⁹(Mimpi Apaan Gw Njing?!)

290 30 2
                                    

Suasananya agak ramai, apalagi dengan diskusi yang bertebaran dimana-mana.

Bola bulu itu sibuk dengan beberapa bola mutiara kecil berwarna-warni. Tangan kecilnya terkadang menggaruk kepala atau badan? Entahlah, aku tidak tahu.

"Hm... Ini terlalu berat, ini tragedi, ini berdarah... Kenapa hampir semuanya tragis? Gelap banget! Yang agak terang meski banyak tapi genrenya... Agak...?"

T.R dan USSR yang memang sedang didekat sana seolah bisa melihat tanda tanya maupun tanda seru yang melayang di sekitar bola bulu itu.

Keduanya berjalan perlahan, mencoba mengetahui sesuatu tentang tema apa lagi yang akan diputar.

Apalagi saat mengetahui beberapa dari mereka temanya seperti itu. Keduanya saling memandang, saling berkomunikasi melalui pandangan mata.

-Gimana? Ketemu sesuatu?-

-Nggak, semuanya bewarna acak, tapi tidak ada petunjuk sama sekali.-

Kedua rival abadi itu kembali sibuk memperhatikan bola bulu yang tampaknya semakin mengembang?

"Oke! Mari kita mulai!"

Teriakan yang disertai spin yang menyala membuat mereka kembali menatap layar dengan serius.

Mimpi apaan gw njing?!

Pertama kali kita bertemu
Pingsan

Tanda menunjuk ke pilihan "Mimpi Apaan Gw Njing?!" Menyebabkan beberapa dari mereka berkeringat.

'Khas dirinya banget.'

Mereka tersenyum tak berdaya, mengingat dimana sang Garuda bisa tertawa lebar di satu detik dan mengumpat di detik berikutnya.

"Dwi kau tampaknya tahu tentang ini." Petrus melirik PKI yang senyumnya kembali mengkriting yang menandakan dia mengetahui sesuatu tentang itu.

"Ah... Ya, aku tahu setengahnya, karena beberapa hal. Omong-omong! Aku pergi dulu ya, ada yang harus ku urus!" PKI menyeringai sembari mengambil langkah cepat sebelum kerahnya di tarik oleh seseorang.

"Kheuk! Martial! Lepas oi, aku tercekik!" PKI yang tercekik seketika memberontak.

Martial menggelengkan kepalanya dan sedikit menggeret PKI yang masih mencoba memberontak.

"Sepertinya ini bukan hal yang biasa." Soviet bergumam pelan.

"Hah? Kenapa ayah tahu?" Kazakhstan yang ada didepan Soviet menoleh kebingungan.

"Itu terlihat jelas dalam perilaku Kai. Dia tidak akan kabur hanya karena hal sepele- yang padahal tidak. Mereka berdua kan muka badak." Soviet menjelaskan.

Belarus bersweatdrop saat mendengar perkataan terakhir ayahnya itu, tapi dia tidak membantah. Karena, sebelum kejadian yang mengubah semuanya terjadi, Indonesia masihlah pemuda berwajah tebal.

...

Indonesia menggosok giginya dengan mengantuk, kondisinya yang setengah tertidur membuatnya tidak bereaksi saat seseorang masuk ke dalam kamar mandi.

"Lebih baik cuci muka dulu nanti ke sodok sikat gigi loh."

Indonesia mengangguk pelan, tapi masih tidak bereaksi sampai dia betulan ke sodok sikat gigi!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pecahan Jiwa || Countryhumans IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang