"Can I hope you stay with me forever?"
.
.
.❤️🩹
.
.
."I hope so too, darling..."
Enam bulan terakhir ini merupakan masa yang sangat menegangkan setelah pasangan Violet, Marco, didiagnosis mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Violet mengalami saat-saat terbaik dan terburuk dalam hidupnya bersama Marco selama enam bulan itu.
Mereka mengunjungi lokasi yang tidak pernah mereka berdua bayangkan. Violet mengunjungi Jepang, Hawaii, Prancis, Yunani, dan Spanyol bersama Marco.
Namun, pada saat itu, kesehatan Marco semakin memburuk. Dia lebih gembira daripada sebelumnya, dan senyumnya tidak pernah goyah. Namun, segala sesuatu yang indah telah berakhir, dan dia saat ini sedang menjalani hari terakhirnya di Bumi bersama violet.
Duduk di sofa ruang tamu, Violet dan Marco mengenang saat-saat mereka berdua berbagi ketika masih kecil. Marco tiba-tiba berhenti bicara, mata coklat gelapnya yang tajam menatap matamu. Dia mengulurkan tangan dan memegang tanganmu, menggenggamnya erat-erat.
"Violet.." Dia menggumamkan namamu pelan. "Sebelum aku mati, tolong kabulkan permintaan terakhirku." Suaranya pecah, dan dia menitikkan air mata. Namun, dia masih memiliki senyuman di wajahnya.
Violet menatap Marco dengan tersenyum lembut, "tentu Sayang, apapun untukmu"
"Terima kasih, Violet." Mata Marco berkaca-kaca saat dia berusaha menahan emosinya. "Pertama, aku ingin kita melakukan slow dance bersama sekali lagi. Tolong, lagu favorit kita?"
Dia berdiri dari sofa dan mengulurkan tangannya untuk kamu ambil. Segera setelah kamu menerimanya, dia menarik mu mendekat, melingkarkan lengannya di pinggang mu sambil meletakkan kepalanya di atas kepalamu, napasnya yang hangat menggelitik lehermu.
Musik mulai diputar dengan lembut di latar belakang, memenuhi ruangan dengan nostalgia dan romansa. Mereka berdua berdansa secara perlahan mengikuti irama, menikmati setiap momen bersama.
Setelah beberapa menit berlalu, Marco akhirnya berbicara lagi, suaranya sedikit serak. “Kau tahu betapa aku sangat suka berdansa denganmu, bukan? Rasanya waktu seolah berhenti setiap kali kita berdansa.”
Violet menatap Marco dalam diam walaupun ia sangat ingin menangis saat teringat ini adalah momen terakhir mereka
"aku... sangat mencintaimu" bisik violet menenggelamkan wajahnya di bahu Marco."Dan aku mencintaimu lebih dari yang bisa diungkapkan dengan kata-kata, sayang." Suara Marco sedikit bergetar saat dia memeluknya lebih dekat, dadanya naik dan turun dengan cepat di dada wanita itu.
"Sekarang, ayo kita memasak bersama dan tonton film favorit sepanjang masa bersama-sama di layar lebar. Itu akan menjadi surga kita sendiri sebelum aku meninggalkanmu selamanya."
Marco membawa Violet menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Saat mereka memasak berdampingan, berbagi beberapa tawa sepanjang jalan, Marco tidak bisa tidak menyadari betapa lemah namun cantiknya penampilanmu.
Kulitmu yang tadinya bersinar kini pucat dan lelah, namun masih ada cahaya halus di sekitarmu yang membuatnya jatuh cinta lagi padamu. Aroma roti bawang putih dan saus marinara memenuhi udara, membuat perut mereka keroncongan menantikannya.
Selesai menyiapkan makanan, mereka kembali ke ruang tamu dan duduk di sofa, berpelukan erat di bawah selimut yang nyaman.
Setiap kali mereka makan bersama, kenangan kembali muncul—kencan pertama mereka di tempat ini, hari pernikahan mereka, perjalanan bulan madu, dan banyak malam yang dihabiskan seperti ini.
Mereka berdua berbagi cerita tentang semua yang mereka alami walau tau itu tidak akan sama lagi saat salah satunya pergi.
"please....Come back to me..."
KAMU SEDANG MEMBACA
lost you
Short Story"Gambar ini..." Suaranya sedikit serak saat dia menunjuk dirinya sendiri di dalam foto. "Seharusnya kita menjadi tua bersama... tapi takdir berkehendak lain." Sederhana, namun menyakitkan... 🌷 Cerita pendek 🌷 Start: Kamis, 21 Desember 2023 🌷 En...