C] I

221 19 3
                                    

  "Keasinan kan? Jujur aja gue tau lo bohong Jay" ucap seorang perempuan dengan rambut coklat yang tengah menginterupsi adiknya dimana ia menyuruh adiknya untuk mencoba masakan buatannya.

  "Engga kok mbak, nggak terlalu kok, gue juga suka makanan yang asin" ucap Adimas atau Jay sembari menelan nasi goreng yang ada di mulutnya dengan susah payah.

  Bukannya karena apa, ia tau bahwa mbaknya tersayang ini tidak bisa memasak namun ia harus tetap menjaga perasaan mbak nya dengan mengatakan bahwa nasi goreng yang ia buat tidak terlalu asin, padahal asinnya sampai bikin pusing.

  "Kok aku nyium bau gosong, ada yang kebakar kah?" Telisik gadis belasan tahun yang baru turun dari lantai dua rumahnya.

  Ia masih mengenakan piama tidurnya, dan rambut yang acak acakan, nampaknya ia baru bangun saat ini.

  "Nahh ini Kanjeng ratu udah bangun, sini yang mulia, cobain masakan hamba" ucap mbak Epi atau nama aslinya sih Happy yang merupakan kakak dari kedua manusia lainnya yang ada di kisah ini.

  Iyup ia adalah Happy Arkatama atau biasa dipanggil Mbak Epi, mahasiswa jurusan seni yang gemar bermain gitar dan bernyanyi, meski namanya ada Happy, jangan kira hidupnya sama seperti namanya, ia memiliki musuh utama dalam hidupnya yaitu memasak, yup ia tidak bisa memasak.

  Mendengar panggilan dari kakaknya, gadis berpiyama itu pun segera menghampiri sang kakak.

  Ia pun menerima suapan dari sesendok nasi goreng buatan sang kakak yang langsung membuat matanya mendelik tajam setelah merasakan rasanya.

  Saudara laki lakinya yang berdiri dibelakang saudara perempuannya itu pun sontak memberikan isyarat agar si bungsu itu menutup mulutnya dan tidak mengatakan apa yang sebenarnya ia rasakan.

  "Nah gimana rasanya? Enak kan?" Tanya Mbak Epi.

  "Enak dong, Apasih buatan mbak yang ga enak, Eyi pasti suka kan? Iya kan dek?" Cela Jay sembari memastikan kepada Cheria adik bungsunya itu.

  "Asin banget mbak, keras juga soalnya gosong" ucap Eyi jujur yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jay.

  Cheria Arkatama, anak bungsu keluarga Arkatama ini baru menginjak kelas 10 SMA, ia memiliki sifat yang jujur dan blak blakan, bertolak belakang dengan sang Abang yaitu Adimas Arkatama, anak kedua keluarga Arkatama yang biasa dipanggil Jay ini cenderung suka memendam perasaannya dan gemar menjaga perasaan orang lain.

  Setelah mendengar jawaban dari adik bungsunya, sontak wajah Epi memurung, nampaknya ia kecewa atas apa yang telah ia masak.

  "Yah keasinan lagi ya? Padahal udah ngikutin resep loh" ucapnya sembari melihat ke arah nasi goreng yang ia buat.

  "Emm, resepnya salah kali mbak? Coba Jay baca resepnya sini" ucap Jay sembari meminta ponsel mbak nya.

  Epi pun memberikan ponselnya kepada Jay, Jay langsung membaca secara teliti apa yang tertulis disana.

  "Mbak disini ditulis tambahin satu setengah sendok makan kecap Inggris, kita gapunya kecap Inggris jadi mbak tambahin apa?" Tanya Jay.

  Epi nampak berfikir sejenak lalu ia menjawab.

  "Oh iya kecap Inggrisnya kan gaada, terus seinget mbak rasa kecap Inggris tuh asin jadi mbak ganti pake garem deh satu setengah sendok makan" tutur Epi sembari tersenyum.

  Sontak Jay dan Eyi saling bertatapan penuh arti dengan wajah tersenyum paksa.

  "Mana ada kecap Inggris asin mbak, kecap asin baru asin rasanya" ucap Eyi sembari duduk di meja makan.

  "Yaudah yaudah, sarapan sereal aja sini" ucap Jay sembari bangun dari tempat duduknya dan mengambil susu serta sereal dari rak dapur.

  Si sulung yang sudah putus asa dengan masakannya pun akhirnya ikut duduk di kursi meja makan menyaksikan adik pertamanya menyiapkan sereal untuk mereka sarapan.

  "Udah deh mbak, mbak gausah masak kan udah ada mas Jay yang siap jadi chef bintang 5 buat mbak sama Eyi" cecar Eyi kepada mbaknya.

  "Iya mbak, Jay gapapa kok, lo fokus nyanyi sama kuliah lo aja mbak" ucapnya sembari menyajikan sereal.

  Eyi pun berdecak malas.

  "Ck, tapi masa nanti kalau gue kawin gue gabisa masak apa apa buat suami gue sih, kalau mbak dapet mertua jahat kayak di FTV gimana?" Ucapnya.

  "Ya nikah sama cowo yang bisa masak lah, kayak mas Jay, udah baik, cakep, bisa masak lagi" ucap Eyi memuji saudara laki lakinya itu.

  Sontak Jay memicingkan matanya curiga.

  "Ini pasti ada yang diinginkan oleh bocil satu ini" ucap Jay sembari duduk di kursinya kembali.

  Saat ini seluruh sereal sudah terhidang di depan mereka, mereka ber tiga pun menikmati sereal itu bersama sama sebagai sarapan di pagi hari yang asin ini, eh cerah ini.

  "Oh iya, event di sekolah kalian itu besok ya?" Tanya Mbak Epi kepada adik adiknya itu.

  "Iya mbak, besok lomba basket sama ada penampilan cheers juga, denger denger mau ada tamu juga yang ngisi acaranya" sahut Jay sembari memakan serealnya.

  "Iya, besok pas cheers temen Eyi yang jadi center nya, sekarang Eyi mau ke sekolah lihat gladi nya" ucap si bungsu.

  "Oalah namanya Hani kan? Yang pacaran sama anak Bali itu" tanya Jay memastikan.

  Eyi pun membalas pertanyaan dari Jay dengan anggukan sebagai pernyataan bahwa hal itu benar.

  "Eh kalian tau ga siapa tamu yang bakalan ngisi acara SMA kalian itu?" Tanya Epi sembari menyelipkan rambutnya ke belakang.

  "Tau, kampusnya mbak Epi" sahut Jay dan Eyi bersamaan.

  Sontak Epi tersenyum lalu ia berkata.

  "Dan MBAK YANG BAKALAN NYANYI DISANA" pekik Epi yang membuat semuanya terkejut karena suaranya yang keras.

  "Ish mbak ngagetin aja, paling mbak ngibulin kita" ucap Eyi tak percaya.

  "Iya, yakali mbak yang nyanyi" tambah Jay tak percaya.

   "Dih yaudah kalau kalian ga percaya lihat aja nanti" ucap Epi sembari bangun dari tempat duduknya.

  "Jay nanti bersihin jangan lupa nyuci ya" tambah Epi.

  Si sulung itupun berlenggang untuk kembali ke kamar tidurnya setelah menikmati sarapan paginya menyisakan Jay dan Eyi di meja makan.

  Saat Epi menghilang datri pandangan keduanya, mereka sontak tertawa dengan tingkah Epi.

  "Hayoloh dek, mbak kamu udah marah itu" ucap Jay.

  Eyi tertawa sejenak mendengar hal itu, ia pun menjawab.

  "Bukan salah aku loh ya mas" balas Eyi sembari terkekeh.

Jay sontak terkekeh sambil menggeleng ringan, ia pun membereskan mangkok bekas sereal miliknya dan milik mbak nya itu lalu membawanya ke wastafel cuci piring.

Suasana tenang sejenak hingga terdengar suara ketukan keras dari arah pintu utama rumah mereka.

"WOI CHERIA ARKATAMA, BY ONE SINI, NGELORD PAKE ESTES" terdengar suara laki laki yang ia kenal betul dari arah luar rumah sembari mengetok pintu dengan brutal.

"WOI NOLANA RIKI, BAPAK KAU NGELORD PAKE ESTES" balas Eyi pada lelaki yang mengetuk pintu dari luar sana.

Sahabat masa kecilnya, Nolana Riki.























fin_.

__________________
« CHOICES »
when we have to choose
__________________________

Choices [Chaemura ft haerin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang