"Tidak ada manusia yang menginginkan ketidakadilan, tapi terkadang ketidakadilan paling banyak datang dari manusia itu sendiri."
-Author
-----oOo-----"Ya ampun... Anak mama ganteng banget sih?" Tante Viona datang dari arah pintu kamar, menemui Maroon yang sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Hari ini adalah hari pertamanya bersekolah di Nirwana High School, tempat yang sama dengan sang adik menuntut ilmu.
Maroon ikut tersenyum mendapati Sang ibu tersenyum kearahnya, kemudian laki-laki itu menyodorkan dasi berwarna abu-abu kepada tante Viona.
"Cieee yang hari ini mau sekolah..." Goda sang ibu sambil menyimpulkan dasi di leher anaknya.
"Maa... Ina..." Maroon tampak memudarkan senyumnya, ia teringat kembali saat Karina marah besar perihal kepindahannya dari sekolah disabilitas.
Tante Viona yang menyadari kekhawatiran anak sulungnya itu kemudian menghela sambil tersenyum tipis, "nggak pa-pa, Ina nggak marah kok. Kakak cuma harus belajar yang giat di sekolah dan jangan pikirin kata orang. Oke?"
"Tapi... Maroon au again Ina, Maa..." (Tapi, Maroon mau jagain Ina, Ma.) wajahnya kemudian memelas, seolah Maroon ingin sekali menunjukkan bahwa dia bisa menjadi kakak yang baik untuk Karina.
"Boleh... Boleh kok, jagain adikmu selama di sekolah, kalau dia nakal kasih tau Mama! Setuju?"
Maroon kemudian mengangguk antusias, senyumnya yang teduh itu membuat Tante Viona ikut tersenyum. Pelukan hangat pun sampai pada pundak tegak anak laki-lakinya itu.
"Yaudah, kalau gitu Mama tunggu di bawah, ya? Kita sarapan habis itu Mama anter kamu ke sekolah."
Tante Viona kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar, Maroon termenung memikirkan hal ini sedari tadi. Apakah harus dia mengakui pada semua orang bahwa dia adalah Kakak kandung Karina? Lantas bagaimana cara ia melindungi Sang adik jika statusnya bukan siapa-siapa? Ketika kebingungan tengah menyelimutinya, suara pintu yang terbuka kembali terdengar namun kali ini dengan gerakan yang cukup kasar.
Maroon tersadar dari lamunannya, ia menengok kearah pintu dan mendapati Karina yang sudah berseragam rapi. Gadis itu menatap tajam kearahnya kemudian dengan langkah yang berdentum-dentum, Karina menghampiri Maroon yang berdiri di tepi ranjang.
"Jangan macem-macem di sekolah nanti. Jangan sapa gue, jangan deket-deket gue, jangan muncul di depan gue. Jangan pernah ngerasa sok kenal apalagi bikin onar dengan ngaku-ngaku kalau lo kakak gue. Ngerti?" Sorot tajam itu masih menghakimi Maroon yang kini diliputi perasaan sedih. Mendengar setiap kalimat yang ditekan oleh Karina membuatnya merasa sangat kecil dimata adiknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAROON [Lai Guanlin]
Fanfiction"Maroon, mengapa orang lain memandangmu begitu rendah? Sedang di mataku kau nampak begitu indah." "Kau tau? Mungkin aku terlalu mencintaimu, hingga aku tak menemukan dimana orang-orang melihat kekuranganmu." -Almaira Rainsky Nayanika Start : 5 Febru...