001

270 34 3
                                    

Adalah aku yang terus tersenyum seakan semua baik-baik saja dan bukan masalah.
-Hyuuga Hinata
.
.
.

TING TONG

Suara bel berbunyi menandakan habisnya jam pelajaran fisika yang menjadi pelajaran penutup hari ini. Murid murid segera membereskan meja setelah guru matapelajaran meninggalkan kelas.

Kelas menjadi begitu berisik dengan banyak ocehan yang Hinata sendiri tak peduli. Hinata, sebuah objek yang menjadi sumber iri semua gadis. Gadis berparas indah dengan dunia sempurnanya. Gadis penuh keberuntungan yang lahir dari keluarga ternama dengan otak encer dan keluarga yang harmonis.

Wait, 'harmonis'?

"Hinata-chan!!", Suara indah si gadis musim semi terdengar membuat Hinata menoleh.

Dapat Hinata lihat bahwa tinggal ia sendirian di kelas itu. Sepertinya ka tak sadar melamun terlalu lama. Hinata tersenyum menghampiri kedua sahabat perempuan nya yang berada di depan pintu kelas.

Si gadis musim semi yang ceria, Haruno Sakura. Mereka bertemu saat Sakura menanyakan toilet pada Hinata setelah upacara penerimaan siswa. Kedua nya kembali bertemu di kelas yang sama 2 tahun lalu yang menjadikan mereka shabat dekat.

"Apa yang mau pikirkan sayang ku? Sampai gak sadar tinggal sendiri di kelas itu", Yamanaka Ino. Si gadis ter hot satu sekolah.

Hinata sendiri sudah berteman dengan ino sejak sekolah menengah pertama. Mereka berteman dekat karena Hinata yang mengagumi keberanian dan kepercaya dirian Ino.

" Hanya nilai ujian harian b.Inggris ku ", Hinata menjawab pertanyaan Ino

" astaga sayang!! Berhentilah memikirkan itu. Nilai mu pasti tinggi. Lebih baik kau pikirkan apa yang harus kita lakukan setelah ini " , Ujar Ino sembari menatap Hinata dengan tatapan aneh nan dramatis

" em.. Pulang?? " , Balas Hinata dengan tampang polosnya sembari mereka berjalan di Koridor

" Hahahahahh itu tidak salah. Benar itu benar Hinata ", Tawa Sakura menggelar di sepanjang koridor mendengar jawaban Hinata.

" aduh kau tahu kan bukan itu maksudku! ", Ini berseru dengan wajahnya cemberut membuat Sakura dan Hinata semakin tertawa.

Ah lucu nya makhluk satu ini. Membuat Hinata ingin Menjahili nya lebih jauh tapi ia urungkan. Bagaimana pun juga ia tidak mau terkena ambekan kematian Ino. Bisa bisa Hinata didiamkan seminggu penuh.

" iya iya aku ngerti kok. Aku sih gak ada kegiatan selain belajar " Ujar Hinata dengan senyum manis

" berhenti mengiksa diri sendiri dengan belajar nona. Lebih baik kita menonton latihan tanding basket sasuke. " Sakura memberikan usulan.

Hinata terkekeh mendengar kalimat pertama dari sahabat pinky nya itu. Hinata memang selalu menyiksa diri sendiri dengan jadwal belajar yang padat nya di luar prediksi BMKG. Jadwal pelajaran tambahan Hinata itu diatur langsung oleh sang ayah dimana Hinata tak memiliki suara sedikit pun.

Hyuuga Hiashi, sang ayahnya ingin dia menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Hinata tentu saja ingin menjawab harapan (?) itu meski terkadang Hinata lelah. Lelah dengan sang ayahnya.

"Usulan yang bagus pinky! Ayo ke sana!!" Ino berseru menyetujui usulan Sakura. Gadis itu terlihat sangat bersemangat.

"Semangat sekali kau, jidat" , Sakura mendengus

"Of course! Kau tau kan anak anak basket itu sangat tampan dan tinggi! Oh jangan lupakan perut sixpack itu! Ouh~ ya Tuhan andai saja salah satu dari mereka bisa ku miliki aku akan hidup tanpa penyesalan apapun" , Ino menjelaskan alasan nya dengan semangat 45

"Dasar pencinta Sixpack sialan", Umpat Sakura di akhiri tawa canggung

"Jujur padaku kau juga menyukainya. Jangan munafik aku tahu itu!" , Ino membalas umpatan Sakura

"Kapan aku mengatakan aku tak menyukainya", Sakura berujar santai sambil mengedikkan bahunya

"Sialan kau" , Umpatan dengan emosi tertahan terdengar dari Ino

Hinata hanya terkekeh ria mendengarkan pertengkaran imut diantara dua orang di kanan dan kirinya itu. Kedua nya benar benar selalu dapat menghibur Hinata dan membuatnya lupa akan kelelahan nya.

"Bagaimana menurutmu Hinata? Kita kesana?" , Sakura bertanya pada Hinata setelah mengudahi adu mulut dengan Ino

"Emm sepertinya aku bisa ikut sebentar namun tak bisa sampai selesai", Jawab Hinata sekedarnya masih dengan senyuman indahnya

"Ehhhh kenapaaa?????" , ujar keduanya serempak dengan nada kecewa

"Yah... Kalian tahu. Jadwal les ku", Sejujurnya Hinata sedikit kecewa tidak bisa menemani keduanya menonton Pertandingan latihan Sasuke tapi mau bagaimana lagi? Hinata tak bisa membantah jadwal yg di atur ayahnya. Bisa habis dia.

Untung-untung dia bisa menghindari perintah ayahnya untuk di jemput antar oleh supir rumah nya. Jika tidak ia pasti di punya waktu barang sedikit pun untuk bersama teman temannya karna selalu di awasi.

Hinata dapat melihat kalau Sakura dan Ino yang kecewa berat. Bahkan sekilas Hinata dapat melihat telinga anjing yang layu. Lucunya~

(Note : maaf ygy gtw sebutannya apa. Kalian ngertikan? Ngertilah masa enggak 😊😊😊)

"Maaf ya... Mungkin sampai pertengahan aku bisa. Jangan pasang wajah begitu dong" ujar Hinata membujuk keduanya agar tak terlalu kecewa

Hinata hanya mendengar "hm" lesu dari keduanya di iringi helaan nafas. Dengan itu ketiga sahabat itu berjalan beriringan ke arah gedung olahraga.

Tbc

Gimana bagus gak permulaannya? Ini bingung banget milih katanya😭😭😭

Home (?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang