2🍃

1 2 0
                                    

2—Tau yang sebenarnya

Bismillahirahmanirrahim

***

Hari yang mendebarkan untuk Shena telah tiba. Pasalnya hari ini merupakan hari pertamanya masuk sekolah baru. Ada hal perlu diketahui di sini. Sejak SD sampai kelas satu SMA,  Shena tidak bersekolah di sekolah formal biasa. Melainkan melainkan ia melakukan homeschooling lantaran pekerjaan papahnya yang harus berpindah pindah membuat ia kesulitan untuk menetap di satu sekolah.

Hingga di kelas dua SMA akhirnya papahnya memutuskan untuk mengelola perusahaan di Jakarta saja sedangkan perusahaan lain yang berada di luar kota akan di kelola oleh orang kepercayaannya. Namun naas baru merasakan beberapa bulan sekolah seperti anak pada umumnya ia harus kembali ke luar negeri karena kakeknya meninggal dunia. Dan saat itu juga menjadi hari paling menyakitkan untuk Shena. Karena pesawat yang ditumpangi kedua orang tuanya mengalami kecelakaan.Dan orang tuanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Beruntung Shena tidak ikut terbang bersama kedua orang tuanya. Ia berencana akan berangkat setelah pulang sekolah bersama sahabat sekaligus saudara jauhnya yang memang satu sekolah dengannya.

Shena terpuruk selama berhari-hari. Ia tak tahu harus bagaimana cara melanjutkan hidupnya tanpa kedua orang tuanya. Hingga Vanya dan Romi datang dan mengatakan bahwa beberapa hari sebelum kecelakaan itu terjadi, kedua orang tua Shena dan mereka sempat bertemu.Orang tua Shena mengatakan sesuatu yang janggal dan membingungkan dan memberikan sebuah surat
yang mana berisi wasiat. Yang memerintahkan kepada  Vanya dan Romi jika suatu saat mereka tiada, tolong rawat dan sayangi putri mereka satu satunya itu. Karena saking  dekatnya  mereka sampai begitu percaya  kepada Vanya dan Romi. Mungkin kedua orang tua Shena sudah mempunyai firasat tentang umurnya yang tak panjang lagi.

Kembali pada Shena, sekarang ini ia sedang memoles wajahnya dengan make up tipis. Setelah dirasa pas ia keluar dari kamar untuk sarapan.

"Pagi kak! Kak Shena cantik banget hari ini!" Sapa Cheryl—adik Naren ketika Shena duduk di hadapnnya. Shena menyapa balik Cheryl dan tak lupa mengucapkan terimakasih atas pujian yang diberikan gadis itu.

Vanya memberikan  segelas susu kepada Shena yang dibalas ucapan terimakasih kemudian berujar. "Bener kata Cheryl kamu cantik banget hari ini. Aura kamu menguar cerah banget, iya kan Ren?"

Naren yang sedang mengunyah sarapannya mendongak menatap bundanya kemudian berpaling menatap Shena sekilas. Kemudian mengangguk.

Blush

Pipi Shena merona hanya dengan anggukan yang dilakukan Naren. Hal itu di sadari oleh Cheryl yang seketika menggodanya membuat pipi Shena semakin merah merekah.

Selesai sarapan masing masing dari mereka segera berangkat,—ayah Romi ke kantor, Cheryl ke sekolah juga Naren dan Shena yang akan berboncengan untuk berangkat ke sekolah.

"Naren nanti pelan pelan aja ya soalnya ini kali pertama aku naik motor." Ucap Shena kepada Naren yang sudah berada di atas motor.

"Tante aku berangkat dulu ya." Pamit Shena mencium tangan Vanya.

"Iya sayang hati-hati. Ren jangan ngebut ngebut bawa motornya lho!" Peringat Vanya kepada sang putra. Naren mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.

***

Lima belas menit kemudian Naren dan Shena sampai di sekolah. Naren memarkirkan motornya lalu turun dari motor.

"Ren tolong bukain dong ini susah." Pinta Shena yang kesulitan membuka pengait helmnya. Naren berdecak, namun tetap membantu Shena.

"Wih wih bidadari dari mana nih nyasar ke sekolah kita." Celetuk seorang pemuda dengan permen di mulutnya—Farez tiba-tiba.

"Siapa Ren?  Pacar lo?" Tanya pemuda lain—Jayden.

HARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang