Ini tentang Clarissa, gadis kecil yang bahkan belum genap umur 4 tahun yang harus mengalami perlakuan tak mengenakkan.
Dimana anak seusianya pasti tengah asik-asiknya di manja dan bermain tanpa mengenal waktu. namun Clarissa, ia sibuk untuk menjual...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✨✨✨
Hari ini Clarissa sedang menatap para teman-teman sepantinya yang sedang bermain bersama, dan lagi tanpa diri nya.
Senyum nya terus saja mengembang, walau para anak-anak itu tidak mengajak nya dan menolak jika Clarissa ikut bermain.
Karena merasa bosan ia turun dari ayunan dengan lumayan susah karena terlalu pendek, kaki nya melangkah mendekati sebuah danau.
Clarissa berjongkok lalu menatap pantulan diri nya dari dalam air danau itu, Clarissa terus saja tersenyum manis.
"Apa Lissa anak halam?".
"Anak halam itu apwa?".
Aksen cadel nya begitu mengemaskan namun tidak menutupi raut kesedihan nya, Clarissa terus teringat pada ucapan bahkan umpatan para pengurus panti bahkan teman-teman nya juga.
Hati nya sakit saat ibu panti dan bahkan pengurus panti membedakan antara dia dan anak-anak panti lainnya, selalu saja Clarissa bertanya.
Kenapa? Dan kenapa?
Apa yang membedakan Clarissa dan anak lainnya apa sebegitu nakal nya Clarissa? Hingga mereka berperilaku seperti itu?
"Hehe_selamat bersenang-senang didalam air".
"Anak haram!".
Byur
Bocah yang memiliki umur jauh diatas Clarissa dengan sengaja mendorong gadis kecil itu hingga Clarissa terjebur kedalam danau.
Clarissa kaget dan panik ia tidak bisa berenang air mata nya meluruh seketika, apa yang salah? Kenapa mereka membenci nya?
Bahkan anak-anak hanya menatap dan menertawai Clarissa yang sudah berusaha untuk meminta tolong. Tangan pendek nya menggapai pada mereka.
"Tolong_hiks tolong lissaaa".
"Hic uhukk_tolong Lissa".
Dada Clarissa sesak air mata terus saja meluruh, ia mencoba berenang namun apa daya? Lari saja kaki nya masih belok-belok belum lancar.
"Hiks tolong Pa_papa_".
Kata 'Papa' keluar dari mulut nya, dia ingin seseorang yang menyayangi nya bukan membencinya, dia ingin diberi perhatian bukan cacian, dia ingin diberi ucapan lembut bukan bentakan.
Isak tangis terus terdengar, bahkan teriak-teriakan kecil tak membuat para anak-anak itu iba dan menolong nya.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA PUTRI KU!".
Teriakan membahana itu terdengar, derap langkah terburu-buru juga menyadarkan mereka, anak laki-laki yang membuat Clarissa terjatuh mulai ketakutan.
Wajah nya panik saat melihat pria asing yang terlihat menyeramkan, bocah itu memundurkan langkahnya. Tangan nya bergetar hebat.