¹(Permulaan)

864 49 15
                                    

Indonesia menyipitkan matanya, saat netra zamrudnya melihat sesuatu yang aneh. Setelah mendekat dia melihat retakan di tanah yang membuatnya memiliki perasaan tidak nyaman.

''Apa ini?'' netra zamrud itu mengikuti arah retakan yang sepertinya semakin besar di ujungnya.

Indonesia melihat sekeliling yang sepi tapi dia bisa merasakan indranya berteriak ada banyak mata yang melihatnya. Ini bukan perasaan saat dilihat oleh makhluk tak kasat mata, ini perasaan dilihat oleh makhluk nyata. Masalahnya adalah tidak ada seorangpun disini, dan dia yakin tidak ada alat yang memata-matai nya.

Perhatiannya teralihkan saat penglihatannya menangkap retakan-retakan lain yang lebih pendek namun lebih lebar di sekitarnya. Indonesia tidak mengalihkan pandangannya untuk meneliti lebih jauh, apakah ada yang aneh atau tidak.

''Tidak ada apa-apa. Tapi kenapa aku tidak nyaman ya?'' monolognya pada dirinya sendiri.

Sebuah getaran dari sakunya membuatnya mengalihkan pandangannya untuk sesaat, tepat saat dia menjawab panggilan sebuah sinar terang muncul dari retakan-retakan itu.

''Halo? Ada ap-''

Perkataan Indonesia terputus saat dia terkena cahaya sinar itu.

''Ayah? Ayah! Halo!?!"

Teriakan itu diiringi dengan semakin terangnya cahaya yang keluar dari retakan yang tersebar ke seluruh penjuru dunia. Dan menyebabkan membekunya waktu serta beberapa Countryhumans dan Organization Humans yang menghilang.















Hitam.

Itulah yang menyambut mereka, tepat saat membuka mata setelah bangun dari pingsan.

''Ada apa ini?!''

''Ouch! Siapa yang menginjakku?!''

''Hei hati-hati!!''

''Anak-anak jangan ribut oke?!? Jangan ada yang terpisah!''

''Kami tidak bisa melihat apapun! Bagaimana kita bisa tahu itu kita, tuan UN!?''

UN melihat sekeliling, mencoba menemukan sesuatu yang mungkin bisa dilihat olehnya hanya untuk menabrak seseorang.

''Woah!? Hati-hati UN, kau baru saja menabrakku.'' suara NATO membuat UN sedikit menghela nafas lega, setidaknya ada orang dewasa disini selain dia.

''Maaf Tuan NATO, hei anak-anak bisa kalian coba untuk saling berkumpul? Kami akan mencoba menemukan sesuatu!'' UN berteriak saat dia masih mencoba melihat apakah ada setitik cahaya.

''Baik!''

''Tuan EU? Tuan Asean? Tuan Seato? Apakah kalian ada disini?'' setelah UN yakin bisa meninggalkan anak-anak dengan NATO, dia berjalan sebentar untuk mencari apakah masih ada yang terpisah atau tidak.

''Kami disini UN. Asean dan Seato juga di sampingku.'' suara khas EU menjawab panggilannya membuatnya lega, apalagi saat Asean juga menjawabnya disertai deheman Seato.

''Baiklah, semuanya apakah ada yang menemukan sesuatu yang mungkin sekiranya bisa menerangi tempat ini?'' setelah beberapa saat mencari sumber pencahayaan, NATO berteriak saat dia tidak menemukan apapun.

''Tidak ada tuan!''

''Kami juga tidak menemukan apapun!''

''Sayangnya kita juga tidak menemukan apapun.''

NATO menghela nafas, saat dia baru ingin menjawab.

''Yah, kami juga tidak.''

Sebuah suara asing bagi sebagian besar orang membuat kewaspadaan mereka meningkat.

Pecahan Jiwa || Countryhumans IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang