Karena ini latarnya lokal. Jadi beberapa character manhwa yang namanya agak tidak mungkin lokal, bakalan ada tambahan nama lokal(?) gitu. Terima kasih 🙏🏼.
----
"YANG MERASA SEPATUNYA ADA DI DEPAN, DIHARAP MAJU UNTUK AMBIL SEPATUNYA!" Aku masih memfokuskan tatapan ke depan.
"HEI INI YANG SEPATUNYA BELUM DIAMBIL MAU DIBUANG KAH!?"
Mengepalkan tanganku lebih erat. "Lama banget sih!! Tinggal diambil doang apa susahnya." Sembari mendumel di dalam hati.
Aku melirik ke arah lain. Tentu saja masih dalam keadaan sikap sempurna.
Berjengit sekilas. Kemudian langsung mengalihkan arah tatapan ku. "Anjir, apaan sih!? Kok dia ngeliatin gua bjir??" Lagi-lagi aku mendumel di dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Weh ini gerimis loh, beneran masih mau latihan kah?"
Aku menggeleng pelan, "Nggak tau. Tapi mending nggak usah gak sih?" dan malah bertanya balik.
Salah satu anggota ekskul ku berucap. "Gua udah telfon si Aira tadi, nggak dijawab tapi." Sekedar informasi, Aira itu ketua ekskul Teater. Iya. Aku masuk ekstrakurikuler Teater. Padahal niat awalnya aku masuk Teater itu biar nilai ekskul nya nggak kosong. Eh malah berujung jadi pengurus gara-gara anggota seangkatan ku pada jarang hadir. Aku ga mau jadi pengurus pliss.
Menghela nafas pelan, "Ya udahlah. Besok lagi aja. Makin malem makin gede kayaknya ini hujannya." Kemudian menengadahkan kepala dan tangan ku ke atas.
---
"Pakdee. Gud dei karebian nat gelas kecil diseduh satu." Aku memesan es di warung langganan.
Mengelap embun di kacamata, "Gila. Lagi hujan gini aja gua malah beli kopi, mana pake es lagi. Diomelin ga nih.." lalu berujar pelan pada diriku sendiri.
Mendengar pesananku disebut, "Saya. Terima kasih pakdeee." Aku segera mengangkat tangan sedikit kemudian membayarnya.
---
Aku berhenti di depan gerbang perumahan ku. Tentu saja setelah menaiki angkutan umum. Menghela nafas, "Masa nunggu berhenti hujannya?" Ku lihat tetesan-tetesan air itu bukannya berhenti, malah semakin membesar.
Aku sudah menghubungi mama, tetapi ia tidak bisa (mau) menjemput di saat hujan begini. Ada ojek sih, tapi sayang..
Setelah bergelut beberapa saat dengan pikiranku sendiri, akhirnya aku sudah memutuskan untuk naik ojek saja. Tetapi saat berniat untuk menyeberang. Suara klakson dari motor yang ku kenal mengambil atensi ku.
"Ayo naik." Meskipun bercampur dengan suara hujan, tetapi suara bariton miliknya masih terdengar jelas di telinga ku.
Melotot kaget, kemudian berkedip sebentar. "Loh, kak Cale?!" Pasalnya, lelaki yang kupanggil kak Cale ini, sudah ku pastikan tidak akan bisa dihubungi untuk beberapa minggu ini. Tapi kenapa dia malah ada di depan ku sekarang?!??
"[Name]? Ayo naik. Nanti makin deres ini hujannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐑𝐀𝐏𝐏𝐄𝐃.
Fanfiction❝ If oil and water can come together, then so can we. ❞ ------------------------------------- Cale x f!reader (maybe?) Written in bahasa Modern/Local!Au Short story Crossover manhwa Romance(?) Cringe Ooc Slice of life.