21 »« Secrets that are Hidden

413 29 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Aku tidak mengerti. Sampai kapan kita akan menyembunyikan kebenaran ini dari Rafellia?"

Raven menatap satu per satu orang-orang di depannya. Ada sang ayah, sang ibu, kedua orang tua Rafellia, raja juga ratu, dan tentunya sang kakak sepupu—Raveena Reverie. Kedelapan orang itu tengah berkumpul di ruang makan Revia Castle, tanpa Rafellia Reeves.

"Kamu tidak mengerti, Raven. Rafellia tidak boleh tahu tentang hal ini," jawab sang ratu.

"Sampai kapan? Sampai dia tahu sendiri kalau dia adalah anak yang dikutuk itu?"

Raveena mendelik dan spontan memukul kepala sang adik sepupu dengan sendok yang tengah dipegangnya. "Ssstt! Pelankan suaramu," desis Raveena.

Ravendale Ratliff memutar bola matanya malas. Ia sungguh kesal dengan orang-orang ini. Mereka sangat egois karena menyembunyikan fakta sepenting itu dari sepupu tersayangnya. Bukankah akan lebih berbahaya kalau sampai Rafellia tahu dari orang lain?

Melihat suasana di antara Raven dan Raveena yang mulai memanas, sang raja pun mengambil alih percakapan. "Dengar, Raven. Kami menyembunyikan ini dari Rafellia untuk keamanan gadis itu. Jika sampai Rafellia tahu, bukan tidak mungkin kalau dia akan terkejut dan berbuat nekat. Kau tidak akan pernah tahu isi pikiran Rafellia dan apa saja yang bisa gadis itu lakukan, bukan?"

"Bisa saja dia lebih memilih mengakhiri hidupnya jika tahu kalau ia menjadi incaran banyak orang," sahut Raveena dengan santai. Gadis yang tengah asik mengunyah daging ayam segar itu melirik reaksi keluarganya ketika kalimat tadi keluar dari bibirnya. "Hei, ayolah! Aku hanya bercanda." Raveena bergidik, ia tidak menduga kalau akan mendapatkan tatapan sedingin itu dari mereka.

"Hati-hati dengan perkataanmu itu, Raveena." Sang ratu memperingatkan putrinya. "Jika ada orang lain yang mendengar, bisa sangat berbahaya."

Raveena mengangkat tangannya, pertanda menyerah. "Iya-iya, aku mengerti. Tidak perlu diperpanjang, okey?"

"Pokoknya aku tidak setuju kalau kita terus-terusan menyembunyikan kebenaran ini dari Rafellia. Bagaimana pun dia harus tahu. Apalagi dia akan berusia 17 tahun sebentar lagi." Ravendale Ratliff kembali angkat bicara. Ia menatap satu per satu orang dewasa di depannya dengan tajam. "Paman dan Bibi juga. Kalian adalah orang tua kandung Rafellia. Apakah kalian tega kalau harus terus-terusan menyembunyikan rahasia sebesar ini pada putri kalian sendiri?" Tatapan Raven beralih pada kedua orang tua Rafellia Reeves.

Kedua tuan dan nyonya dari Keluarga Reeves itu hanya terdiam, mereka tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh keponakan mereka. Ya, mereka sangat menyayangi putri mereka lebih dari apapun. Apalagi Rafellia adalah putri satu-satunya yang mereka miliki. Akan tetapi, mereka juga belum siap mengatakan kebenarannya pada gadis polos itu.

BLUE BLOODLUST ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang