Malam ini udara terasa sejuk, hembusan angin yang masuk melewati sela-sela jendela, seorang wanita yang tampak meratapi langit malam yang indah dengan bintang yang bersinar cerah.
"Jadi kangen kamu" ucapnya seraya memandang bintang-bintang, gadis itu mengingat akan momen-momen ketika masih bersamanya.
"Dia lagi ngapain ya sekarang?" ucapnya seraya mengambil handphone nya.
Di lamunan nya ia memainkan handphone dan jarinya tak diam saja menekan aplikasi chatting itu, ia sempat ragu untuk menekan kontak yang dirinya sematkan, tetapi tetap saja ia menekannya.
Saat itu perasaannya campur aduk melihat obrolan di room chat itu.
"Selamat malam untuk hari ini mana?"
gumamnya dengan sendu.Selamat malam, untuk yang jauh.
Drett drett~~
Tampak handphone gadis itu bergetar, adanya panggilan masuk membuat lamunannya terhenti.
"Siapa nih?"
"Erland" gumamnya seraya memandangi layar hp nya, "ngapain dia telfon malem-malem gini" tanyanya heran.
Di sebrang sana terdengar suara laki-laki yang berbicara "udah nangisnya?" tanyanya pada wanita di sebrang.
"H-hah siapa yang nangis?" heran bagaimana dia bisa tau bahwa dirinya menangis tadi.
"Ga usah ngeles, coba liat ke bawah"
"Erland, duh ngapain sih dia disini" gumamnya, dia bingung harus apa sekarang malas sekali ingin menemuinya.
Akhirnya Anin turun untuk menghampiri sang empu, selama melewati anak tangga dia mengoceh sendiri.
"Ngapain kesini?" tanyanya pada Erland.
"Tadinya mau ngajak lo makan, dan gue tau kalo ngajak lewat telfon lo pasti ga mau jadi gue langsung kesini. Terus ga sengaja liat lo nangis di atas" jawabnya panjang lebar, seraya menatap Anin dengan wajah sumringah.
"Erland, ngapain sih, pertama aku udah makan dan kedua aku ga lagi nangis" jawabnya dengan wajah yang menahan amarahnya.
"Gak usah ngeles, jelas-jelas gue liat lo nangis"
"Apaan sih sok tau"
"Mau cerita?" tanyanya pada Anin
Anin kaget dengan pertanyaan Erland, dia gelagapan bingung ingin menjawab seperti apa.
"Cerita?"
"Apa yang harus aku ceritain?. Aku gapapa kok" jawabnya dengan gugup.
"Nin, plis jangan pendam masalah lo sendiri, cerita sama gue" jawabnya tegas pada Anin.
"Aku gapapa Erland" jawabnya dengan wajah cengengesan.
"Gue ga lagi bercanda" ujar Erland dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
(261022) DAN TAHUN-TAHUN SETELAHNYA.
Short StoryMengenalmu bukan bagian dari penyesalan, jika tuhan memberi kita kesempatan untuk bersama kembali mungkin akan ku ambil kesempatan itu.