Ep. 22 : Demam [BokuAka]

91 3 1
                                    

Selama empat jam di ruangan inap Atsumu, mereka semua memutuskan untuk pulang begitu juga Shirabu yang akan cuti untuk beberapa hari merawat Atsumu. Suna memperbolehkan Shirabu untuk menunda pekerjaan nya di rumah Suna.

"Ja-jaa....kami pulang dulu Atsumu, jangan lupa istirahat kau bisa cuti dari kantor". Ucap Kuro dengan sedikit terbata-bata.

"Ya-ya benar kata Kuro, kepala mu cuma terbentur tidak parah sekali. Maaf kami membangunkanmu kalau begitu kami pulang dulu, jangan banyak beraktivitas dulu kau biarkan tubuhmu istirahat..." sambung Semi.

Klakk'

Suara pintu pun tertutup, ruangan pun kembali hening hanya menyisakan pasangan yang entah saling memaafkan atau tidak. Sakusa berjalan mendekati kasus Atsumu dan duduk di atasnya. Atsumu yang sadar menoleh ke arah lain, wajahnya memerah campur aduk antara marah, senang, canggung, itu yang diperasaan Atsumu.

Meremat selimut dengan erat, dengan posisi duduk. Atsumu menyembunyikan wajahnya di balik selimut, sungguh lucu bagi Sakusa.

Tidak ada yang membuka suara, Sakusa akhirnya memutuskan untuk bicara ke Atsumu.

"Atsumu..." Sakusa memecah keheningan di ruangan itu, sontak Atsumu lumayan kaget.

"Arghhk!! Haik-haikk ada apa pak?!" .Atsumu membuka selimut nya dan menunjukkan wajahnya pas di depan wajah Sakusa yang dari tadi di dekatnya.

"A....itu.. wajahmu" Atsumu yang terbata-bata dengan ketampanan CEO nya ini di otak Atsumu.

Perlahan tangan Sakusa melingkari di leher Atsumu, dan satu nya lagi di pinggang Atsumu, dia menyenderkan kepala Atsumu di dada bidang Sakusa.

'Aa...Omi....dia tidak marah kan...' batin Atsumu yang merasakan kehangatan pelukan dari Sakusa Kiyoomi.

Grep'

Sakusa semakin merematkan pelukan nya, dia merindukan sekretaris nya-bukan kekasih nya. Perlahan kedua mata mereka berdua menutup saling membagikan kerinduan nya.

Atsumu memundurkan kepala nya sedikit begitulah Sakusa, saling mendekatkan wajah mereka dan menyentuh bibir satu sama lain. Lidah mereka saling masuk ke belahan bibir, dan menggerakkan lidahnya saling menarik-narik bibir bawah.

Cup'

"Mmh..."

Slurp'

"Munch, engh...".

Hanya beberapa detik, Sakusa pun melepaskan ciuman itu. Agak sedikit kecewa terukir di wajah Atsumu.

"Hgmhh..." Atsumu sedikit menggembungkan pipinya.

"Nanti kau bisa kehabisan nafas, ini pakailah alat pernapasannya, tadi sempat kau melepaskannya karena ribut dengan Osamu". Sakusa mengambil alat pernafasannya dan memasangkannya di bawah hidung Atsumu.

"Memangnya sejak kapan aku melepaskan nya?". Balas Atsumu polosnya.

"Entah lah pokoknya tadi pas kau memukul kepala Osamu, tanganmu tidak sengaja menarik benda ini".

"Oo..emmh...". Atsumu menoleh ke arah lain.

'Kapan aku melepaskannya?'.

Hftmm'

Sakusa tersenyum melihat wajah Atsumu, dan dengan sedikit helaan nafas.









.





.







.

Fall in Love Into Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang