Semoga aku dirayakan

83 9 3
                                    

Di rumah, Daniel termenung di kasur sambil memeluk kedua lutut, jari-jari kaki bergerak dan terasa dingin. Atmosfer kamar menjadi dingin, sepi, dan sunyi, di depan rumah pun sepi tak ada tanda-tanda Agnes pulang, gundah gulana menghantui hati nya. Daniel kehilangan arah. Malang sekali nasibnya, ia tak punya teman di sekolahnya, sosok ibu yang ia percayai tampak seperti orang asing dalam satu malam, ia tak tahu orang mana lagi yang harus ia percayai selain kakaknya sendiri. Daniel hanya butuh kebahagiaan, ia ingin punya teman, ia ingin orang-orang menghargai keberadaannya di dunia, ia ingin bermain seperti anak-anak lain tanpa dibeda-bedakan.

Badai hidupnya tak pernah reda, ia hanya ingin dirayakan layaknya orang pada umumnya. Dia adalah anak yang perlu tumbuh dengan banyak cinta dan kasih sayang.

Daniel merobek kertas buku hariannya, meraih bolpoin hitam dan mulai menulis di atas kertas, tinta hitam mulai terbentuk menjadi sekumpulan kata-kata. Tidak seperti biasanya ia menulis hanya di satu lembar kertas, biasanya ia menulis di buku hariannya. Tak ada yang tahu apa isi dari kertas tersebut selain Daniel dan Tuhan, tapi Daniel sangat sedih ketika ia merangkai kata-kata di secarik kertas yang dia robekan.

Dunia memang jahat padanya, tapi lebih jahat lagi ketika Edward meninggal. Daniel rindu Ayah, terkadang ia meminta pada Tuhan untuk menempatkannya di sisi Edward. Kata-kata yang selalu membatin di hatinya adalah...

"Kalo Tuhan sayang aku, kembalikanlah aku kesana, aku hanya ingin ada di samping Ayah, tidak kurang dan tidak lebih"

Daniel selalu iri pada Jungwon, apapun yang Jungwon lakukan di sekolah pasti selalu dibanggakan, seperti guru-guru bangga padanya ketika dia menang olimpiade akademik, teman-temannya sangat banyak entah dari organisasi atau temannya yang lain, banyak yang senang dengan kehadirannya. Sedangkan Daniel? Dia hanya disuruh-suruh teman sekelasnya, punya dua teman saja dia bersyukur. Tapi tetap saja, siapa sih yang tak mau dihargai? Ya setidaknya untuk diperlakukan sama seperti yang lain saja dia sangat bahagia. Terlalu berat, Daniel tak sanggup. Ia pergi beranjak pergi ke gudang mencari sesuatu, ia keluar dari kamar dan mengendap-endap melihat sekitar apakah ada orang atau tidak. Namun, rumah tampak sepi. Ia masuk ke gudang dan menutup pintunya kembali dan pergi ke kamar.

Tebak, apa yang ada di tangannya? Tali yang takkan terputus jika menggantung satu badan. Ia akan melakukan itu di kamarnya sendiri sebelum kakaknya pulang.

Dia sudah terlalu lelah dan sakit hati, terlalu kesepian. Jika ia terus ada di dunia ini, justru hal itu yang akan terus membuatnya terlalu hanyut dari pikirannya dan tanggapan buruk dari orang lain, cukup sampai saat ini saja, ia hanya ingin bebas, ia ingin terbang mengepak sayapnya pergi pada sang Ayah tercinta meskipun ia harus menggagalkan rencananya untuk tetap bertahan demi Jungwon, kakak yang paling ia sayangi. Setengah jiwa penyemangatnya ternyata tidak menginginkannya untuk ada di sini lebih lama lagi. Benar kata ibunya, ia merasa bahwa ia hanya anak yang menyusahkan semua orang.

Pada dasarnya, setiap anak pasti memikirkan bagaimana caranya agar orang tua mereka bahagia. Mungkin, salah satu caranya adalah menghilangkan satu beban mereka, aku.

Ia terikat di kamarnya sendiri dengan kesepian yang menyelimuti daerah tersebut. Yang awalnya ia memberontak perlahan ia terdiam dan memejamkan kedua indra penglihatan. Terjebak di lubang kesakitan bukan hal yang menyenangkan bukan? Untuk apa bertahan lebih lama jika sudah lelah?

...

Percaya atau tidak, kasih sayang seorang kakak kepada adiknya lebih dari pada rasa sayang pada dirinya sendiri.

Sepulang dari sekolah, Jungwon pergi ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa makanan untuk adik tersayangnya meskipun uangnya sangat pas-pasan karena Agnes tidak memberikan uang lebih hari ini mungkin karena sang ibu masih marah padanya. Jungwon harus merelakan tidak makan hari ini, ia sangat memastikan Daniel lebih merasa kenyang dibandingkan dirinya. Tak apa jika dia harus kelaparan hari ini agar Daniel cepat sembuh. Jungwon tidak mengambil banyak makanan, membelikan hanya cukup untuk satu orang, ia hanya membeli dua roti dan satu kotak susu. Meskipun ia membeli dua roti, percayalah keduanya itu hanya untuk Daniel karena Jungwon khawatir jika adiknya itu dibiarkan kelaparan. Biarkan Jungwon mengalah, dia rela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WITH THE PAIN  || Wonniel (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang