______
Holaaa! Welcome to new story by Bocilbakwan ^^>
Rencana aku di cerita kali ini, pengen bikin yang berbau-bau sad, ahokahok. Tp ga tau ya, bisa menjiwai atau enggak akunya 😐
Soalnya di story sebelumnya 'Remaja Prik Hijrah' pas scene sad nya itu kurang kerasa. Entah karena emang kebanyakan ngakak nya, atau emang akunya yang kurang menjiwai.
Tapi, semoga dicerita kali ini bisa, deh, ngerasain feel sedihnya 😁😁 kalah misal emang belum kerasa maaf, ya, soalnya aku juga masih belajar.
Warning ⚠️⚠️⚠️
—TYPO
—Bahasa baku & non baku.
—Don't Forget to Vote + Comment + Share
_____“Darimu, delapan tahun yang lalu.”
—Devando Yoga Agasta
┏━━━━━━━━━━ ★ HR ━━━━━━━━━━┓
Ciptaan Tuhan yang menaungi sekujur alam sedang memancarkan warna biru estetikanya bersama cahaya sang surya yang menyorot dengan ceria.
Namun, meski cuaca sedang membuat gembira, tidak bisa mengubah suasana hati dua remaja berbeda gender yang sedang duduk di taman, di bawah naungan pohon yang rindang.
Dengan hati-hati, remaja laki-laki mengobati luka yang tertera di rahang kanan remaja perempuan yang membiru. Sedangkan remaja perempuannya beberapa kali meringis merasakan ngilu.
Sekumpulan kupu-kupu terbang menghampiri mereka. Dengan warnanya yang beragam, membuatnya semakin terlihat indah dan enak dipandang.
"Yog! Ada kupu-kupu!" Tangan si remaja perempuan menunjuknya, dengan wajah yang langsung sumringah.
Yoga mendongak. Ia melihat kupu-kupu yang ditunjuk—sedang beterbangan mengepakkan sayapnya dengan anggun. Setelahnya, Yoga kembali menatap gadis di sampingnya.
Mata si gadis yang penuh luka membinar sangat indah, bibirnya yang kelu melengkung ke atas dengan sangat manis. "Kapan, ya? Kita bisa terbang lagi sama ibu?" tanyanya lirih.
Mendengar pertanyaan itu, Yoga menipiskan bibir. Dirinya menatap lama mata sang gadis, mendalaminya dengan penuh seksama. Meski terdengar tidak masuk akal, tapi Yoga paham, apa maksud pertanyaan gadis tersebut.
Tangan kanannya terulur mengusap-usap rambut si gadis dengan lembut. Bibirnya ikut membuat lengkungan yang indah, bermaksud menenangkan. "Secepatnya—
—Secepatnya, kita pasti terbang lagi sama ibu, Kay.”••→|| 07 / 09 || ←••
"Non suka menggambar?" tanya Yoga. Ia aga tercengang melihat banyaknya buku gambar yang berserakan di atas meja di hadapannya.
Keylin mengangguk. "Kalau mau liat-liat buka aja, Bang."
Perlahan, tangan Yoga membuka lembaran demi lembaran salah satu buku gambar. Dirinya kembali dibuat tercengang dan kagum dengan gambar-gambar yang tertera. Gambar-gambar yang terdapat di sana hanyalah gambar kupu-kupu yang beraneka ragam, warna-warni dan pastinya cantik.
"Kok, kupu-kupu semua?" tanya Yoga pada Keylin yang sedang membenahi pakaian.
Kegiatan Keylin terhenti sebentar, ia menaikan bahunya tak tahu. "Entah," jawab Keylin. "Ga tau kenapa gue suka and terobsesi pengen jadi kupu-kupu. Kayaknya enak ... gitu. Bisa terbang bebas kemana aja yang mereka mau. Tanpa ada kekangan dan aturan."
Keylin berbalik, ia berjalan menghampiri Yoga. Setelah di sampingnya, tangan Keylin meraih buku gambar yang lain dan membukanya.
Yoga terdiam. Buku gambar tersebut isinya juga hanya gambar kupu-kupu, tapi dengan warna yang gelap. "Saya boleh menyarankan, ga, Non?"
Kening Keylin mengerut, ia menoleh, melihat Yoga yang lebih tinggi darinya. "Nyaranin apa?"
"Non jangan mau jadi kupu-kupu," terang Yoga. "Meski indah, bebas dan disukai banyak orang, tapi kupu-kupu hidupnya cuma sebentar."
┗━━━━━━━━━━ ★ TBC ━━━━━━━━━━┛
Segini cukup, lah, ya. Wkwkwk.
Jangan lupa pantengin upp terus ya zeyengg 😍😍😍😍
Ily for yuuuuuuuu 🌷💕💕💕💕
Bertanda
_MINO (MINe astrOphiles)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Flying, Keylin!
Roman pour AdolescentsJudul sebelumnya: 07 / 09 Ketika seorang mantan napi tak sengaja bertemu dengan gadis SMA yang memiliki strict parents. Yang dimana, hidup si gadis penuh dengan kekangan dan aturan-aturan, sehingga menjadikannya budak kebebasan. Banyak hal yang tida...