Bab 10 *Awal baru di pesantren*

28 5 0
                                    

Assalamu'alaikum readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamu'alaikum readers... maaf kemarian aku nggak up tapi sekarang bebnya lumayan banyak.

Jangan lupa vote dan komen dan semoga kalian tidak bosan dengan cerita 'RAZEL' 😅

"Ustadzah Nafiza, bisa jelaskan apa yang sudah terjadi ?" Tanya ustadzah Iren.

Ustadzah Nafiza mengangguk "Dia membawa ponsel ke pesantren, berpakaian tidak sopan dan berbicara tidak sopan" ujar ustadzah Nafiza pada Zelin.

"Sedangkan mereka tidak mengaji" lanjutnya pada Aleya, Kiana dan Nessa.

Ustadzah Iren mengangguk mengerti, lalu ia menatap pada Zelin "Kamu santri baru ?"

"Iya"

"Apa kamu tidak tahu peraturan di pesantren ini ? Santri tidak boleh membawa ponsel, tidak boleh berpakaian seperti kamu, harus menutup aurat dan berbicara yang sopan" jelas ustadzah Iren dengan lembut.

"Saya nggak tahu"

"Sekarang kamu sudah tahu ? Jadi, karena kamu membawa ponsel kamu mempunyai dua pilihan. Pertama ponsel kamu akan di hancurkan atau kedua, posel kamu akan di serahkan pada ndalem dan kamu mendapat ta'ziran (hukuman), itu juga ponsel kamu belum tentu bisa kembali. Jadi, pilih yang mana ?" Jelas ustadzah Iren.

"Nggak pilih dua duanya" ujar Zelin.

"Ponsel kamu akan hancur" sahut ustadzah Imah.

"Oke fine, gue pilih yang kedua. Awas kalau ponsel gue hancur !" Ujar Zelin kemudian bangkit dari duduknya "Jangan hukum mereka betiga. Mereka nggak salah, tadi mereka cuma ngasih tahu gue" ucap Zelin sebelum pergi keluar dari kantor.

"Kalian boleh keluar. Kalian kami bebaskan tapi lain kali jangan bolos ngaji" ucap ustadzah Iren pada Aleya, Kiana, dan Nessa yang sedari tadi menunduk.

🌿🌿🌿

"Zelin" panggil Kiana saat mereka memasuki kamar dan mendapati Zelin sedang duduk di tepi kasur.

Zelin mendongakkan kepalanya menghadap pada teman temannya.

"Maaf gara gara gue, kalian jadi ikut ikutan. Kalian nggak kena hukuman kan ?" Tanya Zelin.

Ketiganya menggeleng. Lalu, mereka duduk di tepi kasur sebelah Zelin.

"Makasih" ucap mereka bertiga.

"Nggak perlu gitulah. Gue kan udah bilang, gue nggak akan bawa orang lain dalam masalah gue" balas Zelin.

"Sebenarnya kamu baik Zel. Tapi.." ucap kiana menggantungkan ucapannya.

"Nggak perlu di lanjut. Gue udah tahu" ujar Zelin.

Mereka bertiga diam tak bersuara, mereka merasa tak enak pada Zelin.

RAZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang