Bagian 39 (Akhir)

57 5 0
                                        

Gadis itu memberanikan diri melihat jasad yang tergantung di hadapannya. Tubuh itu benar-benar sudah berhenti bergerak. Rasa sakitnya sudah hilang bersama dengan jiwanya. Dia lihat mata wanita itu terbuka lebar, mengalirkan air mata terakhirnya. Tatapan hangat wanita itu juga berubah kosong. Tidak ada lagi senyum di bibir wanita itu, hanya mulut yang menganga karena tadi kekurangan oksigen.

Zoya mencoba menguatkan dirinya. Namun, itu sangat sulit dia lakukan. Dia benar-benar hancur, apalagi saat memandang satu per satu pengkhianat di depannya. Mereka seakan sangat puas dengan kematian Dara dan melihat dia yang begitu tersakiti. Malik dan Ranvi yang tidak bisa berbuat apa-apa menyalahkan diri mereka sendiri untuk kematian Dara. Amar, dia pun begitu. Orang yang merawatnya dari kecil tidak bisa dia selamatkan. Mereka merasa lemah dan tidak berguna.

"Sekarang adalah giliranmu, Amar," ucapnya menghampiri kursi yang Amar pijak.

"Tunggu dulu, Hasan!" Aditya menatap Zoya seraya menyeringai. "Bukankah lebih baik kita ungkapkan skenariomu selama ini, Hasan? Itu akan lebih seru, bukan?"

Pria itu bertepuk tangan sebanyak tiga kali. "Kau benar, Aditya," jawab Hasan kemudian mendudukkan dirinya di kursi yang sempat dia tendang. "Kalian pasti tidak akan pernah menyangka dengan apa yang selama ini terjadi. Apalagi kau, Zoya."

"Setelah mendengarnya, mereka pasti akan merasa sangat bodoh, Hasan," cakap Aditya yang tertawa setelahnya. "Ayo, beritahu mereka! Aku sudah tidak sabar melihat mereka terkejut."

Gadis itu memandang nyalang kedua pria tadi. Matanya menyiratkan kemarahan. Dia bertekad akan membalaskan kematian Dara. Zoya bersumpah akan membunuh para pengkhianat itu. Tidak peduli lagi dengan prinsipnya untuk tidak melenyapkan siapa pun. Seperti halnya saat pertempuran tadi, dia hanya menargetkan anak panahnya pada kaki dan tangan tentara-tentara itu. Namun, kali ini jika ada kesempatan, dia benar-benar akan membuat mereka kehilangan nyawanya.

Hasan menarik kedua sudut bibirnya. "Penyerangan yang terjadi di bagian barat, tiga belas kilometer dari markas kalian. Pengkhianat dengan nomor 403 yang menyusup ke kamarmu, Zoya. Anak buah Aditya yang berhasil menangkapmu dengan berpura-pura menjadi anggotanya Pak Ranvi. Kerusuhan yang terjadi di pasar. Pasukan tentara yang mengancam dan memasang bom di markasmu, Malik. Dan ... kematianku yang dipalsukan. Semua itu siasatku agar kalian bisa berkumpul di sini sekarang," ungkapnya berbangga diri. "Mau aku jelaskan secara rinci, Zoya? Kau sepertinya sangat terkejut."

Pria itu benar, Zoya tercengang dengan apa yang baru saja dia dengar. Ternyata selama ini perjalanan mereka sudah terpantau oleh Hasan. Hal-hal yang terjadi dan dilalui mereka adalah perbuatan dari pria yang sudah gelap mata ini.

"Aku sudah tahu sejak awal kalau Amar mencuri data lokasi markas beserta operasi yang akan aku lancarkan. Kemudian dia berikan data itu padamu, Zoya. Aku tahu semua itu." Hasan berdecak dan tersenyum ke arah Malik yang sedang berusaha untuk bangkit. "Untuk itulah aku menyuruh anak buahku untuk menyerang ke wilayah itu, agar 403 bisa menyusup ke kamarmu dan mengambil diska lepas yang kau simpan. Namun, sayang sekali, dia justru terbunuh olehmu, Zoya," sambungnya.

Hasan bangkit dari duduknya dan beralih menghampiri Aditya. "Sehingga aku merubah rencana dengan berusaha menangkapmu saja, Zoya. Karena jika seperti itu, Aditya akan senang dan aku akan dengan mudah menghancurkan paman kesayanganmu itu. Pak Ranvi yang terhormat." Pria itu memandang Ranvi dengan penuh kebencian.

Saat itu, Deri yang ternyata berpihak kepada Hasan memberitahu segalanya untuk apa yang terjadi di markas Ranvi. Dia melaporkan kematian 403 dan juga keputusan Zoya yang akan pulang ke negaranya. Tahu gadis itu akan pulang, tentu saja Hasan segera membuat rencana. Dia memerintahkan anak buah Aditya untuk menjebak Zoya dengan memberikan pin organisasi Pawn miliknya. Rencananya berhasil membuat gadis itu tertangkap. Akan tetapi, tanpa mereka duga Malik datang dan berhasil menyelamatkan Zoya.

Minor MayorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang