1. Crazy Meeting

1 0 0
                                    

Bandara internasional Seoul selalu menjadi tanah pertama yang diinjak ketika sampai di negeri ginseng.

Jarum jam telah menunjuk hampir angka 11 malam, tapi aktivitas badara sama sekali tidak lenggang. Pesawat internasional dari New York baru saja mendarat beberapa menit lalu, dan para penumpang telah berhamburan keluar disambut keluarga masing-masing di arrival hall.

Seorang gadis menarik kopernya untuk keluar dari apron. Tangannya mulai sibuk menekan beberapa huruf untuk menemukan nama seseorang lalu mendial-up nomer tersebut.

Satu panggilan pertama terabaikan begitu saja, begitu pun panggilan ke dua.

"Apa dia sudah tidur?" Gumamnya seraya mengecek jam. Ah.. Hampir tengah malam pikirnya. Jadi dia mengakhiri panggilan ketika itu juga tidak mendapat jawaban dan kembali menarik kopernya keluar ke terminal.

Ponselnya berdering setelah beberapa langkah.

"Kau bangun?"

"Ah... Nuna maafkan aku. Kau sudah sampai?"

"Hoh? Kau akan menjemputku? Tapi jangan lakukan itu jika kau mengantuk. Aku baru sampai di Korea dan tidak mau mati konyol."

Ada hela nafas di seberang, "Mianhae nuna. Pelatih kami memberi beberapa sesi latihan tambahan. Jadi sepertinya aku tidak bisa menjemputmu." Ada nada penyesalan dalam kalimat itu.

"Gwenchana. Aku bisa naik taksi atau menyuruh seseorang untuk menjemputku."

"Nuga? Kalau memiliki kenalan?"

"Aniya, aku hanya bercanda. Istirahatlah lebih cepat. Sepertinya kau lebih sering begadang. Berhentilah main game dan segera tidur, arraseo?"

"Ara. Ah! Bagaimana jika aku meminta pada manager ku untuk menjemputmu? Sepertinya dia belum pulang."

Gadis itu berdecak, "Jangan membuatku merasa tak enak hati pada senior ku. Jangan melakukan itu. Aku akan mencari taksi."

"Kau yakin."

"O... Jadi selesaikan latihan dengan cepat dan tidur. Aku akan menghubungimu besok."

"Arraseo."

Lalu panggilan itu dimatikan. Soobin selesai memesan taksi tepat sebelum seorang merangkul bahunya.

Gadis itu celingukan. Lalu melihat seorang di sampingnya yang dengan santai tersenyum.

"Bantulah aku sebentar saja."

"Nde?" Soobin gadis itu bahkan tidak mengerti apa maksud pemuda dengan hoodie hitam dan topi hitam itu. Dia bahkan baru tahu dia seorang pria ketika pemuda itu mengangkat sedikit topinya. "Apa kau mengenalku? Apa kewajibanku untuk membantumu?" Soobin berusaha menjauhkan tubuhnya lepas dari rangkulan pemuda tersebut.

Apa orang Korea memang gila sampai merangkul seorang sembarangan? Atau pemuda itu adalah pria cabul yang sering dia lihat di berita.

Pemuda itu sendiri tampak menatap Soobin tidak percaya, seolah mengatakan 'kau seharusnya beruntung dipeluk olehku'

"Jagiya, sepertinya kau marah karena aku telat menjemputmu." Lalu tangannya kembali menarik bahu Soobin mendekat padanya.

"Nde? Apa kau gila! Kau mau aku berteriak?"

"Mwo?"

"YA! DASAR PRIA CA...."

Belum sempat melanjutkan kata-katanya Soobin dikejutkan dengan aksi lain dari pemuda itu.

Matanya membulat sempurna dan otomatis menahan napas ketika tengkuknya ditarik untuk lebih dekat, terlalu dekat hingga ia bisa merasakan hembusan nafas pemuda yang menyentuh kulit wajahnya. Mata bulat itu memejam, dengan kepala sedikit miring untuk menyesuaikan bentuk wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What Wrong With Mr. Lee   ||  HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang