chap 9

924 57 1
                                    

Naraya melihat terdiaman pemuda itu langsung berkata. " gw amnesia ".

Pemuda itu kaget mendengar naraya amnesia apa amnesia? Jadi sekarang gadis itu tak mengenalnya?.

" kalo gitu kenalin gw.... "

ᨏᨐᨓ ᨓᨐᨏᨏᨐᨓ ᨓᨐᨏᨏᨐᨓ



" kalo gitu kenalin gw deon delvian".naraya kaget mendengar nama pemuda itu. Apa deon? Deon delvian sang antagonis pria?. Sejak kapan ia berkenalan dengan deon. "Sial, sial, si naraya ngasih ingatannya sedikit banget bangke emang". Naraya yang tengah mengumpat di dalam hati kaget saat deon mendekat kan kepalanya.

" lo kenapa melamun ".deon berkata sambil Menyampirkan anak rambut nayara ke belakang telinga nya. " eh ".naraya kaget dengan yang dilakukan deon padanya segera memundurkan kepalanya.

Naraya tidak menjawab malah dia yang bertanya. " kapan kita kenal? ".deon mengehela nafas nya pelan lalu memundurkan kepalanya. " kita kenal saat lo nolongin gw dari di keroyok sama preman dari sebulan lalu ".klise saja naraya asli menolong nya dengan cara membunyikan sirine polisi.

Naraya tak menyangka  bahwa naraya asli pernah menolong deon pasalnya tak pernah di cerita kan dalam novel. Ia dibuat bingung sekarang sangat banyak misteri yang harus dia pecahkan.

" maaf nya gw ga ingat ".

" gapapa lo pelan pelan aja ingat nya".deon mengacak-acak  rambut naraya. "Ih deon berhenti rambut gw berantakan nih".sedangkan deon hanya terkekeh kecil naraya kesal yang menurut nya sangat lucu. " ah sial lucu banget ".guman deon.

Tanpa disadari mereka berdua ada dua  seorang pemuda yang menatap mereka dari lantai tiga dimana ruangan ketua osis berada.salah satu pemuda itu menatap mereka dengan tajam dengan tangan terkepal kuat. Sedangkan pemuda yang di samping nya terseyum miring melihat sang sahabat yang tengah manahan amarah.

Dua pemuda itu adalah delfano dan juga gevano. Sedang apa mereka disana tentu saja itu ruangan milik delfano ia adalah ketua osis.

" lo sampe kapan ingin diam terus? ".delfano menatap gevano yang melihat dimana naraya dan deon sedang tertawa. Delfano mendengus kesal karna perkataannya tidak di tanggapi sekita seyum miring terbit di bibirnya.

" sampe dia jadi milik deon? ".gevano menoleh ke arah delfano yang menatapnya seperti mengejek. Gevano manatap tajam delfano lalu berkata. " gw ga akan biarin itu terjadi".setelah mengatakan itu gevano berjalan keluar menutup pintu dengan keras.

Brakk.

"Astagfirullah ".delfano menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang sahabat.


Sangking asiknya ia bercerita dengan deon sampe lupa bahwa bel pulang sudah berbunyi tadi. Ternyata mengobrol dengan antagonis pria tak terlalu buruk pikir nya. Naraya yang tadinya di tawarkan untuk pulang bersama deon tapi ia menolak nya beralasan karna ada sopir yang menjemputnya.


Saat ini ia tengah ingin berjalan turun dari lantai satu karna habis mengambil tasnya di lantai tiga. Ah kenapa teman nya tidak mengambilkan tasnya benar benar teman babi. Kini naraya hendak berjalan menurungi tangga tapi dikagetkan dengan  seseorang menarik lengan nya lalu mendorong badan nya membentur tembok di samping tangga.

Naraya mendongak melihat siapa berani beraninya mendorong di tembok. Ia kaget melihat wajah gevano yang sangat dengan nya dengan tangan kekar gevano  Megunkung badan mungil naraya.

Naraya sekita kehilangan kata katanya yang tadi ingin mengumpat. Kini jantung kembali berpacu dengan cepat. Naraya yang melihat gevano memajukan wajah nya mendorong dada gevano menggunakan kedua tangannya tapi sialnya bukannya mundur malah semakin dekat.


" minggir lo".naraya yang tak ingin jantung nya copot segera mendorong keras dada gavano. "Bnjir nih orang dada nya keras banget". Ah bisa bisanya naraya berfikir mesum di saat seperti ini.

Gevano menundukkan kepalanya lalu mengelamkan kepalanya di ceruk leher naraya. Menghirup rakus bau gadis itu. Naraya yang tengah kikuk dengan posisi yang sekarang ini mencoba mencerna yang terjadi padanya.

Gevano yang melihat terdiaman naraya mendekatkan mulutnya di telinga naraya seraya berucap. " jangan dekat dekat dengan laki laki lain selain aku baby ". Setelah mengatakan itu gevano mengigit kecil daun telinga naraya lalu memundurkan kepalanya berjalan meninggalkan naraya yang masih terbengon dengan mata melotot.


"Ck bos lama banget".rafa.
Kini mereka tengah menunggu gevano yang berada dalam gedung sekolah. Sedangkan teman teman nya memandang datar rafa yang sudah mengatakan kalimat itu berulang kali. Tidak bosan apa? Pikirnya.

Meskipun mereka dalam hati mengerutu menunggu gevano yang lama. Selain delfano tentu saja ia tau apa yang dilakukan gevano tentu saja ia menemuinya.



Hehehe ke pengen up soal nya ada ide
Jangan lupa vote kk😘




















narayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang