MY FUTURE HUSBAND 5

3.8K 224 11
                                    

Ara membaringkan tubuh nya di kasur nyaman milik nya. Mata nya menatap langit langit kamar.

"AAAAA!! GILA FIRST KISS PERTAMA GUE DIA AMBIL!!"Teriak Ara tak terima. Ara mengingat kejadian di dalam mobil. Nafas nya ia hembusan kasar. Ia bangkit dari posisi tidur nya ke posisi duduk. Tangan nya meraih guling yang tak jauh dari nya, memukul mukul ke kasur dengan penuh amarah.

"Gue gak terimaaaaaa!!!!" Kesal nya.

"Romeo?! ROMEO!!" Teriak sang ibunda membuat Ara kaget. Ara bergegas keluar dari kamar berlari kecil ke arah kamar Romeo.

Ara terhenti di depan kamar Romeo yang ternyata pintu kamar nya tidak terkunci. Ara menatap sang ibunda yang tengah memarahi Romeo.

"Apa yang kalian lakukan di kamar berduaan?!" Ara yang mendengar ucapan sang ibunda mengintip sedikit lewat celah pintu. Kaget nya Ara melihat perempuan yang sama.Citra!

"T-tante kita hanya mengerjakan tugas bareng."

"Kenapa harus di dalam kamar?."

"Bun, Romeo sama Citra cuman nugas bareng loh!!."

Aria menatap Citra tajam ia memperlihatkan jam tangan nya," Liat jam berapa ini? Sebaiknya kamu pulang."

"I-iya tante."

"Mampus, dibilang juga tetep aja Romeo kekeh sama cewek itu! Gak ada kapok kapoknya itu anak!" Ara yang melihat sang ibunda dan Citra keluar kamar berusaha bersembunyi. Ara berlari masuk kedalam kamar nya, toh kamar nya dengan Romeo tidak cukup jauh.

"Kok gue curiga sama mereka ya? Mereka ngapain juga tugas malam malam sampai di dalam kamar?" Ara yang penasaran kini sembunyi sembunyi masuk kedalam kamar Romeo yang sepi. Ara mencari cari sesuatu di dalam kamar Romeo.

"Lo ngapain di kamar gue Kak Ara?!" Kaget nya Ara sampai ia cegukan. Ara membalikan tubuhnya menatap Romeo yang kini berada di hadapan nya.

"Gue mau pinjem–" Ara menatap handset di dekat nya, "– pinjem ini bentar. Punya gue rusak, iya ini—makasih" Ara kini bergegas pergi meninggalkan kamar Romeo.

Romeo kini memastikan sang kakak sudah tidak ada di depan kamar nya dengan cepat Romeo menutup pintu nya keras. Mengunci nya lalu menghembuskan nafas nya lega.

Romeo berjalan kecil ke laci, ia membuka laci milik nya menatap barang yang begitu penting untuk ia jaga.

"Untung Kak Ara gak liat testpack ini kalau gak? Gue bisa habis malam ini juga!!" Romeo menatap testpack yang tertanda dua garis biru.

"Gue harus sembunyiin ini dimana lagi!! Gue harus hati hati sama Kak Ara. Dia udah curiga sama gue."

"Untung aja gue bisa ngeles" Ara meletakan headset nya, ia menghembuskan nafas nya pendek.

Langkah kaki nya kini terhenti di suatu kotak. Ia menatap kotak cincin yang ia simpan.

"Gila!! Gue besok nikah! Gak kebayang kan gue nikah? Siallll."

Ara berdesis kesal, "Tapi kalau gue nikah kan? Gue gak akan tinggal disini. Hal positif nya itu tapi hal negatif nya gue harus sekamar sama cowok bunglon!!."

"Gak bisa ketebak!! Kadang dia nyebelin dan kadang dia sok romantis!!." Kesal Ara.

Tangan nya kini menggapai kotak cincin. Mata nya membulat sempurna menatap tulisan ‘happy wedding’. Ara menghembuskan nafas nya panjang.

"Ihh apaan, happy wedding. Harusnya Happy to suffer!!" Rungut nya.

"Tapi gue jadi keinget perempuan yang tadi, siapa ya? Kenapa si bunglon tarik kasar tangan dia?" Ara terus memikirkan perempuan di halte bus. Sorot mata perempuan itu seakan ketakutan dan lebam.

Seraya memikirkan Ara kini memakan makanan yang ia beli di jalan bersama Arvin.

"Apa yang kamu lakukan di halte bus? Siapa yang jemput kamu tadi! Jawab saya!!."

"Kamu mau nikah bukan? Untuk apa kamu perduli!!."

"Karena saya pacar kamu, Alya!!."

"Ck, pacar? Sekarang kita gak ada hubungan apa apa! Kamu mau nikah Ar, NIKAH!" Tekan Alya di akhir kata nikah.

"Lalu? Saya menikahi nya bukan karena cinta."

Arvin memeluk erat tubuh Alya. Ia terus memeluk nya meski Alya berusaha melepaskan.

"Aku gak mau kamu peluk Ar!! Gakkkk!!!! Pergiiii!!."

"Alya, saya mencintai kamu dan tetap mencintai kamu. Saya mohon jangan tinggalin saya, saya menikahi nya demi bisa menjadi penerus perusahaan keluarga!."

"Alasan yang klasik Ar!! Sebaiknya jangan hubungi aku lagi!!."

"Alya, jangan seperti ini. Saya gak bisa hidup tanpa kamu Alya!! Jangan tinggalin saya Alya!!."

Alya terdiam. Ia kembali membalas pelukan hangat Arvin, sebaliknya Arvin semakin memeluk Alya erat.

"Janji jangan tinggalin aku Arvin jangan."

"Saya janji Alya, saya akan selalu bersama kamu. Saat saya sudah menikah dengan pilihan bunda, saya akan menceraikan nya lalu menikahi kamu. Percaya sama saya."

"Iya Arvin, aku percaya."

Kedua saling berpelukan, hangat nya pelukan mereka yang sudah lama tidak mereka rasakan. Terus memeluk nya seakan tak akan pernah melepas satu sama lain. Kedua nya merupakan sepasang kekasih antara bos dan sekretaris. Rasanya tidak heran jika seorang bos perusahaan menyukai sekretaris nya sendiri. Toh, sekretaris nya memang cantik dan berkompeten. Siapa yang tidak menyukai Alya, perempuan cantik berambut panjang berwarna kecoklatan dengan sorot mata nya yang indah lulusan S1 luar negeri.

"Gue harus apa! Besok hari pernikahan! Sedangkan itu benar benar cepat sekali! Gue pikir, gue akan nikah dengan laki-laki yang gue cintai tapi gue malah dipaksa nikah di usia gue yang masih sekolah!" Ara terus memikirkan masa depan nya, ia rasanya sudah menyerah dengan takdir yang di berikan. Takdir yang tidak adil padanya semenjak Ara masih kecil.

Ara tahu dia bukan anak perempuan yang di inginkan,sebab kedua orang tua mereka dulu berharap memiliki anak laki laki. Dan sekarang Romeo hadir membuat kasih saya mereka tertuju pada Romeo.

Ara tahu, dia harus bisa memposisikan diri nya sebagai anak pertama perempuan di keluarga. Dia harus tau bahwa seorang anak perempuan pertama di keluarga memiliki beban tanggung jawab yang harus dia rangkul di pundak nya.

Masalah apapun yang akan di hadapi, Ara harus bisa menghadapi nya meski taruhan nya kebahagiaan dia sendiri.

"Tapi, gue gak akan biarin keperawanan gue di renggut gitu aja sama bunglon itu, enak aja selama 18 tahun gue jaga! Seenak nya aja dia ambil."

Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen kalian sangat berharga bagi ku dan jangan lupa follow akun penulis

Terimakasih 🦋

My Future Husband [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang