Chapture 4

40 9 0
                                    

Pagi hari pun tiba. Mereka kembali berangkat menuju kota Gurunda. Pohon pohon berduri mulai mereka lewati. Suara mendesis dapat didengar dari telinga mereka. Hanya saja mereka tidak dapat melihat ular sekalipun.

Mata kanan Taufan tiba tiba bercahaya. Dengan cahaya yang seperti permata. " Kak Taufan!! " Teriak Hikaru yang berada di belakangnya.

" Taufan kamu kenapa? " Bingung Awan panik.

Beliung langsung menunduk sambil memegang mata kirinya. Rasanya seperti berdenyut kesakitan. Mulutnya seakan berbicara suatu hal.

" Sudah saatnya.. " Itu adalah bahasa bibir yang digunakan oleh Beliung. Sebuah ledakan terdengar dari arah kota Gurunda.

Ledakan kekuatan yang dahsyat. Bahkan suaranya sampai menggelegar di telinga. Beliung yang berada di belakang langsung berdiri dan memapah Taufan.

" Apa yang terjadi? " Bingung Michelle.

" Mungkinkah? Tuan Muda!! Yang Mulia!! " Teriak Spiri khawatir sambil berlari ke arah sumber suara. Dia menebak akan ada suatu hal buruk yang terjadi.

Tebakannya benar. Seorang orang tua tergeletak tak bernyawa. Ras tumbuhan dengan tingkat legendaris. Raja negara Kadruak saat ini. King Balakung.

" Springwind.. Neanderthal.. " Gumam seorang pemuda yang terikat lemas oleh akar berduri dengan batu di belakangnya. Mata hijau zamrud. Thorn.

" Kau!! " Geram Taufan sambil memegangi mata kanannya yang masih bercahaya. Mata kirinya bahkan sedikit bercahaya. Warnanya samar samar mulai memutih.

" Tenanglah Fan.. kau mau mengulangi kesalahan kita dulu? " Tanya Beliung. Taufan langsung tenang saat mendengar perkataan Beliung.

" Tuan muda Thorn! Siapa kau?? Apa yang kau lakukan? " Geram Spiri sambil mengeluarkan sebuah cambuk dari balik celananya.

Sosok itu bungkam. Aura berwarna hijau mulai terlihat samar samar. Lilitan akar mengerat erat. Darah mulai mengalir perlahan dari sekujur tubuhnya. Thorn mengerang kesakitan dari luka yang ditimbulkan oleh lilitan akar yang menggores tubuhnya.

" Ha ha ha ha.. Thorn Rimbara! apa kau bisa menipuku soal ini? dimana Ariadne? " Tawa sosok itu dengan jahat. Wanita bermata ungu dengan rambut yang juga berwarna ungu. Corvospongilla. Siluman Brontosaurus yang sering meneror para elementer tumbuhan.

" Ariadne siapa? sudah kubilang aku tidak mengetahuinya! " Teriak Thorn. Bisakah kau menemukan keanehan dari pembicaraan Thorn?

" Aku? kau sebenarnya tau kan? aku tahu kenapa kau memanggil dirimu aku bukan dengan namamu. kau berbohong, tuan Rimbara! " Seru Corvospongilla dengan keras.

" Rimbara? apa maksudnya? " Bingung Hikaru dengan Thorn yang dipanggil Rimbara oleh Corvospongilla.

" Kau mengetahui dimana Ariadne kan? Thorn Rimbara Elementary!? Pangeran ketujuh? " Seringgai Corvospongilla sambil mengeratkan lilitan akar berduri itu.

" Hah? Elementary? " Michelle bingung atas ucapan Brontosaurus itu.

" Gak mungkin! Thorn adalah pangeran ketujuh!? kalau begitu taufan berati.. " Kaget Rein sambil melirik ke arah Taufan dan juga Beliung didepannya.

Corvospongilla mengalihkan pandangannya ke arah Taufan. Dia menyeringai. " Taufan Beliung Elementary ternyata menghawatirkan adiknya. Sepertinya Tornado Skyfree Windara juga tidak ingin bertindak? " Seringgai Corvospongilla.

Sontak saja membuat semua orang terkejut. Mereka bahkan tidak menyadari ataupun tahu nama asli mereka berdua. Kenapa mereka bertukar marga?

" Apa kau yakin aku adalah Tornado Skyfree Windara? kau yakin tidak salah orang? " Tanya Beliung. Dia benar benar merasakan getaran di seluruh tubuhnya. Taufan yang dipegang oleh Beliung juga merasakan getaran rasa gelisah yang dirasakan Beliung.

Legendary In Mystery [ Fanfic Boboiboy Taufan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang