20 September 2024
"Yo Rian.Jadi gak sekarang?" Jaki menepuk pundakku pelan.Mengingatkan aku akan hal yang kami berdua rencanakan
"Hmm.Duluan aja, lagi nunggu Silvia" Ujarku sembari menunggu balasan chat dari silvia
"Ciee... Ternyata Rian seorang fuckboy gengs"
"Lo mau pergi sekarang apa gua paksa?"
"Canda Yann.Yaudah Gue langsung ke studio,ditunggu.." Jaki pergi keluar dari kelas.Akhirnya gak ada yang ganggu
Pukul 10 Pagi.Silvia belum datang,padahal kita sebelumnya udah janjian buat ketemuan. Apa gue tinggalin aja? Lama juga,gue males nunggu.
"Riannnn!" Seru seseorang yang suaranya terdengar familiar di telingaku.
Aku menatap pintu luar kelas.Baru aja difikirin.
* * *
"Jadi gimana?"
Aku sedang berpikir.Silvia minggu lalu menawariku Job untuk berpura pura menjadi pacarnya selama semalam,pekerjaan ku tidak terlalu sulit.Mudah saja,hanya pergi ke perkumpulan teman temannya,mengobrol,mengaku-ngaku sebagai pacarnya,bermesra mesraan.Bla bla blaa... Selesai.Tapi.....
"Kenapa harus..?" Ucapku sambil menunjuk diriku sendiri.
Silvia tersenyum lebar "karena lo ganteng"
"Hmberrr.Yaudah,Kapan jadinya,gausah buang buang waktu." Elakku menyembunyikan rasa "Malu".
Silvia menyodorkan handphone miliknya.
"Nih.Masukin nomor kontak kamu,nanti malam aku chat.Acara nya masih 4 hari lagi,jadi belajar aja dulu hehe."
"Hmm.." Gumamku pelan. Sebenarnya aku menyesal telah menerima Job itu darinya
Aku menerima hp itu,mulai menekan tombol dan menyimpan nomor telfon ku ke handphone miliknya.
"Udah" Ucapku malas. Aku mengembalikan handphone miliknya.
"Yaudah nanti aku chat ya!"
"Bentar.Bayarannya?" Ucapku teringat sesuatu yang sangat penting.
Silvia tertawa pelan.
"Tenang aja,sesuai janji kok. 1,2Juta Kan?"
"Ya sesuai perjanjian.."
"Kalo gitu,nanti aku kabarin lagi,jangan ngecewain aku ya..!" Teriaknya sembari berlari menuju kelas.
"Cih.."
* * *
Nama gue Rian dzisyafiq.Panggil aja Rian.Gak Suka basa basi,apalagi kalo cuma omong doang.Gue tinggal di Bandung.Lahir tanggal 30 September 2007.Masih muda.Gue anak tunggal,kesepian? Gue rasa enggak.Kehidupan gue nyaman nyaman aja.Ada yang baik,ada yang buruk.Mood gue selalu baik.Pelajaran kesukaan gue kalo bukan IPA ya English language.Dan for your info.Gue gak pernah punya nilai dibawah 90,bukan sombong,cuman Riya.Gue berteman baik dengan beberapa orang,Jaki sama Aldo contohnya.Untuk Silvia,dia hanya kaka kelas yang pengen nyewa gue buat dateng di pertemuan temen temennya.Yaa lumayan lah ada cuan.Hmm apalagi ya.
"Cut !" Seru Aldo menghentikan ku.
"Lu ngapa malah ngomong.'Apa lagi ya' dih bego banget sih !" Seru Aldo sembari memegangi kamera yang diarahkan padaku.
"Ehh iya maaf maaf.Ulang ulang."
"Pake bahasa indonesia yang sopan,bahasa lo terlalu kasar buat vidio MPLS.Halus dikit napa,yang nonton kan guru"
"Iya bawel..."
Kring!
Bel pulang telah berbunyi.Aku mengemasi barang barangku.Guru pelajaran sesi ke 3 tidak hadir,sepertinya ada kepentingan pribadi..Aldo dan Jaki tidak sekelas denganku,Tahun lalu saat kami sedang mejenjang pendidikan SMP dulu juga begitu.Tapi hebatnya persahabatan kami tidak pernah pudar.
Beberapa orang telah keluar meninggalkan kelas,beberapa menetap,masih mengobrol dengan yang lain.Aku mengeluarkan handphone ku dari saku celana.Mengidupkannya,mencoba membaca notifikasi apapun yang ada.Hanya notifikasi dari Instagram saja.
Aku menjinjing tas dipundakku.Pergi meninggalkan kelas.
Lalu lintas ramai lancar dengan cuaca cerah berawan.Aku pulang ke rumah dengan mengendarai motor pemberian ayah.Melaju cepat melintasi jalanan yang lembap karena beberapa puluh menit yang lalu,hujan membasuhi kota.Tidak memakai helm tapi itu sudah kebiasaanku jadi tak apa lah,walaupun sebenarnya jangan membiasakan hal yang seharusnya tidak boleh dibiasakan.
Jarak antar rumahku dan sekolah hanya sekitar 3 kilometer. Cukup dekat memang,oleh karena itu ayahku memberikan sepeda motor.Ayahku jarang pulang kerumah,kadang sih.Pekerjaan nya begitu banyak.Dari mulai menjadi PNS,Programmer,Pegawai negeri,Travel umroh dan masih banyak lainnya.Sedangkan ibuku,asalnya dia bekerja di sebuah perusahaan besar,namun kini ia mengambil keputusan untuk tetap dirumah.Walaupun sebenrnya ayahku yang menyuruhnya begitu.
Jujur saja,keadaan ekonomi di keluarga ku tidak buruk,mungkin sangat baik malah.Apapun yang di butuhkan akan terpenuhi.Mulai dari biaya pajak rumah,pajak sekolah,kendaraan dan lain lain. Makanan pun selalu terlihat menggiurkan dan memanjakan lidah. Aku seharusnya sangat bersyukur karena merasakan kenikmatan yang kudapat ini. Kebersamaan keluarga,kebutuhan yang tercukupi dan lain lain..
Aku terlah sampai di depan pintu rumah. Fiuhh akhirnya sampai juga.
Setelah melepas sepasang sepatu dan meletakan ransel di sofa,aku menaiki anak tangga hendak pergi ke kamarku.Aku ingin mandi.
"Rian, kok udah pulang?" Tanya mama yang baru saja keluar dari dapur.
Aku menghentikan langkahku di pertengahan anak tangga.
"Udah,tadi waktu pelajaran sesi ke 3 gurunya gak ada." Ucapku menjelaskan
"Ohh gitu.. Mau makan dulu gak, sayang?" Tawar mama ku dengan lembut,seperti biasa.
"Mandi dulu ma, biar Fresh haha.." Jawabku sembari tersenyum
"Yaudah deh kalo gitu,mama angetin dulu masakannya yah. Tadi udah bikin sop kacang kesukaan kamu."
"Siap Bos ! "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARITA
FantasyRian,seorang remaja sma berumur 16 tahun. Pelajar pintar,memiliki beberapa teman,keluarga yang harmonis.namun,semua itu berubah ketika kecelakaan itu terjadi. Beberapa menit setelah kecelakaan,dirinya tak bisa berkutik saat apa yang dia lihatnya ber...