O2

19 3 0
                                    

         "Lo ga boleh main ikut campur hubungan mereka. Sadar posisi"

⟩ Happy reading ⟨


          Terlihat seorang lelaki melajukan motornya dan si perempuan hanya bisa pasrah dan menundukkan kepalanya. Seorang perempuan lain pun langsung berlari kencang ke arahnya. Dan memeluk tubuh mungil itu.

Dia, Arga dan Ava pastinya. Ava terlonjak kaget dan melihat itu adalah sahabat nya, Ava pun membalas pelukan itu. Akhirnya Arga pun merenggangkan pelukan keduanya.

"Kenapa?" Tanya Arga sambil mengelap air mata gadis itu.

Ava menggeleng. "Kok kamu disini?" Tanya Ava dengan mata yang masih memerah dan bibir yang memerah juga tidak lupa dengan hidungnya. Bukannya menjawab Ava malah menanya balik.

Tangan Ava pun di tarik menuju sebuah rumah minimalis di sana. Ava bingung namun ia masih mengikuti Arga. Ia percaya, selama bersama dengan Arga ia akan baik baik saja.

Ava pun mematung saat melihat ada lumayan banyak lelaki di dalam sana yang memperhatikan dirinya. Bahkan ada yang tanpa segan menatap dari atas kebawah ke atas pula.

"Mata lo semua mau gue colok?" Tajam Arga saat mengerti kenapa Ava mempererat pegangan tangannya.

Dergan terkekeh. "Buset gue gatau ga kalau lo ada simpenan cewek semanis ini" Ucapan Dergan di hadiahi tabokan maut dari Raden. "Anjing! salah gua apa cok?" Dergan memegangi pipinya yang terasa panas dan kebas.

"Mulut lo, dongo!" Tukas Raden. Ia pun kembali menoleh ke arah Ava dan Arga. "Mau sampe kapan berdiri?" Tanya Raden dan Ava pun di tarik sama Arga menuju salah satu tempat kosong. "Tadi kalau ga salah gue liat lo cekcok sama cowok, ada masalah?" Tanya Raden perhatian.

Ava mengangguk. Kalau Raden, ia tahu bahwa itu kakak dari gadis di sebelahnya. Entahlah Ava lagi malas membahas Arlan yang tadi dengan kurang ajarnya nurunin dia di pinggir jalan. Untung ada Arga dekat sini.

"Wah gabisa di biarin tu bocah kunyuk. baru tadi gue peringatin eh malah buat ulah" Ucap Arga sambil menggulung baju lengan goib nya.

Dergan menatap aneh ke arah Arga. "Ngapain tu tangan?" Tanya Dergan bingung dengan tingkahnya.

"Gulung baju lah, make nanya, lo kira gue gulung telor? jualan dong" Perkataan Arga membuat undang tawa.

"Biarin, gulung baju goib dia. Mau sok keren di depan doi" Kata Raden menatap jengah adiknya yang kurang perhatian itu.

"Anjir, lo tu sok keren!"

"Lo! gue gampar juga nangis!"

"Lo gue adu bunda juga K.O!"

"Anak anj"

Ava hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat hubungan antara kakak beradik yang di luar nurul. Sontak yang lain tertawa bahkan tak mengira kalau Ketuanya itu akan seperti kucing jika menyangkut orangtuanya.

"Ketawa gue gorok lo atu atu" Ucapan Raden seketika membuat semua mulut mingkem dan sepi. "Damainya..." Hela nafas Raden dan mengelus dadanya.

•••

         "Mau ke apart gue atau balik?" Tanya Arga.

Sekarang mereka sedang di jalan menuju pulang di tempat tongkrongan tadi lumayan mengundang banyak tawa dari bibir mungil Ava yang tadi bahkan melupakan kesedihannya. Tadi Arga menyempatkan diri untuk mengajak Ava berkeliling itung itung menghibur Ava. Hingga waktu sidah selarut ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Treat You Better || GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang