Just oneshot or imagines with Leon Scott Kennedy.
[ ⚠️ ] i do not own the characters. All the Resident Evil characters belongs to Capcom's, except for (Name) and the upcoming OC.
written in bahasa indonesia and english! (mixed language type of writ...
LEON Kennedy x Female Reader — timeline: none, using resident evil 4 remake as face card. disclaimer : content for 15+, cursing, contains angst and failed relationship.
If Ever You're in My Arms Again by Peabo Bryson "We had a once in a lifetime, but I just couldn't see, until it was gone. A second once in a lifetime, maybe too much to ask, but I swear from now on, if ever you're in my arms again, this time I'll love you much better. If ever you're in my arms again, this time I'll hold you forever."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua orang pernah terluka karena patah hati, benar' kan? Itulah yang sekarang dirasakan oleh lelaki dengan surai dirty blonde yang sedang meneguk sebotol wine tanpa berpikir panjang, ia meneguk wine itu sembari terperangkap bayang-bayang yang membuatnya bertingkah seperti ini.
"Stupid. Harusnya aku mempertahankan, bukan malah semakin menghancurkan." Ucapannya yang terdengar berantakan karena efek alkohol namun dengan wajah yang memerah akibat menangis tak memungkiri bahwa ia sedang patah hati.
———
— flashback
"(Name), listen to me!" Pria itu menarikmu untuk menatapnya dan mencengkram pergelangan tanganmu kuat. Matanya memandang sendu kearahmu.
"Apalagi yang harus ku dengar darimu, Leon?!" Kamu melepas paksa cengkraman Leon pada pergelangan tanganmu.
Tatapan Leon melembut, ia mengelus pelan punggung tanganmu. "Aku— tidak— aku berani bersumpah. Aku sudah melupakannya!"
Kamu menatapnya, menunggu penjelasannya lebih lanjut walaupun kamu sendiri sudah tidak mau berharap apapun lagi padanya.
"I just— protect her. Dia hampir mati di tangan Simmons!"
"You protected her by exchanging your life? You almost died just to protect her, Leon!" Kamu melepaskan tanganmu yang sedang digenggamnya. "Kau masih mencintainya, Leon. Kau masih terbayang-bayang olehnya."
Leon terdiam, kata-katamu benar. Ia hampir mati, hanya demi melindungi wanita itu. Dan kamu juga benar soal ia yang masih terjerat akan bayang-bayang wanita di masa lalunya, Ada.
Kamu menatapnya kecewa, lalu menyeret kopermu untuk keluar dari apartemen.
"We're over." Kamu keluar dari apartemen Leon yang sebelumnya kamu tempati juga, menulikan pendengaranmu karena pria itu meneriaki namamu.
Hanya tersisa Leon sendiri di apartemen yang luas. Ia berteriak frustasi lalu meninju dinding yang ada di hadapannya, membuat buku-buku jari tangannya mengeluarkan darah.
Dia memandang pintu dengan mata berkaca-kaca. Tak percaya dengan apa yang barusan terjadi kepada kalian.
