"enam 6"

65 13 0
                                    

Jaeun sudah berada di rumah pagi ini, di antar oleh ayah Hanbin menggunakan taksi, ia tidak bersekolah hari ini, sudah pukul delapan lewat sekarang mau sekolah pun nantinya akan telat.

Untung saja di rumah tidak ada siapa siapa, orang tua jaeun juga masih berada di luar kota seoul yang berada di daegu untung menjalankan bisnisnya, kakak jaeun sekarang berada di kantor, sedangkan adik jaeun sedang sekolah sekarang, kalian juga harus mengetahui bahwa jaeun dan gunwook beda sekolah, entahlah gunwook tidak mau satu sekolah dengan kakaknya.

Lusa saat orang tua jaeun berada di rumahnya, jaeun akan segera bilang pada ayahnya untuk memecat ayah Hanbin.

Jaeun merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia sangat bosan tidak ada handphone, jaeun baru teringat dengan teman Hanbin siapa namanya lijong?, lumayan tampan, pasti lelaki itu tidak bersekolah tempat yang sama seperti jaeun, dia saja tidak mengenali jaeun.

jaeun beranjak dari tidurnya, berjalan keluar kamar menuju ruang tamu.
Ia menyalakan TV rumah, menontonya sambil memakan cemilan ringan.






















Sedangkan Hanbin ... bagaimana dengan lelaki itu? tentunya Hanbin tengah frustasi sekarang ia berusaha menelfon jaeun yang kini tidak mengangkat telfonnya sama sekali, padahal Hanbin sudah berusaha mencari nomor jaeun pada teman temanya, masalah jaeun tidak bersekolah hari ini!.

Hanbin menduduki kursi kanti dengan lesu, lalu meminum minuman di atas meja.

"Kenapa sih? mengapa kau sangat lesu seperti ini sung hanbin!" tanya Zhang hao selaKu teman dekat Hanbin.

"Benar! sedari pagi tadi ia kelihatan gelisah!" sambung Matthew juga teman Hanbin.

"Aku rasa Hanbin ada masalah," timpal taerae selaku teman Hanbin juga, mereka berempat berada di kantin sekarang.

"Huh akan ku ceritakan," final Hanbin ia juga tidak bisa memendamnya sendiri, setidaknya teman teman Hanbin bisa memberi solusi.

Hanbin menceritakan kajadian kemarin sampai akhir, membuat ke tiga temanya tak percaya dengan perbuatan Hanbin.

"Kau benar benar gila! kau sudah melukainya apa lagi kau____"

"Tolong pelan kan suara mu Zhang hao!" potong Hanbin menatap Zhang hao tajam.

"Ah ma-maaf kan aku, tapi kau sangat lancang Hanbin! Mengapa kau bisa bisanya seperti itu pada seorang jaeun!" tanya Zhang hao memelankan ucapanya.

"Aku tidak habis fikir dengan mu Hanbin, dan juga ancaman dari jaeun tidak main main pasti dia akan benar benar melakukanya," ucap Matthew

"Wahh kau sangat berani Hanbin, apakah jaeun tidak menerima tawaran dari mu?" tanya taerae, membuat Hanbin semakin gelisah memikirkan hal itu.

"Aku tidak tau pasti, jaeun bilang dia akan pikir pikir lagi soal tawaran ku," jawab Hanbin lesu meletakan kepalanya di atas meja.

"Kau harus menemui dia kembali sebelum ayahmu di pecat, setauku ayah dan ibu jaeun sedang berada di luar kota sekarang, dan lusa besok sudah berada di sini," saran Zhang hao, ia tau karna ayah Zhang hao bilang padanya, ayahnya juga menjadi sekretaris di kantor kakek jaeun.

Hanbin masih di posisi yang sama, ah seharusnya Hanbin tidak melakukan hal itu pada jaeun, akhirnya ia akan menyesal seperti ini, bagaimana dengan utang keluarganya nantik, dan bagaimana perkerjaan ayahnya, dan cafe ibunya.

Hanbin menegakkan kepalanya. "aku mempunyai ide," ucap Hanbin antusias menatap wajah temanya yang kini tengah menatapnya bingung.

"Ide apa?" tanya Matthew

𝗦𝗢𝗥𝗬𝗬 [sᴜɴɢ ʜᴀɴʙɪɴ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang