7. Kesepakatan

151 43 133
                                    

CHAPTER 7

KESEPAKATAN

KESEPAKATAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

᛫◧

❝Dosa lo udah terlalu gede buat dimaafin sama Tuhan. Nyawa Bunda yang lo ambil lima tahun lalu, ga akan bisa lo balikin dengan seribu liter air mata yang lo buang di kuburannya.❞















MALAM harinya, senjata-senjata ilegal yang berhasil direbut kembali segera dibawa untuk diselundupkan ke luar negeri. Ditaruh dalam truk-truk berbeda, yang setiap truknya dikawal oleh orang-orang Kaesar dan sebagian anak Genzaro.

Sementara senjata-senjata itu bergerak, Nakula bersama anak Genzaro yang tidak ikut mengawal truk berpesta di markas.

"Cheers, men!" seru Argas bersulang dengan anak-anak Genzaro, bersorak-sorak menyuarakan kemenangan.

"Ini alkohol?" tanya Nico, mengamati gelas berisi cairan berwarna ungu.

"Bukan," celetuk Denzo. Namun dia menoleh ke Nakula dengan ekpresi tak yakin, "Iya kan?"

Nakula mengangguk. "Ga ada mabuk-mabukan malam ini."

"Yah, padahal pengen," kata Nico yang langsung digeplak kepalanya oleh Denzo. "IH SAKIT TAU!"

"Bocil kaga boleh minum alkohol!" tegur Denzo.

"NICO BUKAN BOCIL!" teriak Nico tak terima.

"Hadeh." Nando mulai menutup telinganya.

"KAMU TAU UMUR AKU? TUJUH BELAS TAHUN! NICO SEBENTAR LAGI PUNYA KTP, JADI NICO UDAH DEWASA YA, ZO! BISA GA JANGAN SEBUT NICO BOCIL TERUS? EMANG HARUS KAYA GIMANA LAGI BIAR NICO DIANGGAP DEWASA? EMANGNYA NICO SEBOCIL ITU SAMPE DIKATAIN MU—"

"Ngomel mulu gua bakar lo!" Ron yang baru selesai menyalakan api menggertak kesal. Anak itu melotot pada Nico, menunjuk kobaran api di belakangnya. "Lo mau gua sate?"

"Ngaku dewasa tapi tingkah kaya bocil TK," gerutu Nando. Dia benar.

Nico masih terus mengomel.

Razel menimpuk punggung Denzo dengan kayu kecil yang bukannya meminta maaf pada Nico karena telah membuatnya marah, Denzo malah berjoget ria seakan ocehan-ocehan Nico adalah senandung dangdut.

"Mang eak cil," ledek Denzo sambil terus berjoget. Argas tertawa terbahak-bahak di sebelahnya.

Nico mencak-mencak, mengeluarkan sumpah serapah.

"Bakar ae mereka berdua," saran Razel.

"Mau gua pecat tapi dua-duanya berguna," ucap Nakula resah, memandang dua anggota yang paling sering bertengkar itu. Denzo dan Nico sama-sama memegang keamanan Genzaro. Yang membuat Nakula heran, bagaimana bisa dengan kejeniusannya dalam menguasai bidang IT, sifat Nico justru seperti anak kecil.

NADEWA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang