🔞🔞[[MATE 4]]🔞🔞

1.3K 77 5
                                    

"Eumph--! "

Kalimat terakhir terbungkam secara paksa. Ketika bibir yang sebelumnya mengucap untaian kata itu diraup tiba-tiba tanpa aba-aba. Sepasang kelereng hitam membola dengan penuh tak percaya.

Sosok Pria Serigala di hadapannya, menciumnya begitu saja tanpa meminta persetujuan.

Bibir dengan tekstur sedikit kasar itu meraup bibir kecil Kim Dokja yang kenyal dan pucat. Memagut bibir bawahnya yang kaku dan bergetar sembari mengirimkan gigitan lemah di permukaannya. Kim Dokja yang terkejut sontak berjengit lucu. Dengan seluruh kesadaran mencoba mendorong pria di hadapannya yang bertingkah sangat tak masuk akal. Menahan dada keras yang seakan mencoba menghimpitnya dengan kuat. Namun kekuatan yang ia kerahkan bahkan tak sanggup membuat pria itu bergeming. Bagaikan mendorong tembok atau bongkahan batu raksasa yang keras dan tak tergoyahkan. Penolakan yang ia tunjukkan sama sekali tak berarti apa-apa bagi Makhluk Digdaya di hadapannya.

Malahan akibat dari penolakan yang ditunjukkan oleh Kim Dokja, Yoo Jonghyuk justru mendorong Kim Dokja hingga menyandar sepenuhnya pada batang pohon di belakangnya. Menahan gerakan Kim Dokja dan mengurungnya di antara pohon dan sepasang lengan kekarnya yang kuat. Meraih wajah Kim Dokja dan menahan Kim Dokja agar tak bergerak atau melepas bibirnya. Menekan tengkuknya yang basah dan justru memperdalam ciumannya yang penuh kesan tak sabaran.

"Eumph..! Ngh... Hngh~ eungh~... Nghh... ~" Suara desah lemah terdengar di sela-sela ciuman yang dibubuhkan. Kim Dokja terkesiap. Ketika kalimat protesnya tertelan oleh ciuman ganas ini, Yoo Jonghyuk menekan dagunya dengan ibu jari untuk mempermudah akses dalam mengeksploitasi bibir mungil yang masih sibuk diraup habis. Membuat kepala Kim Dokja menengadah dan membuka celah bibirnya secara refleks,

Yoo Jonghyuk menggunakan kesempatan itu untuk  melesakkan lidahnya ke dalam mulut Kim Dokja.

"Eungh~!! "

Kim Dokja terkesiap. Rasa menyengat menjalar ke sekujur tubuhnya ketika benda kenyal itu menerobos masuk ke dalam mulutnya. Bergerak menggali ke dalam dan bersinggungan dengan lidahnya. Menggesekkan permukaan lidah yang panas dan kasar pada lidahnya yang kelu dan kaku. Merangkulnya, mengajaknya bergerak bersama, kemudian memilin lidah kaku dengan kesan tak sabar. Yoo Jonghyuk mengobrak abrik seluruh isi di dalam mulutnya dan berkali-kali membuat gerakan merangkul dengan intens. Lidah yang lihai dalam memainkan arus cumbuan itu bahkan turut serta mengabsen seluruh deretan giginya. Menjilat gusi, kemudian langit-langit di dalam mulutnya. Mengirimkan efek sengatan kenikmatan bercampur geli yang membuat tubuh Kim Dokja bergetar hebat.

Rasa yang ditimbulkan ketika lidahnya digegat kemudian disesap kuat berkali-kali telah membuat Kim Dokja melenguh dengan begitu manis.

"Eungh~ ngh~ hnnhh~ ahh~" Kim Dokja yang dilema hanya bisa menutup mata kuat-kuat. Mencengkeram fabrik pakaian yang dikenakan Yoo Jonghyuk dengan penuh kebingungan. Ingin menolak, namun tak dapat melepaskan dirinya yang dipaksa untuk berciuman. Berakhir melenguh pasrah dan bertahan dalam posisi terkurung dan disantap seluruh isi mulutnya.

Yoo Jonghyuk membuka sedikit matanya. Menatap intens pada wajah Kim Dokja yang berada begitu dekat di hadapannya. Melihat bagaimana wajah berkulit pucat itu membentuk raut terganggu dengan sepasang alisnya yang tertaut lucu. Mata yang terpejam itu bahkan tampak seperti  ragu, namun tetap indah dipadukan dengan bulu mata tipisnya yang panjang. Bahkan gerakannya ketika pasrah dicumbu terkesan begitu lugu. Bagaikan anak remaja yang baru pertama kali di ajak untuk bercumbu. Melenguh, melenguh, dan terus melenguh lembut sebagai bentuk protes atas apa yang dilakukan secara tiba-tiba.

Bocah yang kaku, polos, patuh...

Dan manis adanya...

Ya. Rasa dari bibir kecil ini benar-benar manis. Tak seperti madu, manis yang terkecap setiap kali lidah mereka saling bersinggungan terasa begitu alami. Rasa yang sama manisnya dengan aroma tubuh yang samar dapat Yoo Jonghyuk rasakan dari sosok kecilnya. Terus menggoda ujung hidungnya yang bersinggungan langsung dengan kulit lembut dan pucat itu.

My Only MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang