Derap langkah terdengar dikoridor rumah yang cukup untuk dibilang besar. Tatapan matanya lurus kedepan tanpa menghiraukan tatapan-tatapan tak kasat mata disekitarnya. Gadis dengan balutan kaos lengan pendek berwarna putih dan training berwarna hitam itu, berjalan gontai menuju dapur.
Wajah bantalnya masih terlihat jelas diwajahnya. Ia terbangun tengah malam karena haus, gadis itu lupa untuk mengisi gelas nya dengan air putih sebelum tidur tadi.
Langkah nya terhenti dibelokkan menuju dapur. Matanya yang masih terpejam menahan kantuk itu menatap datar makhluk didepannya. Ia mendengus. Tatapannya masih sama datar nya. Makhluk dihadapannya juga diam, tidak berkutik sama sekali. Keduanya beradu tatap. Hingga tiba-tiba makhluk itu menghilang secara misterius. Gadis itu terkejut walau tidak begitu terlihat. "ga jelas" batin nya, lalu melanjutkan langkahnya menuju dapur.
***
Kabut pagi menenggelamkan rumah dengan catputih itu. Sinar mentari menembus kabut. Sebuah keluarga sudah terbangun sejak tadi. Hari ini mereka akan pergi berlibur walu tanpa orang tua yang menyertai.
"Kak bantuin angkatin koper nya!" pinta si bungsu, kedua tangan sibuk menarik koper. Aurora Agustin Putri Canara. Sambil menunjuk jajaran koper dengan dagunya. "Iya.. Bentar.." Balas kedua kakaknya bersamaan.
Ayah dan bunda ketiganya masih sibuk dengan pekerjaan kantor masih menumpuk. Mau tidak mau mereka hanya berangkat bertiga tanpa orang tua. Dan Raisa Aprillia Putri Canara, sebagai kakak tertua yang akan menemani kedua adiknya untuk liburan kali ini.
"Ra! masih ada satu koper lagi!" kata si anak tengah. Rama Octavia Putri Canara. kedua tangannya menarik 2 koper sekaligus.
Liburan kali ini ketiganya berencana untuk mengunjungi kampung halamn sang nenek. "Iya.." balas Rora, tangan kanan nya menarik koper hijau, koper yang terakhir. " Ini berat banget! Koper siapa sih!:" Gerutu Rora yang tetap menarik koper itu kebagasi mobil.
"Kalau sudah semua, ayo berangkat!" Kata Raisa, kedua adiknya itu segera memasuki mobil. Raisa duduk rapih di belakang roda kemudi, ada Rama yang duduk di sampingnya, dan Rora yang di bangku belakang dengan barang-barang yang lain.
Mobil itu melaju, menjauhi halaman rumah bercat putih itu. Dengan banyak pasang mata yang menatap nya.
***
" Kak, gak ada yang ngikutin kitakan?"
" Gak usah berharap gak ada.."
"Aku cuman berharap kalu yang ngikutin kita bukan Ghost Rider."
" Kebanyakan nonton horor kamu."
***
Percakapan terjadi didalam mobil yang diisikan ketiga putri tuan Canara. Entah apa yang ketiganya bahas. Yangjelas sedari tadi sibungsu berceloteh tidak jelas dengan Rama yang sesekali menyahuti walau tidak faham. Berbeda dengan Raisa yang fokus dengan jalanan didepannya.
Perjalanan menuju rumah nenek, diperlukan waktu 4-5 jam perjalanan,karena jarak nya yang jauh.
Baru 29 menit perjalanan, Rora dan Rama sudah ribut. Untung saja Raisa adalah tipe kakak yang penyabar. "Kak... Laper.." Rengek Rora saat perut nya tiba-tiba berbunyi, padahal sebelum berangkat tadi mereka sudah sarapan.
"Hmm.." Balas Raisa datar. "Baru setengah perjalanan Rora udah laper."
" Biasa.. Gentong.." Guman Rama yang amsih didengar kedua saudarinya. 'Bicara sama siapa kamu ram?" tanya Raisa, matanya menatap sekilas adik nya itu. "Rada-rada emang orang nya" ucap Rora asal.