3🍃

2 2 2
                                    

3—Mantan

Bismillahirahmanirrahim

***

"Ren kamu kenapa sih gak mau kita balikan aja." Ucap seorang gadis yang tengah duduk di atas brankar UKS. Cowo yang dipanggil 'ren'itu hanya diam.

"Aku tau kamu masih cinta kan sama aku." Lanjut gadis itu—Monatha. Naren tetap diam.  "Kalo kamu gak cinta lagi sama aku kamu gak akan cepet cepet ke sini cuman karena tamu bulanan aku dateng."

"Udah nih minum, gue pergi." Kata Naren memberikan satu botol minuman pereda nyeri.

"Aku gak butuh itu aku butuh kamu Ren! Hiks!" Teriak gadis itu mulai terisak. Naren menatap gadis itu sejenak lalu pergi begitu saja. Membuat gadis itu semakin terisak.

"Akh!!"

Naren pergi dengan perasaan tak menentu. Mendudukan diri di kursi yang berada di belakang sekolah. Ia mendongak menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi, menatap langit yang cerah tidak seperti perasaannya yang mendukung.

"Sumpah gue muak liat lo kaya gini terus Ren." Jayden datang sambil menenggak minuman isotonic lalu mendudukan diri di samping Naren. Naren menatapnya sekilas lalu kembali menyandarkan kepala.

"Gue juga kesel sama diri gue sendiri." Ucap Naren menundukan kepalanya.

"Udah setahun tapi lo tetep gak bisa move on dari cewe itu?" Jayden melirik Naren di sampingnya kemudian menyandarkan kepala dengan kedua tangan dilipat ke belakang.

Naren menggeleng frustasi. "Udah gue coba tapi gue gak bisa!"

"Lo-nya juga masih perhatian sama dia. Kalo mau move on itu cuek aja sama dia jangan kaya gini. Kasian dia juga jadi berharap lebih sama lo. Sebenarnya lo masih cinta gak sama Mona?"

Naren diam. "Gue benci sama dia."

Jayden berdiri dari duduknya. "Dia masih berharap sama lo gue liat itu dari sikapnya, kalo emang lo udah maafin dia kenapa gak coba balikan? Kalo lo udah gak ada rasa jangan perhatian segitunya sama dia."

"Tapi gue gak terima dikhianati!  Gue juga pengen dia ngerasain sakit sama kaya apa yang gue rasain." Ucap Naren lirih di akhir kalimat.

"Terserah lo gue cabut." Jayden pergi meninggalkan Naren sendirian. Tak lama bel masuk berbunyi, Naren bergegas pergi dari tempat itu menuju kelasnya.

***

"Lo pulang naik apa?" Tanya Gretha yang saat ini berjalan berdampingan dengan Shena menuju parkiran.

"Aku bareng Naren." Jawab Shena, Gretha mengangguk.

Mereka sampai di parkiran, terlihat Farez, Jayden juga Shintya juga berada di sana.

"Lo bawa motor Ta?" Tanya Jayden kepada Gretha yang dibalas gadis itu dengan anggukan.

"Mau bareng gue aja gak? Motor lo tinggal sini aja."

"Dih sinting." Balas Gretha membuat teman temannya terkekeh. Semua orang di sekolah ini tau bahwa Jayden ini tengah pdkt–an dengan Gretha. Tapi cewe itu kepalang dingin, tak menggubris Jayden sedikit pun. Mungkin belum.

Shena mengedarkan pandang. Mencari sosok Naren yang tak bersama teman temannya. "Naren mana kok gak bareng kalian?"

"Tadi sih pamitnya ke toilet tapi kok lama." Jawab Farez sambil memasangkan helm ke kepala Shintya.

"Eh gue sama Shintya duluan ya, kita ada urusan rumah tangga yang perlu diurus nih." Kata Farez mulai menaiki motornya.

"Urusan rumah tangga pala lo!" Ucap Gretha melempar krikil kecil ke kepala Farez. Untungnya dia pake helm.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang