name) dengan ragu-ragu.
Kento menatap adiknya yang masih lanjut makan. Sepertinya (Name) memang kelaparan menunggu Kento pulang. "Ini makanan kesukaan Nii-chan semua kan? (Name) tidak salah pesan?" Sekali lagi mempertanyakan hal yang sama dan sekali lagi (Name) menatap bingung kakaknya.
"Tidak Nii-chan! (Name) sengaja memasak ini semua kok, menu khusus untuk Ken-nii kesayangan (Name)," menjawab dengan senyum lebar sambil memasukkan sesuap nasi kemulutnya. Kento tersedak mendengar adiknya ini 'memasak semuanya'.
"Masak?" Tanya Kento memastikan pendengarannya. "Iyaaaaaaaa ih, enak kan? Huft, (Name) diam diam belajar memasak tau, tidak mau memberatkan Nii-chan yang sudah semakin sibuk sekarangg." Jelas (Name) sambil menyodorkan segelas berisi teh.
Ahh, adiknya ini lucu sekali. Rasanya perjalanan jauh Kento ke Sapporo tidak sia-sia jika ia bisa makan masakan langsung dari (Name). Pasalnya (Name) amat sangat anti dengan dapur, tapi adiknya ini mau belajar? Bisakah Kento memeluk adiknya sekarang juga?
"Terimakasih (Name), masakanmu enak sekalii. Kalau begitu besok buatkan bekal untuk Nii-chan ya." Kento memberikan dua jempol kearah (Name) dan tersenyum lembut.
"Aye aye boss! Terimakasih untuk biskuitnya jugaa." Saut (Name) dengan senyum lebarnya.
✃- - - - - - - - - - -
..... saling memahami satu sama lain
KAMU SEDANG MEMBACA
NII-CHAN! (N. Kento x Reader)
Short StoryBagaimana rasanya jadi adik dari seorang Nanami Kento? Pekerja kantoran perfectionist yang juga bekerja sebagai Penyihir Jujutsu dengan kamu yang memiliki energi kutukan terletak pada kulit mu? Gimana kisahmu sebagai adik kesayangan kakak super cool...