3

448 33 0
                                    

"Huek!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Huek!"

"Ren, kita ke rumah sakit saja ya?" Renjun menggeleng, sudah satu bulan berlalu sejak kejadian itu dan kini rumah tangga kembali harmonis. Renjun hanya menyimpan kejadian itu di hatinya dan berlagak tak tahu walaupun sikapnya agak berubah sedikit posesif pada Jeno.

Dan pria itu tak masalah. Kini Jeno tak ke kantor sebab renjun yang terus muntah dari pagi. Tubuh istrinya itu kini lemah hingga ia harus ekstra menjaganya. "Aku panggilkan dokter saja ya?" Renjun mengangguk.

Tak berapa lama, dokter pribadi mereka sampai dan tengah memeriksa renjun. "Sepertinya nyonya Lee tengah mengandung, untuk hal ini Minggu depan nyonya Lee harus memastikan nya lagi dan datang kerumah sakit untuk pemeriksaan" mendengar hal itu Jeno rasanya bahagia. Ia mengecup bibir renjun yang masih syok atas pernyataan dokternya.

"Terimakasih sayang, kita berikan kabar ini pada logan ya?"

"Aku masih tak menyangka Jeno, aku kira setelah melahirkan logan aku tak bisa-"

"Sstt mungkin ini takdir kita, Minggu depan kita ajak logam memeriksa mu ya?" Renjun mengangguk, ia bersandar pada dada Jeno. Dekapannya erat membuat renjun nyaman.

"I love you" ucap renjun tiba tiba.

"I love you too" keduanya tertawa.

Bohong. Semuanya ucapan Jeno bohong. Renjun melihat dengan mata kepala nya jika Jeno bersama seseorang yang ia benci masuk keruangan kandungan, Meninggalkan dirinya yang seharusnya bersama Jeno untuk memeriksa janin dikandungnya.

Ia kembali kerumah dengan perasaan kecewa dan marah. Semuanya ia lampiaskan pada barang barang dikamarnya. Logan yang ikut bersama mama harus menelan pahit kembali mendengar mama nya hancur. Anak itu hanya diam didepan kamar mama, mendengar tangisan dan pecahan barang.

"Mama! Mama! Ayo keluar!" Logan mengetuk kencang pintu itu namun dihiraukan oleh mamanya. Dan suara berisik itu terhenti, logan kembali membuka pintu yang kini tak terkunci.

"Mama?" Suaranya kecil, mencoba melihat kedalam kamar dimana sang mama duduk didepan jendela dengan secangkir teh. Buru buru logan menghampiri mama dan memeluknya.

"Mama, logan khawatir sekali. Mama jangan melakukan itu lagi" usapan lembut logan terima.

"Iya sayang, logan mau ya tidur bersama mama?" Logan mengangguk semangat, masuk ke gendongan renjun dan tidur disamping mamanya.

"Tidur yang nyenyak logan, maafkan mama."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
:The Golden Sun Ver.2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang