Hari minggu siang, Awan sudah berada di depan Kos Antika, Kali ini dia naik Bus sendiri. Lebih terasa lama dari perjalanan sebelumnya, entah apakah memang jarak yang jauh atau mungkin dia sudah merasakan apa yang akan terjadi nanti. Tersadar, Antika sudah di depan menghampirinya. Mereka pun masuk ke kamar kos Antika, Awan duduk di meja belajar Antika, dan Antika terduduk diam di atas tempat tidurnya. Tidak banyak kata yang mereka tanya ataupun jawab. Terasa kering di waktu siang yang panas saat itu.....
" Jadi bagaimana selanjutnya..." Ucap awan
"hmmm...gimana ya" Jawab Antika
" Saya Haus" Cuma itu yang bisa dilanjutkan Awan.
" Baik saya belikan di warung depan dulu ya gapapa...." Antika bergegas keluar kamarnya, hp Antika tertinggal / memang sengaja tidak dibawa.
Hp Antika terus menerus berbunyi sms nya...Tak tersadar Awan mencoba untuk melihat layar hp Antika yang tergeletak di kasurnya...Nama Lelaki yang sepertinya Awan kenal, Awan semakin terdiam mungkin dia sudah mendapatkan jawabannya atau semakin bertanya bagaimana sebenarnya Antika memandang Awan selama ini...
Akhirnya Antika datang membawa minuman, dan Awan masih terduduk di tempat yang sama hanya memandang laintai kosong...
" Sepertinya apa kita putus saja ya?" Tanya Awan sebelum meminum minuman yang diberikan Antika.
" Iya sepertinya Wan" Jawab Antika datar.
" Kenapa ya seperti ini..." Bukan pertanyaan yang harus dijawab Antika, kemudian dia berdiri dari tempat duduk dan pamit pulang. Antika hanya terdiam mengikuti Awan dari belakang.
Di lorong tengah kemudian Awan berhenti dan berbalik melihat Antika.
" Maaf ya, mau bagaiman atau diapain sekarang saya terima..." Tiba-tiba Antika berkata seperti itu, sambil memejamkan mata, apakah Antika berpikir menerima jika akan ditampar Awan saat itu?Awan bukan seperti itu...
Atau mungkin Awan akan mengecupnya, mungkinkah Awan mau? Tidak terpikir. Awan tak ada berpikir untuk dua kemungkinan itu, dia hanya mangarahkan tangannya untuk mengelus dan membelai kepala Antika dengan rambut yang halus sambil tersenyum...Karena di mata Awan,dia masih tidak mau atau akan merubah semua cerita dengannya.
" Terima kasih ya Antika, besok saya Ujian Akhir...semoga bisa lulus semua ya"
" Hah, iya Wan" Tiba-tiba Antika membuka matanya dan kaget karena mungkin bukan suasana yang tepat saat itu dan Antika tidak mengetahuinya sebelumnya.
Awan pun berjalan pulang, Antika hanya mengantar sampai depan pintu. Awan pun mengerti memang hanya sampai sini mungkin cerita ini berakhir. Karena besok dia harus melihat ke depan yang jauh lebih panjang, tidak perlu menoleh kebelakang yang sudah tidak mungkin untuk kembali menyesali waktu dulu seandainya dia tidak datang atau ikut Les Bahasa Inggris, menanggapi Antika begitu serius, karena memang Awan sendiri yang memilih untuk itu, memilih untuk menikmati perjalannya sebagai figuran mengejar dengan berlari dan mengikuti Bidadari yang terbang. Dan saat meraihnya akhirnya mereka berdua sadar jika tidak akan sanggup seorang figuran untuk terbang atau pun Bidadari untuk berlari....