Selamat datang di cerita pertamaku...
Semoga kalian suka.Terimakasih bagi para readers yang menyempatkan waktunya untuk mampir.
Happy reading...
Bismillah...
Seorang gadis memasuki rumahnya. Pukul 01.00 dini hari ia baru pulang ke rumah. Sudah menjadi kebiasaannya pulang larut malam.
"Dari mana aja jam segini baru pulang?!!" Suara tegas seorang pria membuat langkahnya terhanti.
"Main." Jawabnya dingin.
"Apa pantas seorang gadis jam segini baru pulang?" Tanya pria tersebut, tetapi tak di jawab oleh sang gadis. Justru gadis itu pergi menaiki tangga menuju kamarnya. Malas berbicara dengan pria yang statusnya adalah ayah kandungnya sendiri.
"Azelina!! Mulai besok papa cabut semua fasilitas kamu!" Tegas pria tersebut.
Azelina Zalwa Renviagar, seorang bad gril yang tak mengenal aturan dan sering pulang malam.
🌿🌿🌿
Pagi hari menjelang siang. Pukul 09.00 Azelina atau yang sering disapa Zelin baru terbangun dari tidurnya. Seperti biasa, pasti ia melewatkan shalat subuhnya.
Setelah bersih-bersih dan mandi, ia turun ke bawah menuju ruang makan.
"Non, mau makan apa?" Tanya seorang asisten rumah tangga yang sedang bersih-bersih.
"Apa aja." jawabnya setelah duduk dikursi meja mamkan sambil memainkan ponselnya.
"Tunggu sebentar non," ujar ART itu sebelum pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan.
Semalem sebenarnya siapa yang ngalahin gue ?. Batin Zelin terus mengingat kejadian semalam. Saat dia balapan seorang pria mengalahkannya. Padahal sebelumnya ia tak pernah kalah dalam balapan sekalipun lawannya ketua geng motor yang handal.
"Sok misterius banget. Nggak mau copot helm, nggak mau bicara lagi." gumamnya.
Saat dia sedang bertempur dengan fikirannya, seorang bodyguard manghampiri Zelin.
"Permisi nona," ucapnya dengan sopan sambil menunduk.
"Kenapa?" tanya Zelin.
"Saya mau menyampaikan pesan dari Tuan." ucapnya.
"Hm."
"Saat ini tuan sedang keluar kota. Mungkin sekitar tiga hari, dan dalam tiga hari itu non Zelin nggak boleh keluar dan nggak boleh ngajak temen-temen non kesini. Kunci motor sama mobil juga diambir tuan semua." jelasnya.
Zelin yang mendengarnya langsung bangkit dari duduknya "Apa-apaan! Zelin dikurung dirumah gitu? Memangnya hewan!!" Kesal Zelin tak terima.
"Tapi ini perintah Tuan, Non. Disekeliling rumah juga ada bodyguard yang menjaga." ujarnya.
"Sejak kapan papa ngatur-ngatur gue?!" Ujar Zelin, lalu bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.
"BI !! ZELIN NGGAK JADI MAKAN" Teriaknya sebelum menaiki tangga.
🌿🌿🌿
Setelah sampai kamar, Zelin membaringkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya "Papa apa-apaan sih ! Biasanya gue juga nggak diatur atur." ujarnya.
'Ting'
Zelin membuka ponselnya saat ada pesan yang masuk.
Evan
|Zel, tumben lo nggak kesini??
|Mainlah jangan dirumah mulu,
Ngapain juga.|Nggak boleh keluar.
Tak lama setelah Zelin mengirim pesan itu Evan menelfonnya.
"Zel ayo dong ke sini." ucap Evan setelah Zelin mengangkat telfonnya.
"Zel, si Evan mau traktir kita nih." timpal cakra.
"Gue nggak boleh keluar. Bokap keluar kota tiga hari, dan selama itu gue nggak boleh keluar. Kalian juga nggak boleh ke sini. Banyak bodyguard yang jaga rumah."
"Pasti gara-gara semalem?" Tanya Evan.
"Lo sih. Udah kita suruh pulang, lo nggak mau pulang." ujar Aldero.
"Lain kali jangan ikuti jejak kita yang kurang baik lah Zel. Kita nggak mau jadi pengaruh buruk buat lo." ujar Hiko.
Zelin terdiam mendengarkan perkataan teman-temannya yang sudah ia anggap sebagai abang-abangnya.
"Zel. Lo denger kita kan?" Tanya Riko.
"Iya. Zelin dengerin." ujar Zelin, lalu ia teringat sesuatu. "Eh, semalem yang balapan sama gue siapa? Masa gue kalah sama dia."
"Dia bos kita. Ketua Freantik yang jarang bertindak tapi sekali bartindak hebatnya tiada lawan." jelas Evan.
"Ketua Freantik ? Kok kalian nggak ada yang bilang sama gue sebelumnya?" Tanya Zelin, begitu terkejut.
Selama berteman dengan geng Freantik, tak pernah sekalipun Zelin bertemu dangan ketuanya.
Freantik. Sebuah geng motor terkenal yang sudah Zelin anggap sebagai abang-abanynga kerena umur mereka rata-rata terpaut 6 tahun dengan Zelin. Selama berteman dengan anggota Freantik Zelin juga tak pernah menginjakkan kakinya di markas Freantik. Jangankan menginjak, dimana tempatnya pun Zelin tidak tahu. Ujung-ujungnya mereka berkumpul di cafe atau tempat lain selain markas.
Memang sudah peraturan Freantik 'Tidak boleh ada yang membawa cewek ke markas' karena jika musuh mereka tahu akan membahayakan cewek itu.
"Ini udah bilang." ucap Hiko.
"Ya maksudnya sebelumnya gitu. Gue kan pengin kenal sama dia." kesal Zelin.
"Percuma. Dia ceweknya banyak. Nggak bakal tertarik sama lo." ujar Aldero.
"Gue kan cuma mau kenalan."
"Nggak bakal mau Zel." ucap Malken.
"Kan belum coba."
☆☆☆☆☆
Mohon maaf ini cerita pertama saya. jika ada kesalahan mohon ditegur🙏🙏
Terima kasih untuk para pembaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZEL
Teen FictionAzelina Zalwa Renviagar, seorang bad gril yang tiba tiba kehidupannya berbeda saat dirinya di jodohkan dengan seorang pria yang paham agama. Muhammad Fattah Arayan Faris Al-Malik, seorang Gus di pesantren Baitul Ikhsan dan sedang melanjutkan pendidi...