Ep. 27: Remember

78 6 0
                                    

Bosan. Atsumu di kamar Kiyoomi, merebahkan tubuhnya di kasur, tidak melakukan apapun, melihat ke arah jam dinding pukul 22:35 Pm. Atsumu masih menunggu Kiyoomi pulang kerja, selama Kiyoomi pergi bekerja dia kembali ke kamar apartnya sekitar jam 10:00 Am untuk merapikan barang-barang.

Sesudah itu, Atsumu kembali ke kamar apart Kiyoomi, dia mengunci pintu apartnya, dan masuk ke apart Kiyoomi. Sudah mandi, makan minum, bersih-bersih, segala kebiasaan kegiatannya dilakukan. Tinggal dia duduk diam di sofa.

"Oo sampai lupa mau ngabarin Samu, ku kabarin lah palingan jam segini sudah pulang dia atau tidak sama si, siapa namanya sihh aaa... Oh Suna". Gumam Atsumu, sembari mencari kontak Osamu di ponselnya, menekankan tombol panggilan, menunggu Osamu menjawab.

"Awas saja diapa-apain adik gue, kugeprek langsung juga tuh wajah Suna, santet aja deh!".

Tuut tuut'








Masih berdering,








"Gak dijawab?!".

"ETDAHH! Lama beut! Jangan-jangan dia ada sesuatu sama si Suna, awas aja atau dia itu lagi ngelakuin 18+ kah?".

'Padahal gue juga sihh, orang Omi yang ngajak. Btw kenapa gue terima aja yahh?, aah bodo amat, yang penting tu anak selamat sampe pulang ke rumah'.

Atsumu kembali menelepon Osamu.


















Meanwhile Suna & Osamu



Mobil Suna sedang berhenti di pinggir jalan, saat hendak mengantar Osamu pulang.

Di mobil, posisi mereka berdua saling berhadapan, Suna duduk di depan Osamu sembari menciuminya, kursi mobil yang didudukinya dibuat sedikit ke belakang.

Suna terus melumati bibir Osamu, tangan Osamu terkunci, Suna menggenggamnya dengan erat kedua tangan itu dengan satu tangannya di atas kepala Osamu. Dering ponsel Osamu berbunyi terus menerus di saku celananya.

"Engh...mmh...ma. . tte".

Suna memindahkan posisi kepalanya ke arah kanan, mencumbui seluruh dalam mulut Osamu. Tetesan air liur keluar dari pinggir bibir Osamu.

"Tu-tunggu. . . Ada ngh.... telepon".

Bukannya berhenti, tangan Suna meraba-raba sekitar saku celana Osamu, kakinya menggeliat merasakan geli. Ketemu, Suna melepas ciumannya menaruh ponsel Osamu di kursi sopir, bukannya menjawab telepon dari Atsumu, Suna langsung membekap mulut si surai abu abu, mengeratkannya.

Beralih ke pinggang Osamu, tangan Suna diam menyelinap ke bawah di balik celana nya, membuat empunya geli, kakinya bergetar. Dibalik celana Osamu, Suna menunjukkan senyum smirk dia meremas bongkahan pantat milik si surai abu abu itu. Semakin lah menggeliat merasakan sesuatu yang dibelakangnya.

Osamu menepuk-nepuk punggung Suna, memberitahu untuk memberinya nafas.

Dia membuka kelopak matanya terbelak melihat wajah Osamu memerah padam dan segera membutuhkan pasokan oksigen.

Akhirnya Suna mengakhiri kegiatan panas itu, memunculkan benang saliva dari kedua lidah satu sama lain, air liur yang menetes mengenai dagu mereka berdua. Osamu menghirup udara sebanyak-banyaknya menetralkan nafasnya, begitu pula Suna.

"Samu. . .?".

Osamu ambruk ke belakang, beruntung Suna menahannya.

"Hei! Samu kau tak apa-apa kan?, dia pingsan?, maaf tadi sedikit brutal ciumnya".

Suna menggoyangkan badan Osamu, berusaha membangunkannya. Tapi masih saja tetap pingsan, dengan wajah nya yang memerah.

"Wehhekk.....ihigk...kiss...nya". Gumam Osamu, pertama kali merasakan ciuman yang seperti itu.

Fall in Love Into Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang