1♾️.

25 8 8
                                    

Sejak kejadian sebelumnya, Acila menjadi seseorang yang lebih pendiam daripada biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kejadian sebelumnya, Acila menjadi seseorang yang lebih pendiam daripada biasanya. Ia masih belum percaya, di mana ia akan merasakan rasa sakit pertamanya seperti ini. Jika dibilang cinta pertamanya, tampaknya itu salah.

Antara Aksara Eka dan Aksara Dwi. Meskipun ia sudah mengetahui perbedaan keduanya, tetapi tak dapat dipungkiri jika ia masih belum bisa menerima ini semua. Apalagi kalimat yang diucapkan Dwi sebelum keluar masih terngiang-ngiang di kepalanya.

"Gue nggak lebih palsu daripada pemilik asli identitas palsu itu."

Ia masih tak percaya dengan maksud laki-laki itu hingga membuatnya seperti ini. Padahal, jelas sekali di awal pertemuan mereka, Dwi yang selalu mengejar dan berusaha untuk mendapatkan hati Acila. Namun, apa yang nyatanya terjadi? Ketika Acila telah luluh lantah, laki-laki itu malah menjalin hubungan dengan gadis lain.

Neya yang baru saja datang dari kantin pun ikut terkejut karena sahabatnya itu sudah melamun cukup lama. Mungkin, sekitar lima belas menitan. Ia pun menghampiri Acila yang masih melamun itu. Ia menepuk bahu gadis itu tetapi tetap tak terdapat gerakan satupun.

"Lok!" panggilnya sambil melirik wajah sahabatnya itu. Satu tangan kanannya ia lambai-lambaikan di depan wajah gadis itu. "CILOK!!" Ia mulai menggetarkan bahu gadis bernetra warna hitam kecoklatan itu.

"Ha?" Satu kata yang keluar dari mulut Acila.

Neya langsung beristighfar. Bagaimana bisa sahabatnya itu menjadi seorang yang terlihat tak memiliki akal sama sekali. Kemana perginya Acila yang ceria, dan memiliki prestasi kemana-mana?

"Cil, lo jangan banyak melamun. Istighfar, kalau lo kena gue juga yang repot."

"Gue masih bingung, maksud si Ak-." Acila meralat perkataanya. "Dwi. Maksud dia ngapain?"

Ia berusaha mengingat - ngingat perkataan tiap perkataan yang Dwi lontarkan ketika bersamanya. Namun, hal itu tak membuahkan hasil. Ia malah mengingat beberapa peristiwa yang baru saja ia sadari.

"Ney!"

"Hah?"

"Ternyata Eka...."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ACAK [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang