-Izinkan nenengmu ini jadi teman hidup kamu selamanya.-
***
Anak-anak Darkness langsung mengalihkan pandangannya pada Azka, cowok itu tampak tak perduli. Hanya anteng memainkan ponselnya tanpa membalas sapaan dari Azila.
Adam menyengir. "Sabar yah, sayang. Dia emang emang suka bitu."
"Bitu? Apaan?" sahut Azila.
"Bisu, tuli."
Azka yang mendengar itu segera berdehem, mereka mulai berani meledeknya.
"Hehehe, maaf bos." Adam menyatukan kedua tangannya didepan dada.
"Ada apa, nih?" tanya Faid.
Azila yang merasa pertanyaan itu untukny segera menoleh, melengkungkan bibir kecilnya membuat senyuman lebar.
"Mau kenalan sama ketua kalian. Ngomong-ngomong dia udah punya pacar?" sahut Azila semangat.
"Oh, dia belum punya pacar." Adam tersenyum canggung.
"Belum? Aduh, boleh kali gue masuk ke hatinya," kata Azila dengan menaikan kedua halisnya.
Azka membuang nafas malas, orang-orang yang akan membuang waktu mereka hanya untuk mengejarnya. Apa mereka tidak tahu bila dirinya sudah mempunyai tambatan hati?
"Gimana? Boleh nggak gue masuk?" tanya Azila memaksa.
Azka hanya mendelik, menganggap Azila seperti lalat yang hinggap didepannya. Azila yang melihat reaksi itu justru tersenyum tipis.
"Masuk hati gue aja, kebetulan lagi kosong job," sahut Adam sembari mengusap dadanya.
"Enggak, ah."
"Pasti disana udah banyak cewek-cewek yang nyasar," jawab Azila.
Anak-anak Darkness menertawakan Adam, semua orang pasti tahu bila wajah-wajah seperti Agam ini adalah tipikal cowok hidung belang.
"Enggak, kalo lo yang masuk nggak akan gue izinin orang lain masuk," kata Adam dramatis.
Azila tertawa kecil untuk menanggapi ecohan dari Agam, ia lebih berniat untuk mengajak Azka berbicara. Ngomong-ngomong cowok ini susah diajak berinteraksi.
"Hellow, masa lo nggak denger gue?" panggil Azila tak menyerah.
Azka menoleh, melihat wajah gadis yang ada di hadapannya. Oh, dia adalah orang yang dirinya bantu tadi pagi. Apa dia murid baru disekolah ini?
"Kenapa? Terpesona sama muka gue, yah? Sampe liatnya lama," tanya Azila tersenyum.
Anak-anak Darkness tertawa, mereka belum pernah melihat ada gadis yang berani menatap mata Azka dengan lekat. Bahkan Azka sendiri tak memalingkan wajahnya.
"Gue? Terpesona sama lo?" sahut Azka.
Azila mengangguk, mengulurkan tangannya berniat untuk mengajak Azka berjabatan dengan dirinya.
"Apa?"
"Ini," tunjuk Azila pada tangan Azka. "Itu, gue mau kenalan sama lo."
Azka mengangguk, tiba-tiba tangannya mengulur untuk menggapai tangan Azila. Namun, bukannya menjabat tangan gadis di depannya itu, Azka malah memberikan permen karet bekas kunyuhannya pada tangan sang gadis.
"Ihw," Azila membuang permen karet itu dengan jijik.
Melihat wajah Azka dengan marah, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum dengan sebelah halis mengangkat.
"Kenapa? Mau kenalan, kan? Itu jabat tangan ala gue."
Azila menggeram kesal, tapi detik berikutnya ia tersenyum senang. Mengulurkan tangannya cepat, ia mengambil tangan Azka lalu berjabatan itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azila Putri Maharani
Teen FictionIni tentang si manis, cantik dengan wajah ceria, gadis yang sangat menyukai segala jenis permen. Azila Putri Maharani, nama yang diberikan ayahnya saat dirinya datang kedalam dunia. Wajah cantik dan senyum manis itu mampu membuat semua orang tertipu...