Tradisi perjodohan para petinggi untuk putra-putrinya mempertemukan Awan Raka Bumi dan Mentari Aulia Azahra, namun niat kedua keluarga tak semulus kenyataan di depan mata karena nyatanya Awan adalah pribadi yang pendiam dan susah didekati sedangkan...
Kisah cinta Kapten Regan yang mencintai Rengganis seorang janda beranak satu yang dipaksa cerai oleh sang mertua, derita Rengganis membuat Regan tersentuh hingga timbul keinginan untuk selalu melindunginya menjadikannya ratu dalam kehidupannya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Awan berdiri tegak disamping mobilnya didampingi Seno di sampingnya menunggu Mentari dan juga Gendhis yang masih belum kelihatan keluar dari kampus, setelah beberapa lama terlihatlah keduanya berjalan bersamaan dengan Mentari yang menuntun motornya.
Seno bergegas memanggil Gendis yang telah bersiap naik ke atas boncengan.
"Loh Mas Seno to! itu ada Mas Awan juga!"
Keduanya berjalan beriringan mendekati dua orang yang saat ini tengah tersenyum tipis melihat kedatangan mereka berdua.
"Sudah dari tadi Mas?"
"Nggak barusan kok!"
"Sen ayo cabut kamu bawa motor Tari yah biar Tari sama aku!"
"Siap Ndan!"
"Ya sudah buruan berangkat keburu hujan nanti!"
"Siapp!!!"
Mentari tersenyum simpul saat melihat Gendis dengan konyolnya mengedipkan sebelah mata padanya.
"Kenapa tersenyum sendiri!"
"Itu si Gendis biasalah dengan kekonyolannya!"
"Pingin kemana nanti sore mumpung aku lagi free nggak ada kegiatan!"
"Lihat nanti saja Mas takutnya malah hujan lagi!"
"Nggak apalah Dek kan pakai mobil!"
"Iya sih! tapi nanti ajalah Mas!"
"Kenapa kok lemes gitu sakit kamu?"
"Biasalah Perempuan!"
"Lagi harinya!"
"Belum sih lagi mau tepatnya tapi justru itu yang bikin sakit!"
"Kalau begitu setelah sampai kamu istirahat saja!"
"Hu um!"
"Mas nggak marah kan?"
Awan menoleh lalu tersenyum bertepatan saat lampu lalulintas yang menyala.
"Kenapa harus marah Mas cuma ingin menyenangkan kamu kalau kamu lagi nggak enak badan yah nggak papa!"
Sesampainya di tempat tujuan Mentari terlihat turun dan langsung masuk kedalam sementara Awan memarkirkan mobilnya dari kejauhan terlihat Seno menghampirinya.
"Gimana bang jadi keluar nanti malam!"
"Lihat nanti sajalah Sen Nyonyaku lagi nggak enak badan lagi pula kita juga butuh istirahatkan malam nanti baru diputuskan!"
