1

175 8 1
                                    

"Ini adikku Mr.Joong" ujar seorang pria pada lelaki yang tengah duduk santai di sofa besar rumahnya.

"Namanya?"

"Dunk. Dunk natachai"

"Apa dia seahli kau dalam berkelahi?"

"Dia menguasai Taekwondo, Hapkido, dan Judo. Dia juga seorang sniper yang cukup handal" pria yang dipanggil Mr.Joong itu mengangguk.

"Lumayan juga untuk seorang bocah. Tapi dia tetap harus ikut dalam seleksi. Aku tidak mau kecolongan seperti sebelumnya"

"Saya mengerti Mr.Joong"

"Kalian bisa pergi sekarang. Siapkan semua hal yang diperlukan, kau tahu pada siapa harus mendaftarkannya kan, Win?" Pria yang dipanggil Win mengangguk.

"Saya akan segera menghubunginya. Kalau begitu kami permisi" Win memberi hormat begitupula Dunk dan berjalan keluar dari rumah mewah Mr.Joong

Setelah Win dan Dunk berlalu, pria itu mengambil ponselnya. Menelpon seseorang.

"Ada apa?"

"Phuwin, perhatikan pemuda bernama Dunk Natachai di seleksi nanti"

"Memangnya siapa dia Joong?"

"Adik Win"

"Ah, aku mengerti. Akan aku perhatikan bocah itu"

"Aku mengandalkanmu, bantet"

"YA! KAU...." Sambungan itu diputuskan sepihak.

"Kenapa?" Tanya Pond yang terbangun karena teriakan Phuwin.

"Pond! Bisa tidak kau bilang pada sepupu menyebalkanmu itu supaya jangan memanggilku bantet!" Seru Phuwin kesal sembari memeluk Pond.

Pond terkekeh kemudian mencium bibir Phuwin, "Dia memang seperti itu sayang, jangan dimasukkan ke hati. Lagipula dia itu sahabatmu kan? Kau yang paling tahu bagaimana dia"

"Tapi aku kesal!" Bela Phuwin.

"Baiklah, baiklah. Aku akan menegurnya jika memanggilmu bantet lagi"

"Janji?"

"Hmm..."

"Oke, aku mandi dulu! Akh! Sakit!" Pekik Phuwin sambil memegang pantatnya kemudian menatap Yoongi kesal, "Gendong aku, Pond Naravit!" Pond terkekeh sambil mengangkat tunangannya ke kamar mandi.

Jangan salahkan Pond jika Phuwin tidak bisa berjalan pagi ini. Semalam Phuwin benar-benar membuat Pond gila dengan menaruh obat perangsang dalam minumannya. Entah setan apa yang membuat tunangannya memiliki ide gila seperti itu. Butuh 6 jam untuk menghilangkan efeknya, tentu saja itu berimbas pada lubang Phuwin pagi ini.

"Jangan melakukan itu lagi Phuwin Tangsakyuen. Kau mengerti? Jika kau melakukannya lagi, aku akan menyeretmu ke black door dan membuatmu tidak bisa berjalan selama seminggu!" Ancam Pond, Phuwin bergedik.

Black door adalah tempat yang paling dihindarinya. Cukup satu kali Pond menyeretnya kesana karena cemburu melihat kedekatan Phuwin dengan salah satu Bodyguard Pond.

"Kau tahu aku tidak main-main dengan ucapanku kan sayang? Jadi jangan mengulanginya. Tanpa obat itupun aku mampu bermain 6 jam nonstop denganmu!" Kekeh Pond kemudian mencium dahi Phuwin dan berlalu keluar kamar mandi.

Wajah Phuwin memerah, "DASAR POND 'MESUM' NARAVIT!"

_

"Phuwin!" Phuwin menoleh saat merasa dipanggil.

"Eoh, Win? Ada apa?" Tanya Phuwin heran. Tidak biasanya Win datang sepagi ini.

"Ini, aku mau memberikan data adikku untuk ikut seleksi bodyguard joong" ujar Win menyerahkan amplop coklat berisi data Dunk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Bodyguard - [ Joongdunk ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang