Hai✨
Sudah kehabisan kata-kata, vote+follow+komen sepertinya mendukung hehe
----
Arjuna. Bocah tujuh tahun itu tengah melamun dengan pandangan menatap ke arah mobil ayahnya yang tiba di pelataran dari balik kaca rumahnya, anak itu segera berlari keluar dari rumah dan menghampiri mobil ayahnya.
Manik mata hitam legam itu terlihat berbinar saat melihat mama dan papa-Nya menuruni mobil di susul oleh bocah lelaki yang terlihat berada di belakang tubuh papa-Nya.
Tanpa berpikir panjang Arjuna segera berlari ke arah ayahnya dengan tangan yang terbuka lebar, sang ayah berjongkok bersiap mendapat serangan pelukan dari sang putra. Namun nyatanya Arjuna memilih bocah laki-laki yang berdiri di belakang sang papa.
Arjuna memeluk tubuh bocah lelaki yang tiga tahun lebih tua darinya itu, Arjuna yakin dialah kakak angkatnya, kakak yang akan menjaganya seperti apa yang di ucapkan mama-Nya seminggu yang lalu.
"Namaku Arjuna, kamu bisa memanggilku Ajun, Juna atau Jun terserah kamu, mulai sekarang kamu kakak ku" ucap Arjuna penuh antusias, bocah itu melepas pelukannya.
"Namaku, Jaden" ucap bocah yang di ketahui bernama Jaden.
Anak itu terlihat ragu dan kikuk.
"Wahh nama mu keren, ayo masuk" Arjuna menggandeng tangan Jaden untuk membawanya masuk ke dalam rumah.
Sedangkan Saga sang papa dan Jihan sang mama memilih untuk membiarkan Arjuna bermain-main bersama Jaden dan supaya Jaden tidak terlalu kikuk, karena status mereka sekarang adalah keluarga.
Mata Jaden terlihat memandangi setiap inci sudut rumah keluarga besar Pradana itu. Iya, keluarga Pradana yang sangat terkenal bahkan beberapa acara TV selalu memperlihatkan keharmonisan keluarga tersebut, tidak sedikit yang membahas kejayaan perusahaan Saga Pradana.
Jaden terlihat mengulum bibirnya menatap Arjuna yang tengah bersusah payah untuk membuka pintu dengan kunci. "Biar aku bantu" Jaden mendekat membuat Arjuna tersenyum dan memberikan kunci itu pada Jaden.
"Terimakasih, kamu sangat baik" ucap Arjuna sebelum memundurkan langkahnya memberi jalan untuk Jaden.
Dengan sekali putaran Jaden mampu membuka pintu kamar itu, kamar yang di dominasi dengan warna biru tua dengan perlengkapan yang sangat lengkap. Mulai dari kasur yang terlihat sangat empuk dan pintu kaca yang mengarah langsung ke balkon menampilkan view yang indah.
"Ini kamarku?" tanya Jaden dengan raut wajah sedikit kebingungan, tentu saja Jaden berpikir ini terlaku berlebihan.
"Kita tidur bersama kan?" tanya Jaden lagi sebelum Arjuna menjawabnya.
Raut wajah Arjuna berubah sepersekian detik sebelum senyuman kembali merekah di bibirnya. "Ini kamar kak Jaden, Ajun punya kamar sendiri" balas Arjuna memasuki kamar luas itu dan meninggalkan Jaden yang masih berdiri di ambang pintu.
Bocah tujuh tahun itu melihat ke arah gitar kecil yang menggantung di dinding kamar yang akan menjadi kamar milik Jaden. Matanya menelisik kamar itu dengan mulut yang sedikit menganga, lalu berdecak kagum setelahnya.
Kamar yang di dominasi warna biru tua membuat Arjuna nyaman berada di sana, pasalnya warna biru tua adalah warna kesukaan Arjuna.
bahkan kamar itu lebih indah dari kamarnya.
"Kamu istirahat dan tidur saja, saat makan malam nanti aku akan membangunkan mu" ucap Arjuna kepada Jaden yang tiba di belakangnya.
Jaden merasa kedatangannya di sambut baik oleh Arjuna, anak lelaki berumur sepuluh tahun itu tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna [Different]
Teen Fiction"Tidak ada pemimpin yang sakit-sakitan" Arjuna Pradana Liam. Bocah berusia tujuh tahun itu adalah putra pertama yang di harapkan bisa menjadi penerus perusahaan milik keluarga Pradana, namun siapa sangka anak lelaki kecil itu semakin tumbuh dengan...